Selasa, 03 Agustus 2010

Dan.... Brondong Itupun Menangis....


Setelah selesai dengan urusan bimbingan skripsi bbrp murid, ke Gedung Rektorat dan Ruang Koperasi, kuputuskan meninjau situasi dan kondisi ke lapangan. Aku, bu Mir, dan bu Tri. Kami bukan termasuk panitia, namun rasa memiliki, keinginan untuk memberikan dorongan yang memotivasi para panitia dan mahasiswa yang diperbantukan sebagai panitia, dan mahasiswa baru, membuat kami ingin hadir bersama mereka.


Kami bergerak menuju Aula, melihat situasi ruang sekretariat dimana terlihat para mahasiswa senior sebagai bagian dari panitia PDSP 2010 - STPNDB berkumpul dan melaksanakan tugas masing-masing. Lalu menyusuri lapangan, dimana lebih dari 700 an mhs baru sedang jalani proses pembinaan dasar sikap dan profesi di bawah arahan dan bimbingan dari tim Polda Bali.

Kemudian kami bergerak meninjau ruang dimana P3K berada, di bagian dalam Aula. Ada Brando disana yang menguasai ruangan. Terdapat beberapa mahasiswa yang sedang berbaring. Dua orang mahasiswi yang belum sembuh benar dari sakit flu dan demam, namun bersikeras mengikuti program PDSP. Dan, ada seorang mahasiswa. Dia mengeluhkan sakit perut, lalu, mulai menangis....

Aku jadi ingat anakku, Adi. Sang putra sulung. Dia sempat menangis karena tidak siap terhadap beban tugas dan tekanan mental yang dihadapi pada saat dua hari pertama mengikuti MOS di sekolahnya, Smansa Denpasar, tanggal 10 - 17 Juli 2010 yang baru lalu. Ehm, putraku, yang sudah kutahu, dia bakal cukup terguncang alami peristiwa tersebut, namun memang harus dia hadapi ujian ini, untuk menguatkan pribadinya sebagai pria tangguh dalam hadapi berbagai badai kehidupan.

Ah, kutanya perlahan mahasiswa yang sedang menangis di Aula pada hari kedua PDSP berlangsung ini. Apakah merasa sakit hati atas perlakuan Raka dan Rakanita. Apakah karena ada permasalahan lain yang dia hadapi dan sedang mengganggu pikirannya. Hmm, dia bilang dia masih memiliki hubungan saudara dengan salah satu dosen disitu. Bu Lis adalah tantenya. Dia berasal dari Gianyar. Dan... dia kangen pada keluarganya, pada bapak dan ibunya. lalu dia bertanya, apakah ada kemungkinan dia bisa bertemu dengan orangtuanya sebelum perkuliahan dimulai minggu depan, dan mereka disibukkan dengan berjibun tugas dalam perkuliahan, baik teori maupun praktek. Dia ingin pulang sejenak ke Gianyar.

Ah ha...
Terkadang, sungguh berat bagi seseorang, terpisah dari situasi lingkungan dimana dia merasa aman, stabil dan menyenangkan dirinya. Bahkan, walau itu tidak terpisah jauh sekalipun. Maka kujelaskan padanya. Brando berasal dari Papua, harus mandiri karena terpisah jauh dari keluarga. Banyak sahabat yang juga alami dan rasakan hal yang juga dia alami saat ini.

Ehm...
Ribuan peristiwa dan kejadian yang telah, sedang, dan akan mewarnai perjalanan kehidupan kita. Semoga ini semua semakin membuat kita semakin bijak dan arif dalam menyikapi ini semua. Dan.. bukannya malah bersikap munafik, melarikan diri dari tanggungjawab, atau gampang menyerah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar