Minggu, 29 Agustus 2010

Pertemuan Orang Tua Murid dan Guru, Sekolah Oh Sekolah...

Minggu, 29 Agustus 2010. Setelah urusan keluarga beres, dan luangkan waktu bercengkerama bersama keluarga, bersiap pergi. Suami paling males jika acaranya basa-basi dan remeh temeh. Maka, si Emak saatnya berubah jadi Menlu RT. Hayu, berubaaahh... Pukul 9 pagi, jadwal pertemuan Orang Tua Murid dan Guru di SMANSA Denpasar. Biasa... membahas berbagai rencana anggaran dan pembiayaan yang berkaitan dengan Proses Pembelajaran, berbagai aktivitas sepanjang tahun, Kurikulum di sekolah anak tercinta, de el el, de el el....

Tiba pk 9.00, di SMANSA Denpasar yang memiliki semboyan Karmany Eva Dhikaraste Maphalesu Kadhacana ini, terlihat lumayan banyak pula ortu yang hadir. Banyak pula kaum ibu yang hadir tanpa didampingi para bapak, dengan berbagai alasan. Berbagai wajah ceria terlihat di sana. Ada Prof. Ramantha yang dekan FE Unud sekaligus sebagai Ketua Komite SMANSA, walau tidak ada anaknya lagi yang bersekolah di sana. Ada juga, Prof. Maba. Yang tidak hadir selaku anggota Komite adalah Prof. Dasi Astawa. Ada jajaran guru yang menjadi wali kelas satu SMANSA. Ada juga orangtua murid yang ku kenal. seperti Kepsek SDN 3 dimana anakku bersekolah, di Padang Sambian Kelod. Prof. Parimartha, guruku di Program S3 Pasca Sarjana Kajian Budaya di UNUD. Mantan PD II FT UNUD, dan masih banyak lagi lainnya.

Kepsek SMANSA Denpasar, Pak Tumbuh yang akan pensiun se tahun lagi, mengawali dengan berbagai kata pengantar, memperkenalkan berbagai jejeran dan jajaran pemimpin, serta para guru yang ada di SMANSA. Beliau juga menjelaskan berbagai progam perencanaan dan pelaksanaan serta evaluasi yang ada di SMANSA. Kemudian Prof. Ramantha memberikan uraian tentang fungsi dan tugas dari Komite Sekolah. Akhirnya, besaran biaya yang dibutuhkan untuk pelaksanaan selama se tahun yang akan datang.

Di sebelahku, duduk seorang ibu. Bekerja sebagai staf di Suman Tours & Travel, suaminya seorang dokter mata. Berkomentar, hidup sudah semakin berat. Biaya-biaya sungguh tidak terduga. Apa yang kita rencanakan sering meleset dan berjalan tanpa terduga. Di belakangku duduk seorang bapak yang bertugas di Dinkes. Anak pertamanya kini berada di FK UNAIR, masuk dengan biaya 150 juta, Kelas Khusus. Biaya yang dijanjikan hingga tamat dan meraih gelar sebagai Dokter. Di depanku duduk seorang dosen UNUD mantan PD II, anak pertamanya di FK UNUD, lulus PMDK di FK UNUD, juga mantan siswa SMANSA, dan "cukup" membayar Rp. 29.500.000,00 untuk masuk ke FK UNUD. Di sisi yang lain, duduk se kumpulan ibu yang anaknya kini mulai masuk klinik dan jadi mahasiswa praktek setelah menempuh sekian tahun di FKG UNUD. "Perlu biaya besar", demikian komentar singkatnya.

Hmmm. Benar apa yang telah dituturkan oleh Prof. Maba, setelah Prof. Ramantha selesai menguraikan informasinya. Sungguh, tidak ada pendidikan murah, bahkan gratis. Setiap orang tua menginginkan yang terbaik bagi anak-anaknya. Namun kini, beban hidup sungguh kian berat. Banyak orangtua yang kuajak diskusi, membenarkan situasi dan kondisi ini.

Duhh... Tuhan. Bantu kami dan anak-anak kami untuk jalani ini dengan se baik mungkin. Pintar, bijak, kesempatan dan keberuntungan hanya sebagian aspek yang bisa tentukan keberhasilan tiap orang lulus jalani tiap ujian dan godaan.

Jumat, 27 Agustus 2010

Gerakan Bersih Pantai, Uji Sidang dan... Bengkel.


Dapatkan dua surat penugasan dalam satu hari? Ehm, selama masih bisa berjalan dengan lancar, dan.. yakin kita sanggup lakukan, knapa harus takut? Adrenalin yang berpacu dan memancing semangat untuk jalani ini semua. Hmmm, bukankah, setiap dari kita, perlu faktor pemicu untuk memotivasi diri dalam mencapai prestasi maksimal?


Maka, kususun rencana mengikuti penugasan ini, satu untuk mengikuti kegiatan Gerakan Bersih Pantai pada pukul 7 pagi bersama Pemda, murid SD, SMP dan SMA di Benoa, jajaran pegawai dan pimpinan PT BTDC, dan mahasiswa semester 1 STPNDB, di sepanjang pantai yang dikelola oleh PT BTDC, satu lagi Ujian Sidang, menguji skripsi yang merupakan tugas akhir para mahasiswa STPNDB, pada pukul 8.30 di Gedung PA 103 bersama ibu Dwi dan ibu Tri.

Selesaikan semua urusan rumah tangga, dari mencuci baju, menyiapkan sarapan keluarga, mengecek kesiapan putra sulungku yang berangkat ke sekolahnya, SMA neg. I Denpasar, di jalan Kamboja, dan mempersiapkan baju olahraga yang akan kukenakan. Jas yang akan kukenakan untuk menguji Ujian Sidang sudah kusimpan dengan baik di STPNDB, sehingga begitu selesai dengan kegiatan Gerakan Bersih Pantai, aku bisa langsung ber metamorfosis tampil cantik dan pantas menguji mahasiswa yang juga mengenakan seragam ber jas mereka.

Berangkat pukul 6.30 pagi bersama motor astrea 800 tercinta, aku masih harus menuju STPNDB yang terletak di jalan Raya Dharmawangsa, Kampial. Kusadari, kuletakkan daftar hadir mahasiswa Program Diploma IV Jurusan Manajemen Hospitaliti Program Studi Administrasi Perhotelan semester 1 di atas meja. Walau mungkin Bagian Administrasi Akademik juga sudah membawa daftar hadir seluruh mahasiswa smt 1, tapi alangkah baiknya mempersiapkan diri dengan sebaik mungkin. Kulihat pak Wirtha yang juga sering aktif membantu meng handle kegiatan mahasiswa sedang bergegas berangkat menuju pantai. Setelah mengambil daftar hadir, aku mengarahkan laju kendaraan menuju pintu gerbang kawasan BTDC, mengarah ke Amphi Theater yang terletak di Peninsula, melalui pinggiran hotel Grand Hyatt.

Tiba disana, segera bergabung dengan para mahasiswa yang sedang melaksanakan kegiatan, bertemu rekan dosen dari STPNDB dan pegawai PT BTDC yang juga ikut bertugas. Ibu Irene yang merupakan KPS ADH tidak bisa bergabung bersama, karena tidak punya pengempu. Hmm, dengan anak dua, bisa kubayangkan kehebohan dalam sebuah keluarga tanpa ada yg bantu. Ibu IGA Mirah tidak bisa ikutan karena pulang kampung ke Singaraja, mecaru dan punya masalah keluarga. Hmm, siapa sih di dunia ini, yang tidak punya masalah? Namun tergantung kini, punya toleransi tinggi kah terhadap orang lain dan diri sendiri? Kompetensi tidak semata ditentukan oleh tingkat pendidikan dan pengalaman, bukan? Namun juga, willingly to help each other, semangat, dan..... narsis, barangkali, yeach? hahahaha... (Santibangetdeh.com)

Setelah bergeser dari pantai di bagian kawasan Timur, temui para dosen dan mahasiswa disana, aku dan ibu Ayu Ariasih bergerak ke pantai di bagian Barat, berbincang dengan para dosen lain dan juga para mahasiswa. Mengambil beberapa foto, ehm... sebuah kamera di tangan, sangat menyenangkan lakukan ini, berkumpul bersama sahabat, keluarga, dan membuat foto bersama. Selesai kegiatan Gerakan Bersih Pantai pukul 8 pagi, kami berkumpul di lapangan yang terletak di Peninsula, bergerak mendekati Amphi Theater. Aku berpamitan pada rekan-rekan lain, dan lanjutkan perjalanan ke arah kampus kembali.

Tiba di kampus, ber metamorfosis, cukup dengan kenakan jas biru, sudah siap menguji mahasiswa. Ada empat orang yang akan kuuji kali ini bersama ibu Dwi dan Ibu Tri. Yan Novyana, Ary Aryathi, Haris, dan Govinda. Hmmm, semoga mereka sukses jalani ini semua, dan buktikan yang terbaik bagi diri mereka selalu. Saat proses ujian sedang berlangsung, kuterima telpon dari ibu Ary, pegawai di kampus Pasca Sarjana untuk Program Studi Kajian Budaya, mengingatkan bahwa aku belum menyerahkan bukti kuitansi pembayaran Program matrikulasi, SDPP, dan SPP. Hmmm, saatnya hubungi suami dan merayunya untuk mencari di tumpukan berkas rak buku kami, lalu membawanya ke Gedung Prof. Bagus sekarang juga, karena aku masih di Nusa Dua hingga siang.

Pukul 12.00 seluruh kegiatanku di kampus STPNDB selesai. Bu Tri harus segera ke Prodia, ngecek kadar trombosit dalam darah anak dan suami yang alami gejala demam berdarah. Ini sudah kali yang ketiga. Bu Dwi juga segera pamit pulang. Aku berpamitan pada bu Irene dan PakNgah Sudarma yang ada di ruangan. menggerakkan motor menyusuri jalan By Pass Ngurah Rai. Melewati perempatan kampus Unud di Bukit, melampaui pertigaan Bandara Ngurah Rai, melalui Simpang Siur, memasuki jalan Sunset Road menuju ke arah Jalan Imam Bonjol, dan.... motorku mati.

Hmmm, kubuka motor, melirik kantong bensin, kosong melompong. Woowww, cobaan lain. PakYan, dikau benar, ujian bagi kelas percepatan kadang hadir tak terduga. Saat kupikir semua akan baik dan lancar, ada ujian lain yang terkadang hadir dan semakin berat. Maka, kudorong perlahan si hitam, astrea 800. 50 meter berjalan, kutemui sebuah pom bensin di sebelah kiri jalan. Astungkara.... Bensin kuisi, petugasnya berteriak, bensin mengalir keluar dari kisi-kisi karburator. Hmmm.. kututup aliran bensin dengan mengunci tuas di sebelah kiri. Kembali berjalan di tengah terik matahari, kali ini dengan tujuan mencari bengkel motor. Mengenakan jaket kebesaran berwarna cokelat, helm bertengger gagah di kepala, kaca mata hitam, ber celana panjang, lengkap dengan kaus kaki dan sarung tangan, serta slayer di leher. Ah hahaha, aku bagai beruang kutub kesasar di padang pasir.

Jumpa bengkel resmi Yamaha di seberang Warung Pasundan, mereka menolak tangani, karena tidak paham perbaiki karburator Honda. Kembali berjalan susuri Sunset Road, akhirnya kutemui bengkel motor di jalan Imam Bonjol. Swaha, Tuhan Maha Besar. Akhirnya, setelah diperiksa, mereka temukan bahwa kunci karburator longgar, maka cukup hanya dikencangkan saja baut2nya, motor bisa bergerak lancar lagi. Bersyukur banget dah...

Dan kini, Sabtu, 28 Agustus 2010, bangun dini hari, bersiap untuk menyelesaikan urusan rumah tangga. Dari membuat sarapan bagi keluarga tercinta, cuci dan jemur baju, biarkan simbok memasak di dapur, dan.. aku bersiap untuk laksanakan penugasan berikutnya, mengikuti Seminar Pariwisata pukul 8.30 pagi hari di Kampus Universitas Udayana, Jalan Jend. Sudirman Denpasar.

Swaha, Tuhan Maha Besar, aku masih diberi kesempatan membuktikan prestasiku dalam jalani ini semua dengan baik-baik saja.....

Kamis, 26 Agustus 2010

Don't Waste Food Anymore, via PakNgah




DON'T waste FOOD any more........ ......... ......
DON'T waste FOOD any more,
DONATE to the needy





As Michael Jackson Remind Us With His Lovely Voice and Lovely Song


HEAL THE WORLD


There´s a place in your heart
And I know that it is love
And this place could
Be much brighter than tomorrow
And if you really try
You´ll find there´s no need to cry
In this place you´ll feel
There´s no hurt or sorrow

There are ways
To get there
If you care enough
For the living
Make a little space
Make a better place

Heal the world
Make it a better place
For you and for me
And the entire human race
There are people dying
If you care enough
For the living
Make a better place
For you and for me


Let this be remembered.. . each time we throw away Food!

people who live in rich countries,, don't know this,, don't want to know
this,, never understand this!

but U, understand this
..................................

Rabu, 25 Agustus 2010

Kangen Bapak dan Emak...... Hiks.

Kamis dini hari, jelang sahur. Coba browse data, lirik Freddie Aquilar, dengan lagu Child nya yang sungguh memukau. Hmmm. aku bisa jatuh cinta pada orang ini. Suaranya sungguh bening dan indah. Lirik yang dinyanyikan sungguh menggugah...

Di pagi dini hari ini... aku duduk sendiri. Kangen bapakku yang telah tiada, I Dewa Made Tjeteg, dan emakku, Kartini, yang nun jauh di sana. Pontianak....


Duh Ida Sang Hyang Widhi Wasa, smoga mereka selalu dekat bersama Mu....

Freddie Aguilar - Child

When you were born into this world
Your mom and dad saw a dream fulfilled
Dream come true
The answer to their prayers

You were to them a special child
Gave 'em joy every time you smiled
Each time you cried
They're at your side to care

Child, you don't know
You'll never know how far they'd go
To give you all their love can give
To see you through and God it's true
They'd die for you, if they must, to see you live

How many seasons came and went
So many years have now been spent
For time ran fast
And now at last you're strong

Now what has gotten over you
You seem to hate your parents too
Do speak out your mind
Why do you find them wrong

Child you don't know
You'll never know how far they'd go
To give you all their love can give
To see you through and God it's true
They'd die for you, if they must, to see you live

And now your path has gone astray
Child you ain't sure what to do or say
You're so alone
No friends are on your side

And child you now break down in tears
Let them drive away your fears
Where must you go
Their arms stay open wide

Child you don't know
You'll never know how far they'd go
To give you all their love can give
To see you through and God it's true
They'd die for you, if they must, to see you live

Child you don't know
You'll never know how far they'd go
To give you all their love can give
To see you through and God it's true
They'd die for you, if they must, to see you live

My Lovely Husband...

After have been married for almost 16 years,. we are not perfect, certainly not without our ups and downs, but he continues to amaze me at the love he shows me still to this day. And I adore him, as my husband, as my brother, as my friend, and as my enemy, eh hehehe.

In my opinion, that is enough one captain in our ship or plane, or company, or a house. Even if I am a mature woman, feminis, and try to do everything by my self, he is my captain. If there is two captain, the life will goes "achakadhut", like broken heart, broken relationhip, till they realize this, and wanna repair it again and again, or just becomes an useless trial.

He is not a perfect man, as I am too. He doesn't like to go everywhere, while i do love this with my lovely kids, my servant, me my self. He is a candidate of doctoral programme. He is a smart man, who doesn't like interract with other people by internet, while i do love it. He really loves sit at home, reading, writing, enjoys the time with our sons, check his plants, even we only have some kinds of flowers.

A friend told us the other night that we act like we're on our honeymoon, & she hopes that they will act like us when they are married 15 yrs (Santibangetdah.com).

How I have a wonderful husband .... is he just not the greatest?!!

I am a very lucky & blessed woman.

Hari Berakhir dengan Heboh Bareng Ibu Dayu, Rabu, 25 Agustus 2010

Rabu, 25 Agustus 2010. Pagi hari telah kuselesaikan urusan rumahtangga, dengan cuci baju dan persiapan anak sulung yang berangkat sekolah. Rencana hari ini adalah samsat motor, bayar asuransi, penggantian kartu askes, lalu mengajar pukul 11 di kelas MAH Smt 5, dan D III MTH Ekstensi / Smt 1 di malam hari. Hmm, what a day...



Sesungguhnya, pengurusan samsat motor sangat menyenangkan, jika kita tahu cara yang tepat. Datang lebih pagi, mengurusnya sendiri, dengan seluruh berkas yang telah disiapkan sebelumnya, dan... tanpa jalur calo. Dari BPKB asli dan fotokopi, STNK dan bukti pembayaran pajak tahun sebelumnya, KTP asli dan fotokopi si pemilik motor. Dijamin, lancar.

Suamiku paling malas jika berurusan dengan hal-hal administrasi seperti ini. Lebih gampang baginya menitipkan kepengurusan pada sebuah biro jasa, walau mungkin membutuhkan waktu lebih lama karena harus mengunjungi mereka lagi. Tapi bagi ku, enjoy aja lageee. Kenapa pula harus mempermasalahkan hal ini, jika sang istri bisa membantu mengurus diri dan keluarga nya untuk memperlancar dan mempermudah setiap urusan.

Setelah selesai samsat motor yang memakan waktu satu setengah jam hingga selesai, bergerak bayar asuransi di Sequis Life yang terletak di daerah Renon. Baru kusadari, sudah lewat dari satu bulan sejak tanggal jatuh tempo. Aaaarrhhh, terlewatkan gara-gara berjibun kesibukan. Hmm, ga mengapa lah. Ikut asuransi juga demi sebuah masa depan yang lebih baik lagi. Caileee. Dan, meluncur ke arah Nusa Dua. Kampus STPNDB menanti. Jejeran pagar megah di bagian depan menyambut dengan tegak berdiri angkuh. Hmmm.

Pukul sebelas, sudah mejeng di depan kelas DIV MAH Smt 5. Berbicara mengenai Psychology of Service. Baru pengenalan berbagai aspek yang melingkupinya, dan juga sistem perkuliahan yang bakal dilalui para mahasiswa bersama ku selama satu semester ini. Pukul 16.00, gantian kelas DIII MTH Smt 1 yang mendapatkan giliran mendengarkan suara merduku, eh hehehe...

Pukul 18.00, seluruh rangkaian kegiatan untuk hari itu berakhir. Setelah merapikan buku untuk persiapan mengajar keesokan hari, aku bergegas bersiap untuk pulang. Kulihat Ibu Dayu Widawati duduk sendiri di ruangannya. "Menunggu bis berangkat nanti, pukul 8 malam" Sahutnya saat kutanya. Kutawarkan untuk ikut bareng denganku, naik sepeda motor astrea 800, dan bisa tiba lebih awal di rumah, daripada pukul 20.00 malam ikut transportasi kantor, bus. Belum lagi macet di jalan, harus ikut rute keliling mengantar teman lain. Hmmm.

Jadilah.... Bu IA Widawati mengenakan jilbab dari slayernya, duduk di boncengan sepeda motorku, dan kami segera beranjak menembus jalan raya By Pass Ngurah Rai, menuju Pegok, Sesetan. Disana, dalam sebuah Taft Cokelat, menunggu suaminya untuk menjemput dan pulang ke rumah mereka.

Hmmm, ada banyak wanita-wanita tegar yang kukenal dalam sepanjang perjalanan hidupku. Tidak perlu merujuk wanita lain yang juga terkenal karena perjuangan mereka di berbagai penjuru dunia. Di sekitar kita, terkadang mereka hadir untuk mengingatkan kita, bahwa perjuangan akan selalu ada, sepanjang kehidupan, dalam meraih cita dan cinta. Antara Pendidikan dan pekerjaan mereka, antara keluarga dan sahabatnya, antara anak atau kebutuhan diri sendiri, antara kesehatan dan kebutuhan orang lain, antara upacara dan tuntutan masyarakat, antara nafsu dan emosi yang melanda jiwa, antara pagi dan siang hari. Majulah, wahai wanita, tunjukkan kompetensi mu yang sesungguhnya, bukan semata hanya karena bermodal cantik, air mata, dan dana semata....

Selasa, 24 Agustus 2010

Sandhyakala Ning Purnama Sasih Ketiga


Sandyakala Purnama Sasih Ketiga, setelah serangkaian aktivitas berakhir di sini, beranjak pulang, kulihat seorang wanita duduk di Pura kecil dekat Lobby kampus STPNDB. Ia bersimpuh, memuja Sang Hyang Widhi Wasa dengan segenap jiwa. (Syapa tuh, hyooo... Bu Widuri, euiy).


Bagaimana mungkin hatiku tidak tersentuh pada keindahan syahdu tersebut, walau bahkan tubuhku masih bau karena sepanjang hari berkeliaran dari Kampus Pasca Gedung Prof. Ngurah Bagus di Sanglah Denpasar, Kampus Genitri STP Nusa Dua Bali, dan... malam hari miliki janji temui para sahabat di Harris, ex Sahid, Kuta. Namun ingin segera kupulang ke rumah, bersihkan diri, dan bersimpuh di hadapan Mu, Tuhan. Walau cuma sejenak, harus ada ruang waktu buat Beliau.... Sandhyakala Ning Purnama Sasih Ketiga.

Senin, 23 Agustus 2010

Akhirnya, Satu Langkah Lagi Terlewati...

Astungkara... Akhirnya selesai siraman jiwa dengan Wacana Kritis dari Prof. Dr. Aaron Meko Mbete, Pendekatan Primordialisme dan Instrumentalis dari Dr. Mudana, tambahan wawasan dari Dr. Sukardja. Hmmm, hari ini selesai sudah seluruh rangkaian Program Matrikulasi yang diadakan berkaitan dengan awal penerimaan Karyasiswa S3 Pasca Sarjana Program Studi Kajian Budaya, Universitas Udayana semenjak hari Sabtu, 14 Agustus 2010 lalu.
Kuliah perdana seluruh karyasiswa program Pasca Sarjana akan berlangsung hari Selasa, 31 Agustus 2010 di Gedung Auditorium kampus UNUD di Bukit. Kini ada jeda waktu untuk istirahat sejenak. Sudah kuketahui bahwa aku berada dalam kelas A bersama 14 karyasiswa lainnya. Segera kurapikan peralatan belajarku, lalu beranjak menuju STPNDB di Nusa Dua. Sekarang saatnya geluti MTH / S 5 dengan HRM. Ganbatte!!!

Sang Kompyang Muliartawan

Senin, 23 Agustus 2010. Jelang pukul 22.00 malam. Sebuah panggilan di nomor HP kukenali dari Pak Kompyang. Salah satu senior di HD net. Beliau sedang ber ada di Bali untuk tugas dinas bersama beberapa teman. Setelah berputar-putar dari Kubu Tambahan di Karangasem, lalu bergerak ke Singaraja, akhirnya mereka berada di Kuta, dan... kewalahan karena tidak berhasil temukan satupun hotel yang availabel untuk menginap.

Hmm...
kuminta waktu 10 menit. Yeah, hanya sepuluh menit, karena kuyakin pasti bisa memberikan solusi hanya dalam jangka waktu sekian menit. Entah juga, mungkin ini yg disebut naluri dan instink, atau mungkin, indra ke enam sedang bekerja dengan baik, ya? Entah juga....

Lalu segera kutelpon ibu Astiti. sahabatku yang cantik, baik karena selalu senang membantu, ramah, dan.. sigap. Kujelaskan tentang permasalahan sahabatku. Sekaligus menyampaikan permohonan maaf, karena kutahu, Beliau sedang radang tenggorokan dan sudah tertidur dari tadi.

Akhirnya, setelah berkali melakukan kontak, kami dapati tersedia dua kamar di hotel Harris Kuta, ex Sahid Hotel, dengan rate yang telah disepakati. Rombongan dari Pak Kompyang bisa segera masuk kamar dan beristirahat setelah perjalanan panjang seharian.

Astungkara.... Akhirnya Pak Sang Kompyang Muliartawan yang panggil aku "Embah", berhasil mendapatkan tempat layak bermalam bersama rombongannya di Harris Kuta. That's what friends are for... trully friendship above all. Berkat bu Made Mangku juga..

Padahal, aku sendiri belum pernah melihat secara langsung, seperti apa seeeeh wajahnya, Hwalah. Tapi apalah arti sebuah nama dan juga wajah atau penampilan.... Yang penting, menjaga dan memelihara persahabatan.

Semoga Shanti selalu, Pak Kompyang, dari Embah Putri..

Layangan Yudha

Minggu, 22 Agustus 2010. Setelah sekian lama tidak pulang kampung ke Kerambitan, kuputuskan untuk pulang. Berangkat pukul tujuh pagi, aku mampir ke jalan Antasura dimana ipar dan mertua berdiam, untuk membawakan sekedar kue yang kubeli dari pasar. Anak Sulung harus menyelesaikan tugas kelompok di sekolahnya, suami sedang konsentrasi di proses penulisan disertasi, dan si bungsu memutuskan tidak ikut bepergian.


Sepanjang jalan Diponegoro sudah terasa berkah hujan selama perjalanan. Hingga tiba di Jeroan, Desa Batuaji Kelod, Kecamatan Kerambitan. Bercengkerama dengan Dewa Biyang dan para saudara lainnya, tertidur lelah di kamar dengan lamunan tentang masa lalu, berkumpul bersama kedua Dewa kakeyang, dewa niyang, kedua orang tua, dan kakak juga kedua adikku. Setelah cukup lama bercerita, aku berpamitan untuk kembali ke Denpasar.

Tiba di rumah, lalu disambut heboh si bungsu yang mendapat hadiah layangan gede "Dari tetangga dekat pura" katanya... Ya ampuuunnn. Layangan itu berukuran 4 X 6 meter. Mereka berdua menggotongnya sepanjang jalan perumahan menuju ke rumahku.

Hmmm, gimana menyimpannya, merawatnya, menaikkan layangan tersebut??
Wah, wah, wah....

Jumat, 20 Agustus 2010

Leaving on a Jet Plane by Chantal Kreviazuk.

I stumbled onto this song and while listening to it, a beautiful dentist doctor phoned me. Her husband has a new wife while she finish her study. After I heard it, I started the song over and it took on a whole new meaning. I am sitting here and thinking of how you must have felt listening to this song and saying goodbye to someone you loved and cherished. Im sorry you lost your love, but whenever you hear this song, I hope it makes you smile and think of all the good memories you shared.

All my bags are packed, I'm ready to go
I'm standin' here outside your door
I hate to wake you up to say goodbye

But the dawn is breakin', it's early morn
The taxi's waitin', he's blowin' his horn
Already I'm so lonesome I could die

So kiss me and smile for me
Tell me that you'll wait for me
Hold me like you'll never let me go

'Cause I'm leaving on a jet plane
I don't know when I'll be back again
Oh, babe, I hate to go

I'm ...

There's so many times I've let you down
So many times I've played around
I'll tell you now, they don't mean a thing

Every place I go, I think of you
Every song I sing, I sing for you
When I come back I'll wear your wedding ring

So kiss me and smile for me
Tell me that you'll wait for me
Hold me like you'll never let me go

'Cause I'm leaving on a jet plane
I don't know when I'll be back again
Oh, babe, I hate to go

Now the time has come to leave you
One more time, oh, let me kiss you
And close your eyes and I'll be on my way

Dream about the days to come
When I won't have to leave alone
About the times that I won't have to say ...

Oh, kiss me and smile for me
Tell me that you'll wait for me
Hold me like you'll never let me go

'Cause I'm leaving on a jet plane
I don't know when I'll be back again
Oh, babe, I hate to go

And I'm leaving on a jet plane
I don't know when I'll be back again
Oh, babe, I hate to go

But I'm leaving on a jet plane
(Ah ah ah ah)

Kamis, 19 Agustus 2010

Crazy Day? Astungkara, Tuhan

Pagi, Kamis 19 Agustus 2010. Setelah selesai dengan kehebohan di pagi hari bersama keluarga, anak yang akan berangkat sekolah, dan urusan rumahtangga, kuputuskan berangkat menuju UNUD, kampus Sastra, gedung Prof. Ngurah Bagus. Pagi ini harus mengikuti Matrikulasi lanjutan bagi Program S3 Pasca Sarjana, Program Studi Kajian Budaya. Hmmm, bukan kah, mereka yang berasal dari Program Studi Kajian Budaya pada saat S2 / Master, tidak wajib mengikuti matrikulasi ini? Bahkan, kita bisa melakukan anvuven bagi beberapa mata kuliah yang sama yang sudah pernah ditempuh? Tapi entahlah, ikuti saja kebijakan untuk tetap wajib mengikuti ini.

Maka, kuikuti kuliah dari Profesor Dewa Komang Tantra dan Profesor Parimartha dari pukul 8 pagi hingga pukul 12 siang. Beliau-beliau ini membahas mengenai Wacana Teori Kritis dan Filsafat manusia dan kebudayaan. Gaya mengajar yang kusenangi dari prof. Tantra. Dosen terbang, dengan wawasan pengetahuan luas, kaya warna dalam memberi contoh dan aplikasi pada berbagai bidang kehidupan, sungguh membuat ku betah duduk berlama mengikuti setiap perkuliahannya, waktu masih di program S2 / Master, pada Program Studi kajian Budaya, juga di Universitas Udayana.

Pukul dua belas, waktunya istirahat makan siang. Teman2 yang berpuasa memilih melihat2 catatan mereka, dan meng copy data yang ada pada laptop. Aku permisi untuk ke Nusa Dua. Ada kelas D IV ADH B Smt 1 menantiku pukul 13.45. Ku kebut laju motor astrea 800 ku di jalanan menuju Nusa Dua.

Hujan rintik yang jatuh turun satu demi satu saat melintasi Jimbaran semakin lama jatuh semakin deras. Harus kukenakan jas hujanku, sementara berlari menembus rinai hujan deras dalam laju motor. Dan..... Tiba di depan Setra Adat Desa Bualu, kuburan di jalan Raya Dharmawangsa, Kampial, motorku mati. Ku dorong mendekati sebuah warung, berhenti, meletakkan tas ransel dan setumpuk buku yang kubawa di atas kursi warung. Dengan jas hujan masih kukenakan, karena hujan masih deras, masih terus kucoba menghidupkan kembali sang motor. Namun sia-sia belaka.

Maka, kudorong motor menuju bengkel yang terletak di sebelah warung tersebut. naasnya, sang pemilik bengkel sekaligus satu-satunya orang yang bekerja di bengkel tersebut sedang sakit, tertidur dan tidak mau diganggu. hweleh... Akhirnya kuputuskan membawa motor ke arah perempatan jalan di bawah. mendorong mengikuti jalan turunan, menyerahkannya pada para petugas bengkel, dan meminta kartu nama mereka, agar mudah kuhubungi.

Kulihat, ada wadah / tempat bagi orang meninggal yang akan di aben di Setra Adat desa Bualu akan bergerak menuju kuburan. Hmmm, harus segera bergerak pula, agar tidak berada di belakang rombongan masyarakat tersebut, atau alamat bakal terhambat perjalananku semakin lama. Bergegas berlari menuju ke Jalan Raya Dharmawangsa, berharap barangkali salah satu sahabatku sedang melintas dengan mobil atau motor. beberapa murid STPNDB Ekstensi melintas dengan motor mereka. Kulambaikan tangan, dan, seorang mahasiswa berhenti. Seorang anak lelaki, mengenakan jaket hitam, terlihat seragam putih hitam menyembul.

Kutanyakan padanya, apakah boleh aku menumpang hingga kampus STPNDB. Setelah dia mengiyakan, aku melompat naik ke boncengan. Padma namanya, anak semester 1 di DIII MPH. Dia berasal dari Karangasem, tinggal bersama pamannya di Sesetan. Hmmm, banyak muridku yang berasal dari berbagai penjuru Indonesia, bahkan dunia, dan tinggal di berbagai tempat, tidak hanya di Nusa Dua saja, bahkan diDenpasar, pp dari Tabanan, Gianyar. Sungguh sebuah perjuangan mewujudkan cita-cita mereka.

Tiba di kampus, kudapati info dari pak Dewa STA, kelasku sudah dibubarkan olehnya, karena dikira aku takkan bakal kembali ke ND. Hwhoooaaaa. Padahal, aku sudah berusaha maksimal untuk mengikuti dan melangsungkan kuliah di kedua kampus ini, baik UNUD dan STPNDB dengan sebaik mungkin.... Hmm, sudah lah, akan kuganti pertemuan kali ini dan menjadwal kembali kuliah ku dengan mereka.

Kuselesaikan beberapa bimbingan skripsi yang terletak di meja, semoga mereka bisa segera selesaikan ini, dan maju ujian sidang akhir Agustus nanti. Lalu beberapa bimbingan pribadi dengan beberapa murid yang hadapi konflik pribadi mereka, entah dengan sahabat, dengan keluarga, dan berkaitan dengan tugas-tugas mereka lainnya. Ada yang mengeluhkan, dituntut untuk menikah bulan depan, sementara dia masih ingin menyelesaikan sekolahnya, berkumpul bersama para sahabat, ada yang mengeluh tidak pernah cukup punya uang, ada yang bersedih karena pacar berselingkuh. Hmmm.

Dan, berikutnya adalah, menyelesaikan mengetik laporan dan sertifikat bagi 53 teman yang telah mengikuti Seminar Sehari mengenai Penjaminan Mutu STPNDB yang diselenggarakan PPM hari Kamis 5 Agustus 2010 lalu di Genitri dengan pembicara Prof. Windia dari UNUD.

Lalu, berpikir tentang cara menuju bengkel kembali, untuk mengambil motor tercinta yang telah selesai di reparasi. Sudah kuhubungi mereka, dan cukup membayar 20 ribu rupiah, katanya. Ada kabel yang terlepas sebagai sambungan dengan sepul pengapian. Hmm, aku suka mengendarai astrea 800 ku. Cukup 3 liter bensin untuk menempuh jarak Nusa Dua - Denpasar setiap harinya. Kampus menyediakan beberapa bus dan mobil kecil untuk mengangkut para karyawan dari dan ke kampus, tapi aku lebih senang mengendarai motor. Praktis dalam menembus macetnya jalan raya.

Duh, Hyang Widhi, Semoga hidup akan berjalan dengan smakin baik dari hari ke hari, bersyukur atas setiap anugerah yang telah engkau berikan, baik susah maupun senang, baik jelek maupun bagus, baik kurang maupun lebih, baik sedikit maupun banyak, karena, masih jauh lebih banyak yang menderita dibanding diriku.

Bunga Wijayakusuma Kami Mekar

Bunga Wijaya kusuma (Epiphyllum anguliger) termasuk jenis kaktus, divisi anthophita, bangsa opuntiales dan kelas dicotiledoneae. Bunga Wijayakusuma hanya merekah beberapa saat saja di malam hari dan tidak semua tanaman wijayakusuma dapat berbunga dengan mudah, tergantung dari iklim, kesuburan tanah dan cara pemeliharaan.Bunga ini dapat tumbuh baik ditempat yang tidak terlalu panas. Bila akan ditanam dalam pot, maka akan lebih baik diberi media tanam campuran lumut Sphagnum, hancuran batang paku tiang, dan pasir bersih sedikit, seperti yang dipakai untuk menanam anggrek (http://www.citraindahrumahku.com/bunga-wijaya-kusuma).


Pembibitan bunga Wijaya kusuma Bibit dapat diperoleh dengan memotong cabangnya sebagai stek. Kita pilih cabang yang bagus seperti daun berdaging tebal dan hijau itu dipotong kurang lebih 15 cm, dan perlu ditunaskan dulu, tetapi tidak boleh di tempat yang lembab. Lebih baik lagi bila kita angin-anginkan dulu di tempat teduh selama beberapa hari supaya kering lukanya. Kemudian barulah ditancapkan dengan pangkalnya terbenam hanya sedalam 2~4cm, jangan terlalu dalam karena kalau terlalu dalam akan busuk. Bila perlu dikasih obat yang mengandung belerang dulu untuk mencegah bakteri pembusukan.

Sesudah cabang stek wijayakusuma tersebut berakar, yang dapat dilihat tandanya berupa tunas cabang yang muncul segar, stek dipindah ke dalam pot berisi media tanam anggrek. Tanaman bunga ini hidup senang kalau akarnya berdesak-desakan, jadi pilih pot yang ukurannya kecil saja. Berilah kesempatan agar kondisi dalam pot mengering dulu, sebelum disirami air berikutnya, karena akar akan mudah busuk.

Asal muasal Bunga wijaya kusuma adalah dari hutan belantara tropis yang teduh, karenanya usahakn lingkungan yang ternaungi dari sengatan matahari terik. Pada saat wijayakusuma masih kecil, tanaman boleh saja dibiarkan hidup tegak tanpa sesuatu penopang, tapi bila sudah besar, dan batangnya makin berat, ia perlu diberi perkuatan, bilamana tidak dia akan mudah patah karena berat batangnya sendiri.

Bunga Wijaya Kusuma biasanya berbunga setahun sekali pada musim hujan dan berkembang mekar di malam hari dengan indahnya. Tahukah anda tentang arti nama bunga tersebut? Wijaya adalah kemenangan, kusuma adalah kembang atau bunga. Jadi arti Wijaya Kusuma adalah kembang/bunga kemenangan.



Matrikulasi S3 di Pasca Sarjana UNUD. Emaaak, anakmu sekolah lagi...

Matrikulasi bertujuan untuk memperkenalkan berbagai hal yang berkaitan dengan objek atau subjek yang baru yang akan diikuti atau dibahas. Baik berhubungan dengan sistematika kerja, struktur organisasi, materi yang berkaitan, orang yang terlibat, dan banyak hal lagi. Dalam hal ini, matrikulasi adalah pengenalan terhadap lingkungan kampus Pasca Sarjana Universitas Udayana, Kurikulum yang berkaitan dengan Program Studi, penyamaan persepsi yang berkaitan dengan Program Studi, dan berbagai hal lain lagi yang berkaitan dengan nya.

Program matrikulasi yang kuikuti kali ini adalah Program matrikulasi Program S3 Pasca Sarjana Universitas Udayana, Program Studi Kajian Budaya. Berlangsung selama hampir dua minggu, di gedung Prof. Ngurah Bagus di Kampus Sastra, jalan Nias, Sanglah Denpasar, semenjak hari Sabtu, 14 Agustus, hingga Selasa, 24 Agustus 2010. Hmm, membayangkan, duduk berdiam diri selama hampir 8 jam per hari.... oouuurrgghhh, bisa ber buih-buih pantatku ini. Apalagi tipe orang yang tidak bisa diam sepertiku. Tapi ini demi sebuah masa depan yang kuinginkan, untuk jadi semakin baik, lebih baik lagi, dari hari ke hari. Adrenalin yang kuinginkan, menata sekian banyak aktivitas, dari urusan keluarga, kuliah yang harus kujalani, pekerjaanku, karena masih harus tetap mengajar, toh kedua kampus ini tidaklah terlalu jauh keberadaannya, dan juga karena, aku mencintai setiap pekerjaanku, mengajar dan berdiri di depan para muridku. Rasanya.... masih lah bisa sama kujalani.

Kulirik di jadwal Matrikulasi yang kuterima. Hmm, disana ada Profesor Anak Agung Putra Agung, Profer Nengah Bawa Atmaja,Profesor Dewa Komang Tantra, Profesor Sirtha, Profesor Suastika, Profesor Semadi Astra, Profesor Ardika, Profesor Parimartha, Profesor Kutha Ratna, , Profesor Maria, dan para Profesor lainnya. Wajah-wajah dan gaya mengajar mereka yang cukup akrab selama ini dengan ku, karena aku juga menamatkan Tesisku dahulu pada Program Studi yang sama di Universitas Udayana, pada tahun 2008, dengan predikat cum laude. Hahaha, narsisku kumat.... hihihi.

Namun, bukan kah, kompeten atau tidaknya seseorang, tidak terjamin dari level pendidikan dan pengalaman semata? Boleh saja dia punya pendidikan se abreg-abreg, pengalaman lama pada suatu bidang, namun kepribadian dan kelakuan, hmmm, amit-amit dah. Bikin mual dan benci orang banyak. Ehm, mungkin juga termasuk kelakuan ku, ya? Entah lah.. harus minta maaf pada banyak orang yang pernah kusakiti, hiks, hiks...

Ada materi mengenai Sejarah perkembangan Kajian budaya, Cultural Studies, semenjak berkembang pertama kali di Inggris, ada Multikulturalisme, Etnisitas dan Identitas, ada filsafat pula, ada Paradigma berbagai ilmu kebudayaan, ada pembahasan mengenai Metodologi Keilmuan, dan... masih banyak lagi. Hmm, sungguh menarik membahas aplikasinya dalam berbagai disiplin kehidupan. Apalagi banyak para sahabat baruku, dari berbagai penjuru Indonesia, termasuk ibu Michiko dari Jepang. Wow... harus beradaptasi dengan se demikian banyak orang, dengan berbagai karakter dan kemampuan yang mereka miliki, dan kumiliki. Entahlah, semoga kami sanggup jalani ini semua dengan baik-baik saja, tanpa konflik berarti. Toh hanya setahun, dan, aku tidak mau berlama jalani ini disini, ada target lain yang harus kujalani, dan, hidup akan terus berjalan, berlanjut, berubah.... hmm, indahnya sebuah harmoni dalam kompleksitas kehidupan.

Tuhan, Ida Sang Hyang Widhi Wasa, bantu aku, untuk jalani ini semua dengan baik-baik saja.

Senin, 16 Agustus 2010

I Will Always Love You, by Whitney Houston

After have been married for almost 15 years,. we're not perfect, certainly not without our ups and downs, but he continues to amaze me at the love he shows me still to this day. And I adore him, as my husband, as my brother, as my friend, and as my enemy, ehm, ehm.

A friend told us the other night that we act like we're on our honeymoon, & she hopes that they will act like us when they are married 15 yrs (Santibangetdah.com). Thx again, Whitney Houston.

How I have a wonderful husband .... is he just not the greatest?!!

I am a very lucky & blessed woman. So, this song is dedicated to him.



If I
Should stay
I would only be in your way
So I'll go
But I know
I'll think of you every step of
the way

And I...
Will always
Love you, oohh
Will always
Love you
You
My darling you
Mmm-mm

Bittersweet
Memories
That is all I'm taking with me
So good-bye
Please don't cry
We both know I'm not what you
You need

And I...
Will always love you
I...
Will always love you
You, ooh

[Instrumental / Sax solo]

I hope
life treats you kind
And I hope
you have all you've dreamed of
And I wish you joy
and happiness
But above all this
I wish you love

And I...
Will always love you
I...
Will always love you
[Repeat]

I, I will always love
You....
You
Darling I love you
I'll always
I'll always
Love
You..
Oooh
Ooohhh

Send Me An Angel, by Scorpion.


Di laman lain yang kumiliki, kucantumkan kutipan dari Mother Theresa.... "Hal yang paling menyedihkan di dunia adalah, perasaan sendiri, tidak berdaya, tidak ada yang memperhatikan....".

Ini terasa begitu menyakitkan, dan bisa membunuhmu perlahan... Jelek, cacat, kurang, dan terhina, terluka, buruk rupa dan melakukan kesalahan, harusnya tidak membuat kita terkucil dari yang lain.

Maka Tuhan, kirimlah utusanmu, malaikatmu, untuk menjaga kami semua, agar tetap berjalan lurus di jalanmu, menjadi semakin bijak dan dewasa dari hari ke hari, bagai lagu Scorpion ini...

Send Me An Angel


The wise man said just walk this way
To the dawn of the light
The wind will blow into your face
As the years pass you by
Hear this voice from deep inside
It's the call of your heart
Close your eyes and your will find
The passage out of the dark

Here I am
Will you send me an angel
Here I am
In the land of the morning star

The wise man said just find your place
In the eye of the storm
Seek the roses along the way
Just beware of the thorns

Here I am
Will you send me an angel
Here I am
In the land of the morning star

The wise man said just raise your hand
And reach out for the spell
Find the door to the promised land
Just believe in yourself
Hear this voice from deep inside
It's the call of your heart
Close your eyes and your will find
The way out of the dark

Here I am
Will you send me an angel
Here I am
In the land of the morning star
Here I am
Will you send me an angel
Here I am
In the land of the morning star

Jumat, 13 Agustus 2010

Adi, Pangeran Sulungku

"Adi sudah tidak bisa melihat jelas ke papan tulis yang ada di depan kelas". Demikian ujar anakku di awal minggu ini. Aku duduk di sampingnya sambil menemani si bungsu belajar. Ehm, harus segera mengantarnya ke dokter mata, memeriksakan kondisi mata, lalu ke toko kacamata memesan kacamata dengan ukuran sesuai bagi matanya.

Masih terbayang masa-masa kecilnya dahulu, aku rajin membuat jus wortel untuk diminum sekeluarga. Namun ternyata, jika memang sudah demikian jalannya, tidak bisa dihindari juga. Anakku harus berkacamata. Faktor keturunan? Mata lelah karena membaca? Hmm.

Alit Krisyan

Alit, salah satu muridku ini, menyapa di Sabtu pagi, 14 Agustus 2010. "Wah bu STI, rajin banget upload foto". Ehm.... Sepagi ini, selesai memasak sarapan bagi keluarga, dua ember cucian beres rebes hingga di jemuran, mengantar si bungsu temui guru sekolahnya, dan mampir sejenak ke rumah teman mengambil kamera murahan yang dipinjam ibu SUK buat foto2 Satya ulang tahun kemarin, boleh dong ibu menikmati me time, my self, hingga menunggu saat jemput si bungsu dari sekolah, dg upload foto ? Ah ha.. cari-cari alasan pembenaran...

Kupahami... bahwa, sungguh sangat diperlukan Pencitraan. The Power of Image Impression. Narsis terkadang diperlukan, lho.... Buat menyalurkan hobi melalui cara positif, buat memperkenalkan pada dunia, khan sedang seru-serunya era keterbukaan, dan, sekaligus menerapkan ilmu pemasaran....

So? Enjoy aja, lageeee.

"I Love You"..... What Celine Dion Says About Love.

I must be crazy now, Maybe I dream too much.

But when I think of you, I long to feel your touch

To whisper in your ear, Words that are old as time.

Words only you would hear, If only you were mine.....



I wish I could go back, to the very first day I saw you.

Should've made my move, when you looked in my eyes

'Cause by now I know, that you'd feel the way that I do

And I'd whisper these words, as you'd lie here by my side....

I love you, please say, You love me too,

these three words.... They could change our lives forever

And I promise you, that we will always be together

Till the end of time....

So today, I finally find the courage deep inside

Just to walk right up to your door

But my body can't move when I finally get to it

Just like a thousand times before

Then without a word he handed me this letter

Read I hope this finds the way into your heart, it said

I love you, please say, You love me too,

these three words.... They could change our lives forever

And I promise you that we will always be together

Till the end of time...

Well maybe I, I need a little love, yeah

And maybe I, I need a little care

And maybe I, maybe you, maybe you, maybe you

Oh you need somebody just to hold you

If you do, just reach out and I'll be there

I love you, please say, You love me too

Please say you love me too

Till the end of time

These three words

They could change our lives forever

And I promise you that we will always be together

Oh, I love you, Please say, you love me too

Please, please, Say you love me too

Till the end of time

My baby, Together, together, forever

Till the end of time, I love you

I will be your light, Shining bright

Shining through your eyes..... My baby

Hmmm, Celine Dion emank top banget. Dia katakan dg jelas, dan org lain juga dapat melihatnya.... 3 kata yang bakal dapat mengubah hidupmu selamanya ......

I said "I am sorry", He said "I forgive you", We both said "I love you"

After have been married for almost 15 years,. we're not perfect, certainly not without our ups and downs, but he continues to amaze me at the love he shows me still to this day-and I adore him, as my husband, as my brother, as my friend, and as my enemy, ehm, ehm. A friend told us the other night that we act like we're on our honeymoon, & she hopes that they will act like us when they are married 15 yrs (Santibangetdah.com). Thx again, Celine Dion.

My wonderful husband sent this to me..is he just not the greatest?!! I am a very lucky & blessed woman.

Kamis, 12 Agustus 2010

Something About Life

Sit in silence for at least 10 minutes each day.
(Berdoa, merenung, berpikir tenang, agar ga emosian dan salah langkah. Waspadalah, waspadalah...)

When you wake up in the morning, complete the following statement "My purpose is to.... today"
(Yakinkan tujuan hidup hari ini, ga cuma luntang lantung, dimanfaatkan, memanfaatkan)

Live with the 3 E's, (Energy, Enthusiasm, Emphaty) and 3F's (Faith, Family, Friends).
(Semangat, semangat, semangat, spirit, penjiwaan) juga (Jujurlah pada hatimu sendiri, pelihara persaudaraan dan persahabatan) seribu sahabat masih kurang, satu musuh terlalu banyak.

Spend more time with people over the age of 70 and under the age of six.
(Lihatlah, betapa hidupmu sungguh penuh warna, ga cuma hidup bagai katak dalam tempurung, udang dalam rempeyek, hweleh...)

Dream more while you are awake. (Jadikan impian sebagai semangat pemicu)

Realize that life is a school, and you are here to learn, pass all tests. Problems are simply part of the curriculum that appear and fade away like algebra class but the lessons you learn will last a lifetime. (Ceritanya... kita khan lagi diuji nih, sepanjang kehidupan kita, lulus, atau terpuruk)

Smile and laugh more. It will keep the energy vampires away.
(Tersenyum agar bisa mengusir semangat setan, karena dikau lah setannya? Ah hahahaha)

Life isn't fair, but it is still good.
(Hidup terkadang tidak lah adil, tapi baik juga lah..., coba bandingkan dg sekeliling kita)

Life is too short to waste time hating anyone.
(Hidup tuh terlau singkat untuk tetap menjaga benci dendam dalam hati)

Make peace with your past. So it won't mess up the present.
(Berdamai dengan masa lalu, jangan sesali keadaan, sehingga mengganggu ketentraman masa kini dan yang akan datang)

No one is in charge of your happiness except you.
(Ga ada yg dapat jadi sumber kebahagiaan selain diri sendiri, jangan gampangan percaya pada orang lain, ya?!)

What other people think of you is none of your business.
(Apa yang ada dalam pikiran orang lain bukan urusanmu, ngapain juga susah2 menganalisisnya. Yg penting, bekerja dan berkarya, jaga hati, jaga perkataan dan perbuatan, kaga nge repotin orang lain)

Swaha.......

Kutitipkan Masa Depan Negeri Ini Pada mereka Untuk Jadi Semakin Baik...


Gua akui cara FPI itu emang salahTapi bukan berarti lo semua malah jadi benci sama agamanya kan ? Come on ! We aren't children anymore !We are big enough to know what's wrong and what is correct ^^

(dari catatan harian seorang anak... Ya ampun, Kutitipkan masa depan negeri ini untuk jadi semakin shanti dan semakin baik, indah dari hari ke hari. Dan anak ini sudah mulai membuktikan nya. Swaha....)

Goldy Oceanta: Kendalikan Nafsu, Maka Kita kendalikan Diri Sendiri dan Dunia


Nafsu itu sifatnya sama dengan kuda. Jasmani adalah keretanya dan kemajuan jasmani tergantung daripada tarikan kuda nafsu. Tanpa tarikan kuda nafsu, maka kereta jasmani tidak akan mendapatkan kemajuan. Akan tetapi, kuda yang sifatnya liar, seperti nafsu, perlu sekali dikendalikan dan dikuasai oleh tangan kusir yang pandai ...dan bijaksana. (Penjabaran Tri Guna)






Das Sein, Das Sollen, Harapan dan kenyataan. Ich, Ego, SuperEgo. Baik dan buruk.. benar dan Salah. Lebih dan kurang. Hitam dan putih. Siang dan malam. Sehat dan sakit. Susah dan senang. Sedih dan bahagia. Sedikit dan banyak. Kaya dan miskin. Pejabat dan peminta-minta. Bangsawan dan proletar. Tiap bagian memiliki peranan masing-masing. Akan selalu ada Rwa Bhinneda. Karena kita hanya manusia, bukan dewa.

Jadilah semakin dewasa dan bijak hadapi berbagai situasi dan kondisi .


Bee Gees: Tell Me Why (Buat Papa Gia)

If you think that you can hurt me and make me cry, tell me why, tell me why, tell me why...

And if you think that you can hurt me with lies that cry, tell me why, tell me why, tell me why...

Now I've got my reasons for feeling this way, Day after day, and as nights go by...


So, if you think my heart is broken and I might die, tell me why, tell me why, tell me why...

All of the world is as lonely as me, Day after day, and as nights go by....

So, if you think my heart is broken and I might die, tell me why, tell me why, tell me why...

Tell me why, tell me why, tell me why.....

Kasih yang tiada pernah padam, kepercayaan dan semangat yang selalu menyala, akan menjadi modal abadi dalam jalani hidup yang semakin tidak ramah. Tiap kerinduan yang hadir terhadap orang tercinta, waktu demi waktu yang bergulir, dan rentang jarak jadi pemisah raga, tidak akan menguburkan semangat untuk menjadi seorang pria sejati.

Maka Papa Gia, walau tugas jauh di Papua, terpisah dengan orang tercinta, jauh dari sanak keluarga, istri dan ananda Gia. Jangan padamkan api cinta dan semangat menyala. Terbanglah tinggi, bagai elang di angkasa mencoba gapai cita dan cintamu...

Rabu, 11 Agustus 2010

Setiap bagian memiliki peranan, sekecil apapun tetap penting


Ing ngarso sung tulodo, Ing madyo mangun karso, Tut wuri handayani.

Seiring kekuatan besar, datang pula tanggungjawab besar. Maka, jadilah pemimpin yang berwibawa dan bisa kerja. Kompeten atau tidak, tidak ditentukan semata oleh pendidikan atau seberapa lama pengalaman kita.

Yang dipimpin juga harus bisa memelihara spirit dan semangat kebersamaan, ga cuma ngomporin aja, gendong kompor kemana-mana, eda ngaden irage bisa hidup pedidi.Bermasyarakat, Tri Hita Karana, Desa Kala Patra. Dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung.

Yang dibelakang jangan mau cuma ngekor, kaderisasi dalam hal positif, berusaha jadi semakin baik dan lebih baik lagi. Kerja yuu, kerja..

My Lovely Friends...


Don't walk infront of me, I may not follow. Don't walk behind me, I may not lead. Walk beside me, and be my lovely friends.

Senin, 09 Agustus 2010

That's What Friends Are For...... True Friendship.


True friendship is like standing in wet cement. The longer you stay, the harder it is to leaving. And if you try to go, you can not go without leaving your footprints.

Thanks for being such great friends to me. I am extremely gratefull for you all. Love and happiness always.....

Dra. I Gusti Ayu Mirah Darmayanthi, M.Si.


Belasan tahun bersamanya melalui banyak hari, beliau merupakan salah satu dari sekian banyak sahabat yang bisa dibilang soulmate ku. Curhat bersama, bepergian bersama, bekerja bersama, menangis dan tertawa bahagia dalam ribuan hari-hari. Termasuk ketika menjalani hari-hari mengikuti pendidikan di Pasca Sarjana.



Pagi ini, selesai bersembahyang bersama di Pura Jagathnata di kampus STPNDB, kami mendapat panggilan untuk mengikuti acara di Genitri. Acara pelantikan pengurus Dewan Pimpinan Daerah Asosiasi Pengusaha Jasa Boga Indonesia, dan Workshop Review SKKNI Usaha Jasa Boga Indonesia. Acara yang sungguh bagus, menambah wawasan mengenai kulinari di Indonesia beserta ruang lingkup sertifikasi yang dibutuhkan dalam menjamin kualitas makanan.

Acara diperkirakan berakhir hingga pukul 15.00 sore. Namun perkembangan memperlihatkan kami harus bertahan hingga pk. 17.30. Hmmm. Ibu Mirah direncanakan akan bergabung dengan Pak IGN Byo yang baru ditunjuk sebagai salah satu pimpinan Puket. Mereka harus ke bandara terlebih dahulu, mengantar salah satu peserta dari APJI yang akan kembali ke Jakarta.

Ah ha...
Bagaimana mungkin aku tega meninggalkan sahabatku ini. Ada beberapa titik kemacetan yang bakal dihadapi mobil mereka, di pertigaan patung Ngurah Rai, di simpang siur, di perempatan menuju sesetan, di sepanjang jalan Diponegoro. Ah, pukul berapa dia baru akan tiba di rumah..... Maka, segera kubuka slayer / scarf ku, ku ubah jadi selendang menutupi kepala ibu Mirah, dan kami melaju sepanjang jalan. Ada polisi di jalan? Whalah.... maaf pak, kami cuma orang yang coba tidak menentang perintah atasan, hanya pengabdi negara dan bangsa ini... Swaha.

Minggu, 08 Agustus 2010

Relationship


A beautiful relationship does not depend on how good understanding we have with someone. It depends on how well we avoid mis understanding.

So, never choose a person without understanding, and never loose a person after understanding.

Sabtu, 07 Agustus 2010

Morning Crazy, Crazy All Day, But Still Happy, Enjoy Aja Lageee...


Kamis, 4 Agustus 2010, Pukul 16.30, dalam perjalanan Outbound bersama 700 an mhs STPNDB yang mengikuti PDSP 2010, di saat sedang berjalan perlahan melintasi bukit Kampial yang berada di sekeliling kampus. HP ku berdering, kulirik dan segera kuterima. Telpon dari salah satu Puket, pimpinan di lembaga dimana aku mengabdi. "Bu Santi, besok ditugaskan mengikuti Seminar yang berkaitan dengan Human Resources Management di Puri Saron. Bersama bu Irene".

Hmm, baik. Berarti besok harus berangkat mengikuti seminar di Puri Saron. Padahal, aku begitu ingin menyaksikan acara pesta penutupan kegiatan PDSP bersama para pegawai dan dosen juga para mahasiswa STPNDB keesokan hari, Jum;at, 5 Agustus 2010 di Aula kampus kami, namun ini tugas negara, dan aku adalah pengabdi bangsa dan negeri ini, harus bisa memilih dan memilah, melakukan skala prioritas dalam jalankan tugas.

Dan, hingga pukul setengah tujuh malam hari itu kuikuti Upacara penutupan PDSP 2010 bersama panitia dan para mahasiswa baru di STPNDB, di lapangan kampus, dengan mandi kembang bagi para mahasiswa baru, sebagai tanda mereka telah lulus dalam mengikuti seluruh rangkaian kegiatan PDSP 2010.

Jum'at, 5 Agustus 2010. Pagi hari, setelah selesai dg urusan rumahtangga, anak-anak dan suami, aku berangkat menuju ke Nusa Dua. Hla, bukannya... hotel Puri Saron terletak di Seminyak? Benar, namun berkas konfirmasi pendaftaran ulang setelah pengumuman kelulusanku diterima sebagai mahasiswa Program S3 Program Studi Kajian Budaya UNUD masih tersimpan rapi di atas meja di kantor. Dan hari ini adalah hari terakhir untuk menyerahkan berkas tersebut kembali ke Program Pasca Sarjana, Prodi Kajian Budaya. maka aku harus berangkat pagi hari ke Nusa Dua terlebih dahulu, mengikuti Pelatihan di Puri Saron Seminyak, ke UNUD Sanglah, dan kembali ke Seminyak. Ehm, what a day untuk hari ini....

Pk. 07.45 tiba di ruang ADH, kulihat ada bu IRN. KPS ADH yang baru saja menerima SK pengangkatannya ini belum lagi bergerak ke Puri Saron. Dia berdiam di perumahan dinas dosen STPNDB. Kami putuskan akan berangkat bersama. Kumasukkan berkas pendaftaran di atas meja, lalu berbalik segera menuju parkiran kendaraan. Melaju sekitar 45 menit, kami tiba di jalan Dhyana Pura, berbelok masuk ke kiri, jumpa Hotel Dhyana Pura dan Gereja St. Mikhael, lalu kemudian, Hotel Puri Saron.

Mengambil posisi strategis, seperti murid dg semboyan, "Posisi menentukan prestasi", maka kami duduk di deretan paing depan, tepat untuk menatap pembicara. Lalu, tiba ibu Ayu Ariasih. Wah, ternyata ada 3 orang dari STPNDB yang hadir pada acara Bimbingan Teknis Transformasi Konflik yang diselenggarakan berkat kerjasama DepKumHam dan Yayasan Dharma Staphanam ini. Lalu tiba sang Prabu Darmayasa. Beliau orang yang kukagumi untuk buah pikirannya yang sering muncul di salah satu maillist yg selalu kuikuti. Kusempatkan berdiri, berjalan melangkah, hampiri sang Prabu, menyapa Beliau, lalu kembali ke kursiku.

Hmm, lumayan banyak orang hotel, baik dari PHRI, BVA, Kuta Exclusive Club, berbagai pihak instansi pemerintah, hingga Kepala Lingkungan Desa Dalung. Acara dibuka dengan berbagai kata sambutan, dari Ketua Yayasan Dharma Staphanam, GM Hotel Puri Saron sekaligus ketua Kuta Exclusive Club, bapak Gusti Kade Astawa, pihak Diparda, dan dari KemenKumHam sendiri.

Setelah kegiatan Bimbingan Teknis ini diawali dengan berbagai kata sambutan, maka tiba giliran bapak Adhy menyampaikan materinya. Aku bergeser pamit ke kamar kecil. Ah ha, kulihat Pak Rai Malen Mahajony. Hmm, dia salah satu orang yang termasuk sering menyampaikan pendapat di salah satu mail list yg kuikuti. Kulihat dia duduk di salah satu kursi deretan belakang, dan... tertidur. Hwalah, tidur di tengah ruang seminar. Hmm, tentu lelah sekali atas segala kesibukan nya. Keluar dari kamar mandi, kudapati pak Rai sudah terjaga, lalu ada seorang ibu cantik berdiri di dekatnya. Kami berbicara bertiga, lalu pak Rai perkenalkan ibu cantik itu sebagai Ibu Dayu telkom. Hwalahdalah..... Dunia sungguh kecil. Banyak orang yang sesungguhnya dekat denganku, namun juga jauh sekali terasa. Ah ha... sering bertemu karya mereka, buah pikiran indah yang terlahir dari kerja keras mereka, namun tidak kuketahui wajahnya, padahal, ya di seputraran ku pula mereka berada.

Pukul 13.45. setelah selesai makan siang, aku pamit meninggalkan tempat Pelatihan sejenak. Hari ini hari terakhir harus menyerahkan berkas pendaftaran ulang di Prog. Pasca Sarjana, Prodi Kajian Budaya, Jalan Nias. Kukebut motorku, agar tiba segera, sebelum kantornya tutup pada pukul 3 siang. Tiba disana, masih ada Bu Tjok, Pak Hendra, Pak Putu, dan Ibu Colleta. Kami berbincang sejenak, lalu kuserahkan berkasku, memastikan meterai yang kutempel dengan lidah sudah merekat kencang. Hanya butuh waktu 30 menit selesaikan urusanku di ruang tersebut, dan total 30 menit lagi untuk wara-wiri di jalan raya hingga balik kembali melaksanakan sisa tugasku di Puri saron bersama rekan-rekan lain. Untungnya aku bisa bawa motor, bayangkan saja jika harus naik mobil menyusuri jalan-jalan kota denpasar yang macet, apalagi beritanya, ada kebakaran yg bikin jalan di bypass tambah macet lagi. lagi pula, aku memang ga punya mobil, ga bisa bawa mobil.

Tiba kembali di Puri Saron, melanjutkan pelatihan dan Bimbingan Teknis ini hingga pukul 5 sore, kami sempatkan berfoto ria bersama, sebelum bubar jalan.

Ehm, what a day.... hari yang heboh, menyenangkan. Sebuah bagian lagi dalam proses kehidupanku, harus melaksanakan tugas dinas dari lembaga, tugas negara, harus selesaikan pendaftaran dalam rangka per kuliahanku kembali, harus lewatkan waktu bersama para muridku, dan keluargaku pula. Ehm...

Semoga Tuhan selalu mengijinkan ku tetap melaksanakan berbagai aktivitas ini dengan kondisi stamina baik-baik saja. Dunia penuh warna, pelangi kehidupan, susah senang, lebih kurang, baik buruk, akan kujalani dengan se baik-baiknya.

Jumat, 06 Agustus 2010

Anakku, Made Yudhawijaya


Namanya Yudha, Pangeran bungsuku. Pagi ini terlihat sedih. "Ga mau ikut mengambel. Mau ikut ekstra bulutangkis saja". Dia mulai menunduk, dan mogok bersiap berangkat sekolah.

Ehm... Harus mengajaknya diskusi, menenangkan hatinya bahwa, apa pun itu, harus dihadapi bersama, bahwa dia tidak bisa ikut dalam ekskul bulutangkis, karena yang ikut sudah 100 an anak, bahwa ikut ekskul lain juga sama menariknya, bahwa banyak pula teman nya yang lain yang bakal berada bersamanya,bahwa ibunya dulu juga sempat sedih tidak bisa ikuti mekidung karena suara yg fals banget, bahwa ibunya adalah penari setelah bersungguh ikuti ekskul tari, bahwa dia masih bisa memilih yang lain. Ada menggambar, bermain catur, menulis aksara Bali, dan lainnya lagi.

Kuhantar ke sekolahnya, menemaninya melihat berkeliling, dan menyaksikan sendiri, betapa banyaknya pilihan yang dia ambil. Dan... setelah fase adaptasi juga melakukan interaksi dengan temannya, proses pemilihan selesai. Dia dengan mantap bilang, "Pilih Aksara Bali...". Dalam hati, aku berteriak, "Yes, yes... Papanya seorang Sastrawan, emaknya seorang Pujanggawan, dan, anakku sedang dalam rangka mengawali prestasinya dalam bidang sama. Like father, like son. Yes, yes.....

Ah ha....
Anak, mereka dalam jiwa yang sedang tumbuh berkembang. Masih labil dalam tentukan arah dan langkah. Butuh fase adaptasi agar dapat memunculkan prestasi dari kepercayaan diri mereka. Jadi apa pun itu, mereka bertanggungjawab pada pilihannya. Perlu kebesaran hati banyak pihak, agar tidak ada penyesalan di kelak kemudian hari....

Papa Gia


Seorang anak adalah anugrah terindah, yang bakal bikin hari-hari indah penuh cahaya pelangi... Orang yang kaku sekalipun, bisa menjadi penyanyi hebat demi anaknya, meninabobokan, bersenandung bahagia. Walau terkadang emosi jiwa bisa membuat rasa jengkel bangkit karena ulah mereka juga.

Bagai bintang berpendar di langit jauh, anak-anak akan tumbuh berkembang menggapai segala cita dan keinginan mereka, meretas jalan dalam wujudkan impian kehidupan mereka. Terjatuh dan bangkit kembali berkali, hadapi rintangan yang mungkin bakal sesakkan dada mereka, bahkan saat kita tidak bisa selalu hadir untuknya. Namun yakinlah, bahwa kasih Tuhan akan membuat mereka tumbuh tegar, sekuat batu karang, se indah menara Eiffel yang menjulang, dalam menggapai pelangi impian mereka....

Morning Crazy, Crazy All Day, But Still Happy, Enjoy Aja Lageee...


Kamis, 4 Agustus 2010, Pukul 16.30, dalam perjalanan Outbound bersama 700 an mhs STPNDB yang mengikuti PDSP 2010, di saat sedang berjalan perlahan melintasi bukit Kampial yang berada di sekeliling kampus. HP ku berdering, kulirik dan segera kuterima. Telpon dari salah satu Puket, pimpinan di lembaga dimana aku mengabdi. "Bu Santi, besok ditugaskan mengikuti Seminar yang berkaitan dengan Human Resources Management di Puri Saron. Bersama bu Irene".

Hmm, baik. Berarti besok harus berangkat mengikuti seminar di Puri Saron. Padahal, aku begitu ingin menyaksikan acara pesta penutupan kegiatan PDSP bersama para pegawai dan dosen juga para mahasiswa STPNDB keesokan hari, Jum;at, 5 Agustus 2010 di Aula kampus kami, namun ini tugas negara, dan aku adalah pengabdi bangsa dan negeri ini, harus bisa memilih dan memilah, melakukan skala prioritas dalam jalankan tugas.

Dan, hingga pukul setengah tujuh malam hari itu kuikuti Upacara penutupan PDSP 2010 bersama panitia dan para mahasiswa baru di STPNDB, di lapangan kampus, dengan mandi kembang bagi para mahasiswa baru, sebagai tanda mereka telah lulus dalam mengikuti seluruh rangkaian kegiatan PDSP 2010.

Jum'at, 5 Agustus 2010. Pagi hari, setelah selesai dg urusan rumahtangga, anak-anak dan suami, aku berangkat menuju ke Nusa Dua. Hla, bukannya... hotel Puri Saron terletak di Seminyak? Benar, namun berkas konfirmasi pendaftaran ulang setelah pengumuman kelulusanku diterima sebagai mahasiswa Program S3 Program Studi Kajian Budaya UNUD masih tersimpan rapi di atas meja di kantor. Dan hari ini adalah hari terakhir untuk menyerahkan berkas tersebut kembali ke Program Pasca Sarjana, Prodi Kajian Budaya. maka aku harus berangkat pagi hari ke Nusa Dua terlebih dahulu, mengikuti Pelatihan di Puri Saron Seminyak, ke UNUD Sanglah, dan kembali ke Seminyak. Ehm, what a day untuk hari ini....

Pk. 07.45 tiba di ruang ADH, kulihat ada bu IRN. KPS ADH yang baru saja menerima SK pengangkatannya ini belum lagi bergerak ke Puri Saron. Dia berdiam di perumahan dinas dosen STPNDB. Kami putuskan akan berangkat bersama. Kumasukkan berkas pendaftaran di atas meja, lalu berbalik segera menuju parkiran kendaraan. Melaju sekitar 45 menit, kami tiba di jalan Dhyana Pura, berbelok masuk ke kiri, jumpa Hotel Dhyana Pura dan Gereja St. Mikhael, lalu kemudian, Hotel Puri Saron.

Mengambil posisi strategis, seperti murid dg semboyan, "Posisi menentukan prestasi", maka kami duduk di deretan paing depan, tepat untuk menatap pembicara. Lalu, tiba ibu Ayu Ariasih. Wah, ternyata ada 3 orang dari STPNDB yang hadir pada acara Bimbingan Teknis Transformasi Konflik yang diselenggarakan berkat kerjasama DepKumHam dan Yayasan Dharma Staphanam ini. Lalu tiba sang Prabu Darmayasa. Beliau orang yang kukagumi untuk buah pikirannya yang sering muncul di salah satu maillist yg selalu kuikuti. Kusempatkan berdiri, berjalan melangkah, hampiri sang Prabu, menyapa Beliau, lalu kembali ke kursiku.

Hmm, lumayan banyak orang hotel, baik dari PHRI, BVA, Kuta Exclusive Club, berbagai pihak instansi pemerintah, hingga Kepala Lingkungan Desa Dalung. Acara dibuka dengan berbagai kata sambutan, dari Ketua Yayasan Dharma Staphanam, GM Hotel Puri Saron sekaligus ketua Kuta Exclusive Club, bapak Gusti Kade Astawa, pihak Diparda, dan dari KemenKumHam sendiri.

Setelah kegiatan Bimbingan Teknis ini diawali dengan berbagai kata sambutan, maka tiba giliran bapak Adhy menyampaikan materinya. Aku bergeser pamit ke kamar kecil. Ah ha, kulihat Pak Rai Malen Mahajony. Hmm, dia salah satu orang yang termasuk sering menyampaikan pendapat di salah satu mail list yg kuikuti. Kulihat dia duduk di salah satu kursi deretan belakang, dan... tertidur. Hwalah, tidur di tengah ruang seminar. Hmm, tentu lelah sekali atas segala kesibukan nya. Keluar dari kamar mandi, kudapati pak Rai sudah terjaga, lalu ada seorang ibu cantik berdiri di dekatnya. Kami berbicara bertiga, lalu pak Rai perkenalkan ibu cantik itu sebagai Ibu Dayu telkom. Hwalahdalah..... Dunia sungguh kecil. Banyak orang yang sesungguhnya dekat denganku, namun juga jauh sekali terasa. Ah ha... sering bertemu karya mereka, buah pikiran indah yang terlahir dari kerja keras mereka, namun tidak kuketahui wajahnya, padahal, ya di seputraran ku pula mereka berada.

Pukul 13.45. setelah selesai makan siang, aku pamit meninggalkan tempat Pelatihan sejenak. Hari ini hari terakhir harus menyerahkan berkas pendaftaran ulang di Prog. Pasca Sarjana, Prodi Kajian Budaya, Jalan Nias. Kukebut motorku, agar tiba segera, sebelum kantornya tutup pada pukul 3 siang. Tiba disana, masih ada Bu Tjok, Pak Hendra, Pak Putu, dan Ibu Colleta. Kami berbincang sejenak, lalu kuserahkan berkasku, memastikan meterai yang kutempel dengan lidah sudah merekat kencang. Hanya butuh waktu 30 menit selesaikan urusanku di ruang tersebut, dan total 30 menit lagi untuk wara-wiri di jalan raya hingga balik kembali melaksanakan sisa tugasku di Puri saron bersama rekan-rekan lain. Untungnya aku bisa bawa motor, bayangkan saja jika harus naik mobil menyusuri jalan-jalan kota denpasar yang macet, apalagi beritanya, ada kebakaran yg bikin jalan di bypass tambah macet lagi. lagi pula, aku memang ga punya mobil, ga bisa bawa mobil.

Tiba kembali di Puri Saron, melanjutkan pelatihan dan Bimbingan Teknis ini hingga pukul 5 sore, kami sempatkan berfoto ria bersama, sebelum bubar jalan.

Ehm, what a day.... hari yang heboh, menyenangkan. Sebuah bagian lagi dalam proses kehidupanku, harus melaksanakan tugas dinas dari lembaga, tugas negara, harus selesaikan pendaftaran dalam rangka per kuliahanku kembali, harus lewatkan waktu bersama para muridku, dan keluargaku pula. Ehm...

Semoga Tuhan selalu mengijinkan ku tetap melaksanakan berbagai aktivitas ini dengan kondisi stamina baik-baik saja. Dunia penuh warna, pelangi kehidupan, susah senang, lebih kurang, baik buruk, akan kujalani dengan se baik-baiknya.

Selasa, 03 Agustus 2010

How Great Woman A Mother Could be...


Barangkali cerita ini sudah tidak asing lagi di telinga...tapi aku suka....

....ini adalah Nilai kasih ibu dari seorang anak.....

Seorang ibu sedang menyiapkan makan malam di dapur. Anaknya datang dan mengulurkan selembar kertas yang bertulis sesuatu. Si ibu segera membersihkan tangan dan menerima kertas yang diberikan oleh anaknya, lalu dibaca perlahan ....


ONGKOS UPAH MEMBANTU IBU

1..Membantu ibu pergi kewarung..Rp.20.000.

2..Menjaga adik.................................Rp.20.000.

3..Membuang sampah......................Rp. 5.000.

4..Membereskan tempat tidur........Rp.10.000.

5..Menyiram bunga..........................Rp.15.000

6..Menyapu halaman.......................Rp.15.000.

Jumlah..................................Rp.85.000.

Selesai membaca.. si ibu tersenyum memandang anaknya dengan raut muka berbinar-binar....Si ibu mengambil pena, lalu menulis sesuatu dibelakang kertas yg sama....

1..Ongkos mengandungMu selama 9 bulan......................Gratis.......

2..Ongkos berjaga malam krn menjaga Mu.....................Gratis.......

3..Ongkos air mata yg menetes karena Mu.....................Gratis......

4..Ongkos khawatir krn memikirkan keadaanMu............Gratis.....

5..Menyediakan makan,minum, pakaian n keperluanMu...Gratis.....

6..Mencuci pakaian, gelas. piring n keperluanMu.............Gratis.....

Jumlah keseluruhan NILAI KASIHKU...GRATIS.....

Air mata si Anak berlinang setelah membaca......

Si anak menatap wajah ibunya, lalu memeluk dgn erat dan berkata...

" Saya Sayang Ibu "...Kemudian si anak mengambil pena dan menulis sesuatu didepan surat yg ditulisnya.." Telah Dibayar "..

(Kangen Emakku, hiks hiks, whoaaaa......)

Dan.... Brondong Itupun Menangis....


Setelah selesai dengan urusan bimbingan skripsi bbrp murid, ke Gedung Rektorat dan Ruang Koperasi, kuputuskan meninjau situasi dan kondisi ke lapangan. Aku, bu Mir, dan bu Tri. Kami bukan termasuk panitia, namun rasa memiliki, keinginan untuk memberikan dorongan yang memotivasi para panitia dan mahasiswa yang diperbantukan sebagai panitia, dan mahasiswa baru, membuat kami ingin hadir bersama mereka.


Kami bergerak menuju Aula, melihat situasi ruang sekretariat dimana terlihat para mahasiswa senior sebagai bagian dari panitia PDSP 2010 - STPNDB berkumpul dan melaksanakan tugas masing-masing. Lalu menyusuri lapangan, dimana lebih dari 700 an mhs baru sedang jalani proses pembinaan dasar sikap dan profesi di bawah arahan dan bimbingan dari tim Polda Bali.

Kemudian kami bergerak meninjau ruang dimana P3K berada, di bagian dalam Aula. Ada Brando disana yang menguasai ruangan. Terdapat beberapa mahasiswa yang sedang berbaring. Dua orang mahasiswi yang belum sembuh benar dari sakit flu dan demam, namun bersikeras mengikuti program PDSP. Dan, ada seorang mahasiswa. Dia mengeluhkan sakit perut, lalu, mulai menangis....

Aku jadi ingat anakku, Adi. Sang putra sulung. Dia sempat menangis karena tidak siap terhadap beban tugas dan tekanan mental yang dihadapi pada saat dua hari pertama mengikuti MOS di sekolahnya, Smansa Denpasar, tanggal 10 - 17 Juli 2010 yang baru lalu. Ehm, putraku, yang sudah kutahu, dia bakal cukup terguncang alami peristiwa tersebut, namun memang harus dia hadapi ujian ini, untuk menguatkan pribadinya sebagai pria tangguh dalam hadapi berbagai badai kehidupan.

Ah, kutanya perlahan mahasiswa yang sedang menangis di Aula pada hari kedua PDSP berlangsung ini. Apakah merasa sakit hati atas perlakuan Raka dan Rakanita. Apakah karena ada permasalahan lain yang dia hadapi dan sedang mengganggu pikirannya. Hmm, dia bilang dia masih memiliki hubungan saudara dengan salah satu dosen disitu. Bu Lis adalah tantenya. Dia berasal dari Gianyar. Dan... dia kangen pada keluarganya, pada bapak dan ibunya. lalu dia bertanya, apakah ada kemungkinan dia bisa bertemu dengan orangtuanya sebelum perkuliahan dimulai minggu depan, dan mereka disibukkan dengan berjibun tugas dalam perkuliahan, baik teori maupun praktek. Dia ingin pulang sejenak ke Gianyar.

Ah ha...
Terkadang, sungguh berat bagi seseorang, terpisah dari situasi lingkungan dimana dia merasa aman, stabil dan menyenangkan dirinya. Bahkan, walau itu tidak terpisah jauh sekalipun. Maka kujelaskan padanya. Brando berasal dari Papua, harus mandiri karena terpisah jauh dari keluarga. Banyak sahabat yang juga alami dan rasakan hal yang juga dia alami saat ini.

Ehm...
Ribuan peristiwa dan kejadian yang telah, sedang, dan akan mewarnai perjalanan kehidupan kita. Semoga ini semua semakin membuat kita semakin bijak dan arif dalam menyikapi ini semua. Dan.. bukannya malah bersikap munafik, melarikan diri dari tanggungjawab, atau gampang menyerah.

Minggu, 01 Agustus 2010

I Believe...


I believe...
That just because two people argue, It doesn't mean they don't love each other ...
And just because they don't argue, It doesn't mean they do love each other...

I believe....
That we don't have to change friends If we understand friends change

I believe...
That no matter how good a friend is,
They're going to hurt you every once in a while
And you must forgive them for that

(Nubiagroup, 1/8/2010)