Kamis, 28 Februari 2013

C'est la Vie, Mon Ami......

Pukul 4 sore, Kamis 28 Februari 2013. Hari terakhir di bulan Februari. Setelah tuntas dengan beragam kegiatan di kampus Sekolah Tinggi Pariwisata Nusa Dua Bali, aku bersiap untuk pulang..... Suami yang sedang di Malang melaksanakan tugas negara, anak-anak dengan beragam aktivitasnya, rumah tangga yang menanti hadirku, membuat ingin bergegas pulang.

Kulihat senat mahasiswa sedang rapat. Mereka bersiap untuk melaksanakan  beragam persiapan bagi acara pembukaan awal kegiatan bagi peringatan Dies Natalis ke 35 Sekolah Tinggi Pariwisata Nusa Dua Bali. Dan besok kegiatan akan dilaksanakan di lapangan olah raga kami pada pukul 7 pagi hari.



Bu Suastuti, dosen muda di STPNDB. Setelah tuntas mengajar, dia akan lanjut kuliah di program pascasarjana, magister manajemen, Universitas Udayana. Ya, para dosen diwajibkan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, minimal S2, maka dia melanjutkan pendidian kembali. Ternyata ban mobilnya kempes. Ada cadangan ban mobil di bagasi. Setelah berdiskusi dengan bapak IB Negarayana, Ketua Jurusan MKP yang juga sedang beranjak pulang, pak Giriana, staf transportasi, diputuskan akan menjemput karyawan bengkel mobil di dekat kampus kami. Dan, setelah karyawan bengkel tiba, bagasi mobil dibuka untuk mengeluarkan ban cadangan.



Namun sayangnya lagi, ban cadangan ini juga kempes. Hmmm. Ban mobil yg pecah dimasukkan ke dalam bagasi, ban cadangan yang kempes dibawa ke bengkel untuk dipompa. Uniknya lagi, velg mobil dari ban cadangan tidak lah sama. Resiko tinggi untuk alami kecelakaan.... Mobil hanya bisa dikendarai dengan kecepatan dibawah 80b km per jam nya. Padahal jalur Nusa Dua - Denpasar, dan khususnya kampus UNUD di jalan Sudirman di kala sore hari sangat lah padat. Orang yang pulang kerja, murid sekolah yang baru pulang, dan banyaknya kendaraan proyek yang sedang bertebaran di Denpasar.



Kuputuskan mengiringi ibu Suastuti yang mengendarai mobil KIA Picanto ber pelat DK 1422 KK ini. Aku mengendarai motor bututku. Mengikuti gerak laju mobilnya, sambil memanjatkan doa, semoga tidak terjadi sesuatu apa pun yg membahayakan sepanjang perjalanan. Perlahan kami beriringan menyusuri jalan Denpasar - Nusa Dua, hingga tiba di dekat kampus MM UNUD tersebut, sebelum berbelok menuju ke arah rumahku. Mampir sejenak untuk melakukan pembayaran modem yang kugunakan sebagai akses internet di salah satu anjungan tunai mandiri, dan bergegas pulang ke rumah....... Hum swit hum menanti dengan segudang rencana.



Betapa........
Cobaan terkadang mendera bertubi, datang silih berganti, menguji kesabaran dan kemampuan dalam mengatasi ini semua..... Dari pak Putu Agus Suryawan, staf keuangan yang sedang berada dalam ketegangan tingkat tinggi karena  pemeriksaan BPK yang hadir di kampus kami semenjak kemarin, Rabu 27 Februari 2013. Sementara kedua anaknya dalam kondisi sakit. "Panake mekejang sekarat, ane I tipes dan gejala DB, anak II batuk, pilek, panas. Andika mare mesu uli rumah sakit ofname 4 hari di rumah sakit puri rahaja sakit DB", Tuturnya dalam bahasa Bali.

Aku juga teringat sahabat karib yang bersama sedang menempuh pendidikan lanjutan di program pascasarjana S3, program doktoral, di Universitas Udayana. Ibu Putu Parniasih. Bersama 23 orang lainnya lagi, dari beragam seantero nusantara, kami se angkatan tahun 2009 menghabiskan waktu bertahun di program studi Kajian Budaya tersebut, hingga kini masih berjuang untuk menuntaskan pendidikan kami. Ceria dan selalu ramah, cerdas dan sepenuh semangat menjalani setiap hari-harinya, bersama suami yang dikasihinya. Siapa menyangka kini dia hanya mampu terbaring lemah di ranjang, tidak bisa bangun duduk berlama lebih dari 15 menit. Disertasi terhambat, dan hanya bisa melakukan banyak hal di tempat tidur......

 Kuliah dan kerja, Sahabat dan keluarga, Emosi dan logika, Egois dan cinta, Hasrat dan hampa, Kebutuhan dan keinginan, setiap orang memiliki kisah hidupnya dan jejak langkah yang harus dilalui dalam kehidupan ini.
Aku jadi teringat pepatah yang mengatakan..... Kita tidak bisa memuaskan setiap orang, tidak bisa mendapatkan cinta setiap orang. Kita hanya bisa belajar mencintai setiap orang, dalam situasi dan kondisi yang bagaimana pun jua. Inilah hidup dan kehidupan, dengan segala ragam pernak pernik yang ada di dunia ini. Inilah kehidupan itu sendiri, sahabatku.......... Swaha.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar