Selasa, 08 Oktober 2019

Bunda Asti dan serpihan cinta yang hilang kini berjumpa





असतो मा सद्गमय
तमसो मा ज्योतिर्गमय 
मृत्योर्मा अमृतं गमय 
शान्तिः शान्तिः शान्तिः 


Terkadang, Hidup tidak berjalan mudah dan ramah bagi kita. Terpisah bertahun-tahun lamanya dengan orang yang disayangi, dengan saudara kandung, tanpa diketahui keberadaannya, bahkan, diperkirakan sudah meninggal. Hal ini tentu membuat hati hancur dan galau berkepanjangan.

Demikian pula yang dialami oleh bunda Asti sekeluarga. Memiliki kakak kandung yang entah berada dimana. Terlahir dan besar bersama, empat bersaudara. Salah satu kakak lelaki entah berada dimana. Bunda Asti tinggal di Surabaya. Berkali pulang ke Bali, melacak keberadaan sang kakak, namun selalu gagal.



Kebetulan saja, kami berjumpa di saat pesta pernikahan Ni Kadek Dimas Paramitha, S,Pd., dan Dewa Yudi Saputra, S.Pd., di Banjar Gingsir, Desa Akah, Klungkung, Rabu, 9 Oktober 2019. Kadek Dimas merupakan putri dari Nyoman Kantha Adnyana, SH., dan Bunda Putu Suharningsih. Kebetulan pula kudengar Bunda Asti berencana ke Nusa Dua melacak kembali keberadaan kakak lelaki. Pernah ada saksi yang mengaku melihat keberadaan sang kakak, dan ini menjadi clue, pertanda, bahwa kakak lelaki masih hidup. Kutawarkan untuk menghantar beliau melacak sang kakak.



Waktu sudah menunjukkan pukul 14.30. kami masih di Banjar Gingsir, Klungkung. Bunda Asti bersama Mbak Yanti mengendarai mobil. Aku sangat paham bahwa di saat hari kerja dan jam kerja begini, situasi perjalanan bisa sangat macet karena lalu lalang kendaraan dan orang yang bepergian, apa lagi Nusa Dua merupakan destinasi di Bali.


Setelah menikmati tipat cantok dan rujak gula bali serta es gula di Desa Akah, juga mampir sejenak untuk berganti pakaian di rumah Bunda Nengah, kami melanjutkan perjalanan. Waktu sudah menunjukkan pukul 17.30 di saat kami bergerak meninggalkan Klungkung. Aku mengendarai motor tercinta, Bunda Ratu, mbak Yanti, dan Bunda Asti mengendarai mobil. Jarak Klungkung – Denpasar kami tempuh dalam waktu satu jam. Kami tiba di Resto Bubu Bali pukul 18.30. 



Berganti kendaraan, kami memutuskan bermotor ria berempat menuju Nusa Dua, agar tidak terjebak kemacetan parah rombongan wisatawan, murid sekolah dan pekerja yang baru pulang kerja. Aku bergandengan dengan Bunda Asti, mbak Yanti berboncengan dengan Bunda Ratu. Satu jam pula kami tempuh dengan berkendaraan motor. Menyusuri perjalanan panjang, melalui jalan raya tol Bali Mandara. Tanpa jaket penahan dingin bagi Bunda Asti, hanya dapat meminjam satu helm dari karyawan Bunda Putu Suharningsih di Resto Bubu Bali, maka hanya Bunda Asti yang mengenakan helm, sedang Mbak Yanti mengenakan jumpsuit sebagai penutup kepala.


Hanya berbekal clue alamat warung ikan bakar, satu-satunya, dan buka sore hari, di sebelah hotel Kopi di jalan raya Taman Giri nomer 2. Aku mencoba memahami situasi, jiwa detektif ku bekerja, semangat keras kepala memaksa untuk segera mulai bekerja, niat humanis mendorong untuk membantu hingga tuntas. Ku katakan pada Bunda Ratu, “Mari kita membantu sahabat hingga dapat, berjumpa dengan kerabat beliau”.


Waktu menunjukkan pukul 20.15 malam, saat berhasil kami temukan warung ikan bakar yang dimaksud. Sang kakak sedang membakar ikan. Mereka saling berpelukan, menyapa dan bertutur kata, seolah enggan terpisah lagi. Kami berpandangan dengan tatap bahagia……

Pukul 21.15, saat kami berpisah. Masih satu jam perjalanan kembali yang harus kami tempuh menuju Resto Bubu Bali yang terletak di jalan IB Mantra, mengantar Bunda Asti dan Mbak Yanti untuk mengambil mobil mereka.  Kubayangkan, berikutnya masih satu jam tiga puluh menit lagi berkendara, sebelum Bunda Ratu tiba di peraduan rumah tercinta, berjumpa sang putra yang menanti dengan kerinduan untuk mama tercinta.


Namun di atas itu semua, keyakinan ku semakin kuat tertanam di dalam hati. Aku selalu percaya kekuatan doa, cinta dan usaha dalam menggapai cita-cita….. Terkadang, hidup tidaklah mudah dan ramah bagi kita. Tidak berjalan seindah harapan dan keinginan yang kita impikan. Terpisah jauh dengan saudara kandung, tidak ada beritanya, menghilang bertahun-tahun, bahkan, dianggap sudah meninggal. Kerinduan mendalam dan keyakinan suatu saat akan berjumpa kembali. Ahh…. Aku percaya kekuatan doa dan cinta, akan selalu mempersatukan kita, meski raga tidak bisa selalu bersama…..


Om Asato Ma Sadgamaya
Tamaso Ma Jyotirgamaya
Mrtyorma Amrtam Gamaya
Om Shanti Shanti Shanti
   
Lead me from the unreal to the real.
Lead me from darkness to light.
Lead me from death to immortality.
Om Peace Peace Peace.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar