Selasa, 07 Februari 2012

Purnima, Purnama bulan bulat penuh...











































Pagi ini.... adalah Purnima. Bulan Purnama, bulat penuh, Anggara Umanis Kuningan, 7 Februari 2012. Giliran kelompokku yang ngaturang banten bagi Padmasana di Perumahan kami.


Hmmm. Simbok belum tiba dari kampung halaman. Namun tugas menanti. Maka... Segera kumulai menyingsingkan lengan baju.... Memasak telor ceplok, membuat sayur, menanak nasi sudah terbantu dengan adanya magical cooker. Kemudian berpindah ke kamar mandi, menuntaskan satu ember cucian pakaian keluargaku. Kujemur rapi di tempat jemuran. Membangunkan Adi, karena dia merencanakan sembahyang Purnama bersama teman-teman sekolahnya. Sekolah mereka masih dalam suasana libur karena hari raya Galungan.Kusiapkan canang, dupa dan bokor cenik untuk dibawanya pergi nangkil bersama teman-teman sekolah....



Putra kedua ku yang sudah terjaga sejak tadi, asyik bermain dengan bola di halaman. Lalu dia minta ijin untuk bermain bersama para sahabatnya, anak tetangga perum juga. Mereka sedang membuat ogoh-ogoh. Ya, tidak lama lagi menjelang Hari Raya Nyepi, dan, Ogoh-ogoh sering kali jadi perlambang Bhuta Kala, segala nafsu angkara murka manusia yang di arak lalu dimusnahkan di Hari Ngerupuk, sehari sebelum hari raya Nyepi. Bersama teman-temannya, dia merencanakan bentuk, mengumpulkan berbagai bahan yang diperlukan, merakit dan mempersiapkan ogoh-ogoh mereka bersama. Mulai dari bambu, paku, kayu, tali, kampil bekas, palu. Ah haha.... kreativitas yang sungguh teruji dan terbukti. Disana juga mereka mengaplikasikan ilmu manajemen dan berbagai teori kepemimpinan yang bahkan belum pernah mereka ketahui....


Waktu sudah menunjukkan pukul 8 tatkala laju motorku menyusuri jalan raya menuju Nusa Dua. Hmmm, udara cerah lumayan bersahabat. Smoga hari ini tidak turun hujan. Tiba di Nusa Dua, dua bimbingan mahasiswa sudah menanti, mereka mengambil topik skripsi tentang motivasi.




Pukul 10, ayu, simbok yang masih terhitung cucu suami mengirim short messaging service via mobile phone ku.... "Bu, tlong jemput ya? Ayu sudah mau sampai di terminal Ubung, muntah-muntah karena masuk angin" Hla.... aku masih di Nusa Dua,.




Ehm... ini hanya sekelumit dari jutaan kisah mengenai seorang perempuan yang menikah, memiliki anak, dan harus bekerja sekaligus mengurus rumah tangga. Hehehe.... ditambah lagi, sedang melanjutkan pendidikan. Simbok jadi asisten yang membantu menyelesaikan segala urusan rumah tangga. Ah.... nikmati sajalah. Jika dipikir terlalu jauh, bisa stres. Bukan kah.... hidup ini indah bila kita bisa melihat dan mengambil sisi positif serta menyenangkan dari banyak situasi dan kondisi di sekitar kita pula....




Kuminta Ayu numpang ojek ber motor dari terminal Ubung menuju rumah ku yang terletak di Denpasar Barat. Lalu aku melanjutkan kerja hingga pukul satu siang. Pamit, karena harus mempersiapkan banten Purnama.




Tiba di rumah, waktu menunjukkan pukul 3 sore. Hmmm, panas terik, siang sungguh menyengat. Suami juga baru tiba dari kantornya. Adi belum terlihat, karena sehabis bersembahyang bersama, dia bersama teman-teman melanjutkan bepergian ke Nusa Dua. Yudha sedang berkumpul bersama teman-teman, menyelesaikan rancangan Ogoh-Ogoh mereka. Ayu sedang membersihkan Rebung, tunas muda bambu, untuk dioleh menjadi sayur. Ah.... Sungguh sebuah keluarga dinamis dengan segudang aktivitas yang menghebohkan.




Kuselesaikan banten ku. 4 buah pejati. Dua pejati akan kuhaturkan di Padmasana perumahan kami, dua lagi untuk di rumah kami sendiri. Dan... pukul 6 usai sudah semua aktivitas yang berkaitan dengan persembahyangan kami di rumah, juga di perumahan. Kuputuskan bakal bersembahyang ke Pura Masceti Ulun Tanjung dan Pura Petitenget yang terletak di pantai Kerobokan. Maka, kusiapkan lagi canang dan dupa yang bakal kami bawa. Kali ini hanya Ayu dan diriku, karena Yudha menolak untuk ikut. Meskipun Ayu baru tiba siang ini dari kampung halaman, namun dia bersikeras ingin ikut bersembahyang denganku. Hmmm, niat tulus untuk menghampiri rumah Beliau. Tanamkan hal-hal baik, maka dikau akan menuai hal-hal baik pula.....



Dengan mengendarai motor, berkebaya dan berkain, membawa seperangkat sarana bersembahyang, kami mengarahkan laju motor menuju Pantai Petitenget. Hmmm, bersyukur udara cerah di sore hari dengan tiupan angin sepoi membuat kami tidak merasa terganggu dengan hawa panas. Ombak bergulung di bibir pantai, Sapaan Pura yang menjulang megah di depan kami, dan para pemedek yang tangkil menghadap Hyang Widhi, sungguh menghadirkan nuansa spiritual nan indah dalam menghantar puja dan puji yang kami lantunkan....




Tuhan.....


Aku hadir melaporkan sgala penatku


Lelah dan pedih yang kupikul teramat berat


Jangan pernah abaikan aku di setiap genggaman kasihmu...


Jadikan aku anakMu terkasih.




























Tidak ada komentar:

Posting Komentar