Rabu, 30 Maret 2011

Crazy day again......


Terjaga pagi hari pukul 5, kuawali dengan setangkup doa, bersyukur pada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, bahwa kami masih diperbolehkan menikmati sehari lagi segala berkah anugerah Beliau. Ku cuci muka dan menuju ke dapur, mempersiapkan sarapan pagi bagi anggota keluarga. Mi goreng dan telur mata sapi melotot. Suami menyapu halaman dan menyiram tanaman kesayangannya. Simbok tiba dari rumah sebelah dan mulai mempersiapkan menu hari ini. Plecing kangkung, pindang bumbu bali dan telur dadar.

Pagi ini kurencanakan mengurus perpanjangan kartu tanda penduduk. Ku minta suami mengeluarkan kartu keluarga dari lemari, namun tak ditemukannya. Perlu15 menit buat membongkar dari tumpukan buku, baru menemukan kartu keluarga tersebut.

Setelah anak-anakku terjaga dan mempersiapkan diri, si sulung sarapan mi goreng nya, lalu berangkat menuju sekolah, SMA negeri I Denpasar. Kini dia duduk di bangku SMA kelas 1. Si bungsu bersiap dengan tas sekolah, untuk menuju ke tempat kursus nya, di rumah ibu guru Agung. Rencananya, akan kuantar si bungsu ke tempat kursus yang terletak di jalan raya Kerobokan, lalu langsung menuju ke kantor pengurusan perpanjangan kartu tanda penduduk yang sekaligus jadi satu dengan kantor camat Denpasar Barat, di jalan Gunung Agung Denpasar. Suami akan menyusul langsung ke sana.

Tiba di kantor camat pukul 7.45 pagi, dengan harapan akan mendapat pelayanan pertama, jadi aku dapat menyelesaikan banyak urusan lainnya. Namun ternyata suami baru tiba pukul 8.00, dan.... kartu keluarga belum di fotokopi. Aarrrgggghhh, harus keluar lagi untuk menggandakannya. Hmmm, maka kususuri perlahan sepanjang jalan Gunung Agung, mencari toko yang memiliki mesin fotokopi. Tak satupun yang buka. Padahal, bukankah... rejeki lebih sering tiba pagi hari? Ah, akhirnya kutemui Kantor Pegadaian di dekat pasar loak di jalan Gunung Agung tersebut. Kuberanikan diri memasuki kantor tersebut, dan memohon agar diijinkan untuk menggandakan kartu keluarga juga kartu tanda penduduk di sana. Ibu cantik berjilbab pegawai kantor Pegadaian itu sungguh ramah. Dia mau membantuku, bahkan menolak imbalan yang kuangsurkan. Segera kukebut laju motor untuk kembali ke kantor camat Denpasar Barat. Kulihat suami sedang menunggu sambil berbincang dengan dokter ahli syaraf berasal dari Tabanan yang juga merupakan dosen Universitas Udayana, sedang sekolah S3, Dewa Purwa.

Selesai membuat pasfoto, 10 menit kemudian, kartu tanda penduduk milikku dan suami selesai. Dia melanjutkan perjalanan ke kampus sastra UNUD, sedangkan aku ke gedung Pascasarjana, harus menyerahkan NPWP. Setiap mahasiswa Pascasarjana UNUD yang mendapatkan beasiswa BPPS harus menyerahkan bukti fotokopi NPWP nya. Hmmm, semakin rumit jalannya kini. Kami harus mempertanggungjawabkan kelanjutan studi kami.

Waktu sudah menunjukkan pukul 9.30, saat kuarahkan motor menuju ke Nusa Dua. Kini saatnya harus melaksanakan tugas lain. Tiba di kampus STPNDB, sudah ada dua mahasiswa yang menanti untuk proses bimbingan skripsi. IB Garlicka yang sempat terhenti proses bimbingannya karena rumahnya mengalami kebakaran, dia berharap bisa segera tuntaskan skripsi, sehingga bisa mengikuti wisuda bulan April nanti, dan si Diaz, dia sudah 3 kali bolak balik hanya untuk meminta tanda tangan. Salahnya, dia keliru menuliskan nama beserta gelar bagi pak Muliana, Kabag ADAK kami yang baru.

Pukul 3 sore, kumasuki kelas DIII MPH A smt 6. Hari ini adalah jadwal ujian tengah semester kami. Kuberikan mereka soal essay sebanyak 6 buah bagi mata kuliah yang ku asuh, Manajemen Sumber Daya Manusia. Pukul 5 kuliah berakhir. Dan..... akhirnya kukebut kembali laju motor astrea 400 tercinta untuk pulang ke rumah. Home sweet home.

Selesaikah sudah aktivitas untuk hari tersebut? Ahhh, belum. Setelah berkumpul dan saling bercerita tentang aktivitas sepanjang hari bersama anak-anak, mengecek se isi rumah, lalu kutelpon dua wanita cantik yang juga tetanggaku. Ibu Komang Astiti dan Ibu Dayu Puspadi. Kami merencanakan untuk membesuk Ibu Elly Indawati, yang juga merupakan tetangga kami di perumahan ini. Dia sudah seminggu opname karena kondisi kesehatannya drop, di rumah sakit Surya Husada kamar 412. Pukul 8 malam kami melaju bersama dengan mobil milik ibu Astiti, dan tiba kembali pukul 10 malam.

Wooow. Astungkara, Hyang Widhi Wasa.... kulalui lagi sehari dalam kehidupanku dengan sepenuh suka cita. Kurebahkan tubuh ini di peraduan, dan memejamkan mata. Aku perlu istirahat dalam damai......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar