Selasa, 01 Juni 2010

Suami / Istri Satu Paket....

"Istriku sudah marah krn menunggu lama di Ramayana bersama anak2. Habis, mau bagaimana lagi…” Komentar sahabatku ini saat dia jalankan tugas tangani APM dari mahasiswa Prog.Berjenjang ini hingga larut malam Sabtu malam, 29 Mei 2010, di saat harusnya nikmati waktu bersama keluarga.

Ah, bukankah, saat kita menikah dengan seseorang, itu juga berarti siap menerima dan menghargai segala yang melekat padanya? Jabatan, gelar, susah dan senang, sibuk dan santai, baik dan buruk, benar dan salah… Kita tidak bisa menikah dan berharap suami atau istri tidak lagi memiliki sifat jelek yang tidak kita inginkan. Hal ini juga berlaku bagi hubungan persaudaraan, pertalian kekerabatan, dan persahabatan. Kubilang ini dengan.. “Suami satu paket”. Artinya, menikah dengan seseorang, berarti juga menikahi semua sifat jeleknya, kekurangannya, dan.. perlahan kita bersama satukan banyak sisi unik ini secara bersama, saling melengkapi, namun, perbedaan akan selalu tetap ada. Bersatunya dua orang tidak berarti hilangnya satu orang yang bahkan miliki ribuan perbedaan, namun bagaimana hidup dengan segala perbedaan tersebut untuk menjadi pribadi-pribadi yang makin dewas dan shanti.

Kita bisa saja meng kerangkeng suami atau istri, memaksakan kehendak dengan hukuman, atau memberlakukan pemaksaan lainnya. Kita bisa saja “menyinebkan” gelar atau jabatan. “Menyinebkan” diri, berlaku berpura, bersikap munafik, bertindak masa bodoh terhadap suami atau orang lain, memaksakan kehendak sendiri, menipu masyarakat banyak, hidup dengan menulikan dan membutakan diri dari lingkungan sosial. Namun kita tidak akan pernah bisa menipu diri sendiri dan berdusta di mata Tuhan. Maka… jadilah suami “satu paket”, sahabat “satu paket”, saudara “satu paket”.

Kalian berdua, sepasang suami dan istri, yang keduanya adalah sahabatku… Suamimu seorang pejabat, say…. Dan itu membuat dia harus selalu siap pada situasi dan kondisi yang menyangkut tugasnya pula. Laksanakan tugas hingga larut malam handle acara ini, yang juga kuhadiri bersama anakku dan simbok, dan banyak sahabat lain. Kalau kulihat dan kutahu dia berselingkuh disini, bisa kucekik dia demi kau, sahabatku.

Hari Sabtu 29 Mei 2010 pukul 17.00, Aku baru tiba dari perjalanan dua hari ke Nusa Penida yang lumayan melelahkan, hanya sempat mandi, lalu berangkat lagi bersama simbok dan anakku ke Charity Care yang diadakan muridku di Hotel Inna Bali jalan Veteran ini, hingga lumayan larut, karena simbok juga adalah “satu paket”. Dia tetap manusia yang butuh jalan dan hiburan, walau jabatannya juga adalah seorang “pembantu”. Maka kuangkut keluargaku untuk tetap bisa nikmati kebersamaan secara berkualitas. Aku mungkin bukan ibu yang baik, tapi aku adalah ibu “satu paket”, dengan segala kelemahan dan kelebihanku.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar