Rabu, 25 Agustus 2010

Hari Berakhir dengan Heboh Bareng Ibu Dayu, Rabu, 25 Agustus 2010

Rabu, 25 Agustus 2010. Pagi hari telah kuselesaikan urusan rumahtangga, dengan cuci baju dan persiapan anak sulung yang berangkat sekolah. Rencana hari ini adalah samsat motor, bayar asuransi, penggantian kartu askes, lalu mengajar pukul 11 di kelas MAH Smt 5, dan D III MTH Ekstensi / Smt 1 di malam hari. Hmm, what a day...



Sesungguhnya, pengurusan samsat motor sangat menyenangkan, jika kita tahu cara yang tepat. Datang lebih pagi, mengurusnya sendiri, dengan seluruh berkas yang telah disiapkan sebelumnya, dan... tanpa jalur calo. Dari BPKB asli dan fotokopi, STNK dan bukti pembayaran pajak tahun sebelumnya, KTP asli dan fotokopi si pemilik motor. Dijamin, lancar.

Suamiku paling malas jika berurusan dengan hal-hal administrasi seperti ini. Lebih gampang baginya menitipkan kepengurusan pada sebuah biro jasa, walau mungkin membutuhkan waktu lebih lama karena harus mengunjungi mereka lagi. Tapi bagi ku, enjoy aja lageee. Kenapa pula harus mempermasalahkan hal ini, jika sang istri bisa membantu mengurus diri dan keluarga nya untuk memperlancar dan mempermudah setiap urusan.

Setelah selesai samsat motor yang memakan waktu satu setengah jam hingga selesai, bergerak bayar asuransi di Sequis Life yang terletak di daerah Renon. Baru kusadari, sudah lewat dari satu bulan sejak tanggal jatuh tempo. Aaaarrhhh, terlewatkan gara-gara berjibun kesibukan. Hmm, ga mengapa lah. Ikut asuransi juga demi sebuah masa depan yang lebih baik lagi. Caileee. Dan, meluncur ke arah Nusa Dua. Kampus STPNDB menanti. Jejeran pagar megah di bagian depan menyambut dengan tegak berdiri angkuh. Hmmm.

Pukul sebelas, sudah mejeng di depan kelas DIV MAH Smt 5. Berbicara mengenai Psychology of Service. Baru pengenalan berbagai aspek yang melingkupinya, dan juga sistem perkuliahan yang bakal dilalui para mahasiswa bersama ku selama satu semester ini. Pukul 16.00, gantian kelas DIII MTH Smt 1 yang mendapatkan giliran mendengarkan suara merduku, eh hehehe...

Pukul 18.00, seluruh rangkaian kegiatan untuk hari itu berakhir. Setelah merapikan buku untuk persiapan mengajar keesokan hari, aku bergegas bersiap untuk pulang. Kulihat Ibu Dayu Widawati duduk sendiri di ruangannya. "Menunggu bis berangkat nanti, pukul 8 malam" Sahutnya saat kutanya. Kutawarkan untuk ikut bareng denganku, naik sepeda motor astrea 800, dan bisa tiba lebih awal di rumah, daripada pukul 20.00 malam ikut transportasi kantor, bus. Belum lagi macet di jalan, harus ikut rute keliling mengantar teman lain. Hmmm.

Jadilah.... Bu IA Widawati mengenakan jilbab dari slayernya, duduk di boncengan sepeda motorku, dan kami segera beranjak menembus jalan raya By Pass Ngurah Rai, menuju Pegok, Sesetan. Disana, dalam sebuah Taft Cokelat, menunggu suaminya untuk menjemput dan pulang ke rumah mereka.

Hmmm, ada banyak wanita-wanita tegar yang kukenal dalam sepanjang perjalanan hidupku. Tidak perlu merujuk wanita lain yang juga terkenal karena perjuangan mereka di berbagai penjuru dunia. Di sekitar kita, terkadang mereka hadir untuk mengingatkan kita, bahwa perjuangan akan selalu ada, sepanjang kehidupan, dalam meraih cita dan cinta. Antara Pendidikan dan pekerjaan mereka, antara keluarga dan sahabatnya, antara anak atau kebutuhan diri sendiri, antara kesehatan dan kebutuhan orang lain, antara upacara dan tuntutan masyarakat, antara nafsu dan emosi yang melanda jiwa, antara pagi dan siang hari. Majulah, wahai wanita, tunjukkan kompetensi mu yang sesungguhnya, bukan semata hanya karena bermodal cantik, air mata, dan dana semata....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar