Minggu, 27 Oktober 2019

Dari STPNDB ke Poltekpar Bali



Martin Luther King Jr. Aktivis HAM AS pernah berkata, “Jika anda bisa membuat orang lain tertawa, anda akan mendapatkan semua cinta yang anda inginkan”….. Maka, mari tertawa bersama, menebar kebaikan dan kebahagiaan di sekeliling kita.

Sebagai sebuah lembaga pendidikan, sudah tentu Poltekpar Bali mengalami banyak peristiwa juga, baik suka dan duka, bersama-sama dalam segala perjuangan, baik diantara para pegawai, dosen, mahasiswa. Tidak melulu tercapainya juara dan jawara, prestasi dan kompetensi yang diharapkan. 

Perkembangan lembaga ini mengawali sejarahnya pada tahun 1972. Sebagai suatu upaya mengantisipasi perkembangan kepariwisataan Bali, Pemerintah Indonesia melakukan kerjasama dengan UNDP dan ILO melaksanakan studi kelayakan. Salah satu output studi tersebut adalah rekomendasi untuk membangun lembaga pendidikan dan pelatihan perhotelan dan kepariwisataan yang mampu menghasilkan SDM Pariwisata yang profesional. Sebagai tindak lanjut dari rekomendasi studi tersebut, maka di bentuk Pusat Pendidikan Perhotelan dan Pariwisata Bali (P4B) yang ide pembangunannya dicetuskan pada tanggal 25 Januari 1975.
Secara historis, hingga saat ini STP Nusa Dua Bali telah mengalami beberapa perubahan dalam hal pucuk pimpinan, lokasi kampus, dan lembaga yang menaungi. Secara kronologis, pucuk pimpinan P4B / BPLP / STPNDB / Poltekpar Bali adalah sebagai berikut:
  1. Drs. I Gde Ardika (1978 – 1985);
  2. Drs. Nyoman Bagiarta (1985 – 1992);
  3. I Gde Widjana (1992 – 1998);
  4. Prof. Dr. Dra. N.K. Mardani, MS (1998 – 2000);
  5. Drs. Sumekto Djajanegara (Januari – Agustus 2000);
  6. Drs. I Gusti Putu Laksaguna, CHA, M.Sc (Agustus 2000 – April 2002);
  7. I Made Sudjana, SE., MM., CHT (April 2002 – Juni 2010);
  8. Dr. I Nyoman Madiun, M.Sc. (23 Juni 2010 - 28 Januari 2013)
  9. Drs. Dewa Gde Ngurah Byomantara, M.Ed. (28 Januari 2013 – 21 Oktober 2019)
  10. Drs. Ida Bagus Putu Puja, M.Kes. (21 Oktober 2019 - …)
Bila NHI (STP Bandung) dimaksudkan untuk menyiapkan kader pariwisata kawasan Indonesia Barat, lembaga pendidikan P4B dimaksudkan untuk menyiapkan kader/insan pariwisata profesional untuk kawasan Indonesia Timur, dan juga memenuhi kebutuhan industri pariwisata dan perhotelan yang ada di Bali. Kampus lembaga pendidikan P4B di bangun di atas tanah seluas sekitar 7 ha di kawasan wisata Nusa Dua. P4B merupakan salah satu unit pelaksanaan dari PT. Pengembangan Pariwisata Bali atau Bali Tourism Development Corporation (BTDC) yang mengelola kawasan wisata Nusa Dua. Setelah penyusunan kurikulum pendidikan selama tahun 1976-1977, maka pada tahun 1978 lembaga ini mulai melaksanakan kegiatan pendidikan dan pelatihan (Prevocational Training Programme) bagi 120 orang tamatan Sekolah Dasar atau Siswa Drop Out SLTP yang berasal dari Bualu, Tanjung, Sawangan, Bukit dan Jimbaran. Pada tahun 1978 mulai menerima mahasiswa reguler dari lulusan SMA dan yang sederajat.
Pada tanggal 22 Januari 1982 pengelolaan P4B dialihkan dari PT. BTDC kepada Badan Pendidikan dan Latihan Departemen Perhubungan sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Perhubungan nomor: 303/DL. 005/ PHB-81 tanggal 18 Desember 1981, tentang pendirian Balai Pendidikan dan Latihan Pariwisata (BPLP) Bali. Melalui surat tersebut, P4B dirubah namanya menjadi Balai Pendidikan dan Latihan Pariwisata Bali yang disingkat BPLP Bali.
Pada tahun 1983 sesuai Surat Keputusan Menteri Pariwisata, Pos, dan Telekomunikasi (Deparpostel) No: Km.08/OT.083/PPT-83 tentang Organisasi dan Tata Kerja Deparpostel, pengelolaan BPLP Bali dialihkan pada Departemen Pariwisata, Pos, dan Telekomunikasi. Pada periode ini pendidikan dan pelatihan perhotelan dan pariwisata untuk program reguler dikonsentrasikan pada jenjang Diploma I, II, dan III. Konsentrasi program tersebut disesuaikan dengan (a) kebutuhan industri pariwisata saat itu yang sebagian terbesar memerlukan tenaga pelaksana, penyelia, hingga kepala bagian dan (b) kemampuan lembaga untuk menyiapkan insan pariwisata dan perhotelan profesional pada jenjang tertentu.
Sebagai antisipasi atas perkembangan industri pariwisata ke depan dan tuntutan industri pariwisata akan SDM pariwisata tingkat pimpinan yang profesional, maka status BPLP Bali ditingkatkan menjadi Sekolah Tinggi Pariwisata yang disingkat STP Nusa Dua Bali dengan konsentrasi program pendidikan dan pelatihan pada jenjang diploma III dan IV. Peningkatan status BPLP menjadi STP didasarkan atas Keputusan Presiden Nomor 102 tahun 1993.
Peralihan dari Sekolah Tinggi Pariwisata Nusa Dua Bali menjadi Politeknik Pariwisata Bali, dan pemberhentian Ketua STPNDB, Drs. Dewa Gde Ngurah Byomantara, M.Ed.,  serta pengangkatan Direktur Poltekpar Bali, Drs. Ida Bagus Putu Puja, M.Kes., dengan berdasar Surat Keputusan Menteri Pariwisata RI, Arief Yahya, Nomer. KM.308/KP/04/MENPAR/2019.
Erich Fromm, Pakar Sosiologis, Psikologi Sosial, Filsuf Humanis, berkata,
"Di masa lalu, pemimpin adalah bos. Namun kini, pemimpin harus menjadi partner bagi mereka yang dipimpin. Pemimpin tak lagi bisa memimpin hanya berdasarkan kekuasaan struktural belaka." 
Hal ini membimbing kita semua, bahwa pemimpin dan yang dipimpin harus selalu bersinergi dengan cara-cara inovatif dan kreatif, bukan lagi dengan pola-pola otoriter dan monoton, atau kaku. Sebagai sebuah lembaga pendidikan, Politeknik Pariwisata Bali tidak terlepas dari berbagai aspek yang ada di dalamnya, sumber daya berupa Teknologi dan informatika, tenaga pengajar, dosen, pegawai, mahasiswa, dan masyarakat serta lingkungan dimana mereka berada.
Lokasi Kampus
Kampus Politeknik Pariwisata Bali berlokasi di Jl. Darmawangsa, Kampial Nusa Dua, Kabupaten Badung sejak tahun 2000. Sebelumnya, kampus ini berada di kawasan pariwisata ITDC, Desa Bualu sejak tahun 1978.

Lembaga-lembaga yang menaungi Politeknik Pariwisata Bali
Perubahan Lembaga yang menaungi Politeknik Pariwisata Bali terus berlanjut yakni dari BTDC, Departemen Perhubungan, Departemen Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi, Departemen Pariwisata, Seni dan Budaya, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, dan kini bernaung di bawah Kementerian Pariwisata

Visi
Menjadi Pusat Unggulan dalam Bidang Pendidikan Tinggi Hospitaliti, Kepariwisataan, dan Perjalanan di kawasan Asia Pasifik.

Misi Politeknik Pariwisata Bali
  1. Menciptakan SDM yang unggul dan memiliki kompetensi di bidang Hospitaliti, Kepariwisataan, dan Perjalanan melalui pendidikan dan pelatihan jalur vokasi, akademi, dan profesi.
  2. Melaksanakan penelitian yang unggul dan berguna bagi masyarakat di bidang Hospitaliti, Kepariwisataan, dan Perjalanan.
  3. Melaksanakan pengabdian pada masyarakat di bidang Hospitaliti, Kepariwisataan, dan Perjalanan untuk mendorong tumbuhnya ekonomi kreatif.
  4. Menjalin hubungan kerjasama dengan pemangku kepentingan di bidang Hospitaliti, Kepariwisataan, dan Perjalanan.
Tujuan Politeknik Pariwisata Bali
  1. Menghasilkan mahasiswa yang kompeten di bidang Hospitaliti, Kepariwisataan, dan Perjalanan.
  2. Menghasilkan hasil penelitian yang unggul di bidang Hospitaliti, Kepariwisataan, dan Perjalanan.
  3. Meningkatnya kompetensi, daya kerjasama, dan produktivitas masyarakat di bidang Hospitaliti, Kepariwisataan, dan Perjalanan.
  4. Terjalinnya kerjasama dengan lembaga pendidikan, instansi pemerintah, asosiasi profesi, industri Hospitaliti, Kepariwisataan, dan Perjalanan.
Kebijakan Mutu
Surat yang dikirim oleh LO UNWTO, Lucy Garner, tertanggal 18 Maret 2015, membuktikan hasil yang diperoleh lembaga pendidikan Politeknik Pariwisata Bali terkait TedQual Certification Process.

“It is a great pleasure for me to attach the official notivication of Results of The UNWTO Tedqual Certification Process your Institution applied for. I would like to congratulate you and the whole team there for the excellent result. I am also attaching the final audit report in which we include our recommendations for the future”.

Sebagai Perguruan Tinggi Negeri di bidang pariwisata, Politeknik Pariwisata Bali wajib memperoleh akreditasi oleh BAN–PT sebagai jaminan bahwa mutu pendidikan di Politeknik Pariwisata Bali diakui dalam skala nasional. Sedangkan TedQual adalah akreditasi yang dikeluarkan oleh United Nation’s World Tourism Organization (UNWTO) Themis Foundation untuk Lembaga Pendidikan Pariwisata. Terakreditasinya Politeknik Pariwisata Bali oleh UNWTO Themis Foundation mengindikasikan bahwa kiprah alumni di dunia Internasional akan semakin diakui.

Di awal tahun 2015, Politeknik Pariwisata Bali (STPNB) berhasil meraih prestasi gemilang dengan memperoleh akreditasi dari BAN-PT, TedQual dan Sertifikasi ISO 9001:2008. Keberhasilan ini merupakan merupakan hasil kerja keras dan perjuangan panjang dari seluruh Civitas Akademika Poltekpar Bali.

Politeknik Pariwisata Bali juga berhasil meraih sertifikasi ISO 9001:2008 sebagai bukti unggulnya mutu yang dimiliki oleh Poltekpar Bali. ISO 9001:2008 adalah Standar Internasional yang digunakan untuk menetapkan kebijakan dan sasaran mutu (quality objective) serta pencapaiannya yang bisa diterapkan dalam setiap jenis organisasi/perusahaan berdasarkan persyaratan 8 klausul ISO 9001:2008.  STPNB telah memperoleh sertifikat akreditasi oleh BAN-PT, TedQual dan ISO 9001:2008 merupakan bukti bahwa seistem penjaminan mutu telah berjalan dengan baik. Diharapkan kedepannya prestasi ini akan mampu dipertahankan dan ditingkatkan demi mewujudkan Visi Poltekpar Bali sebagai Pusat Unggulan dalam Bidang Pendidikan Tinggi Hospitaliti, Kepariwisataan, dan Perjalanan di Kawasan Asia Pasifik.

Sertifikasi kompetensi yang juga dibekalkan pada para mahasiswa Politeknik Pariwisata Bali membuktikan kesungguhan lembaga pendidikan ini dalam hal kualitas mahasiswa dan lulusan melaksanakan aktivitas di tengah masyarakat luas. Sertifikasi kompetensi merupakan pengakuan kompetensi atas prestasi kelulusan yang sesuai dengan keahlian dalam cabang ilmunya dan/atau memiliki prestasi di luar program studinya. Sertifikat diterbitkan oleh perguruan tinggi bekerjasama dengan organisasi profesi, lembaga pelatihan, atau lembaga sertifikasi yang terakreditasi kepada lulusan yang lulus uji kompetensi. 
Sertifikat kompetensi sangat penting bagi para mahasiswa dan lulusan Poltekpar Bali, sebagai bukti kompeten di bidang terkait pariwisata dan perhotelan, dan pada bidang pekerjaan tertentu. Terkait dengan hal tersebut, pendidikan dan pengembangan seluruh komponen sumber daya manusia di Poltekpar Bali selalu ditingkatkan.Termasuk langkah-langkah  pengembangan sumber daya manusia berupa perlunya asesor kompetensi yang kompeten dan profesional.
Kompetensi tidak juga berarti bahwa orang yang berkompeten akan selalu terhindar dari masalah dan situasi konflik. Kompetensi berarti kita siap menghadapi segala kemungkinan yang akan terjadi, dan akan selalu berusaha sepenuh semangat, selalu kreatif, dalam mencari solusi, bekerja sama, di mana pun berada, dengan cara bagaimanapun.
Mahasiswa lainnya juga, memiliki prestasi masing-masing, karena setiap orang memiliki karakter unik, perbedaan yang mampu menjalin harmoni indah di dalam diri, di antara mereka, dan juga di tengah masyarakat, yang mampu menghasilkan segudang prestasi unik pula. Bukan hanya prestasi yang terukur dan terlihat mata saja, namun pula dalam banyak bidang prestasi-prestasi berkualitas lainnya. 
Yang teranyar adalah Juara pertama Flower Arrangement Competition yang diadakan oleh Housekeeping Community, dalam rangka The 2nd Housekeeping Expo, bertempat di Hotel Four Point by Sheraton di Ungasan. Pada perlombaan kali ini, STP diwakili oleh para mahasiswi dari Program Studi Administrasi Perhotelan semester 3 kelas A, Sinthya Dennis dan Tarisa  Murdiasa. Ini sekaligus menjadi Hadiah bagi Lembaga Pendidikan kami, Politeknik Pariwisata Bali, yang baru beralih nama pada Hari Senin, 21 Oktober 2019, melalui SK.Men.No. KM.308/KP.304/MENPAR/2019, tertanda Arief Yahya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar