Jumat, 30 April 2010

Tuhan, Andai Aku Bisa...

"Ibu, aku mati rasa bagi cinta... Trauma dan tidak miliki percaya diri lagi karena alami gagal berkali, tidak ada yang bisa kupercaya lagi, ingin bagai mati saja rasanya" Demikian komentar remaja ini di chat box...

Ah...
Andai, bisa kuhapus tiap derai air mata yg bergulir jatuh dari bingkai mata tiap anak manusia...
andai, bisa kuusap darah mengucur ditubuh terluka, dan hati bersedih karena hadirnya duka...
andai, bisa kuusir mimpi tergelap dalam bayang yg bergerak perlahan hantui hari-hari...

Namun, kita bukanlah malaikat, bukan pula dewa dan dewi, maka, kuputuskan, akulah manusia yang akan ucapkan tegas "Panta Rei"... biarkan segala mengalir seperti sebagaimana harusnya tercipta apa adanya, kuberserah diri, pasrah pada semua nyata dan takdir yang Kau cipta bagi kami, Tuhan. Sungguh kasihan mereka yang tidak percaya diri dan hilang kepercayaan terhadap cinta. Semangat dan cinta sangat berarti bagi perkembangan kepribadian untuk tumbuh semakin bijak dan dewasa. Setiap orang akan terus tumbuh menua, menjadi tua. Itu sudah pasti. Namun, tumbuh menjadi dewasa, adalah sebuah pilihan yang belum tentu bisa dilakukan tiap orang.

Maka, Tuhan, janjiku, akan kulakukan yang terbaik bagiku, juga bagi tiap umat manusia di dunia ini, semakin bijak dan dewasa dari hari ke hari, agar hanya shanti yang tercipta, damai di bumi dan di hati tiap insani... Karena, bukankah Tuhan ada dalam diri tiap umat manusia? Sebagai Awal, Pertengahan dan Akhir.. Sebagai masa lalu, masa kini, dan yang akan datang... Hingga, tak dibutuhkan lagi perdebatan panjang lebar tentang ini, yang hanya akan menimbulkan konflik berkepanjangan, tiada henti...

Karena
aham ātmā guḍākeśa sarva-bhūtāśaya-sthitaḥ, aham ādiś ca madhyaṁ ca bhūtānām anta eva ca ( http://id.wikipedia.org/wiki/Kresna )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar