Minggu, 20 Februari 2011

Anak


Anak, adalah mahkota yang raja i jiwaku. Mereka mengisi indahnya hari yang berlari di tiap sisi ruang hati. Baik segala susah dan bahagia, baik sedikit dan banyak, baik bagus dan buruk. Walau terkadang menjengkelkan, ribut dan berantem, bahkan, ingin rasanya menjual mereka untuk beberapa jam saja... namun mereka akan selalu ada di jiwa.



Seiring usia yang bertambah.... terkadang rada susah untuk mengajak mereka bepergian bersama bagai saat-saat kecil dahulu. Namun hari ini, Minggu, 20 Februari 2011, akhirnya bisa gowes bareng anak-anakku kembali.

Minggu, 20 Feb 2011. Terjaga pukul 5 pagi, segera ku kerahkan Laskar Pelangi untuk bersiap diri. Mobil pick up yang akan membawa segala sepeda sudah tiba. Maka, 8 buah sepeda segera naik ke atas mobil. Di samping pak supir duduk Dek Widya dan Mahesa, adiknya. Di bagian belakang, anak2ku, Adi dan Yudha, Gung Wipa, dan Prima. Aku naik motor bersama Kadek Susi, mengiringi dari belakang. Menyusuri jalan Teuku Umar pukul 6 pagi, kali ini, kami akan mengikuti Bali Fun Bike, yang diadakan oleh Indonesian House Keeper Association pada hari Minggu, 20 Februari 2011, berawal di Lapangan Puputan Renon.

Pukul 7.00, kami mulai bergerak dari Lapangan Puputan Renon, menuju jalan Diponegoro, Thamrin, Gadjah Mada, lalu berbelok ke Jalan Veteran, dan Hayam Wuruk. Di berbagai perempatan terlihat beberapa panitia berdiri memberi arahan bagi para peserta untuk bergerak mengayuh sepeda. Anak2ku melesat bagai anak panah dalam mengayuh sepedanya. Namun aku terpaksa melambatkan gerak sepeda, menemani Komang Mahesa dan Kadek Susi.

Melalui pertigaan menuju jalan Melati, perempatan jalan menuju Art Centre, melintasi ISI dan Art Centre, kembali kami bertemu pertigaan. Berbelok ke kiri, dan tembus di jalan raya Renon.

Sempat ku berkenalan dengan rombongan anak-anak SD dari UBUD. "Bapak namanya Made Nukada, kerja di Bali Royal Hotel. Kami dari Ubud juga naik mobil Pick up tadi" Demikian dia berceritera tentang dirinya.

Komang Mahesa dan Kadek Susi juga terlihat sudah bercucuran keringat dan berkali harus beristirahat sejenak. Kami menyusuri jalan menuju jalan raya Puputan Renon. Hmmm. Namun toh akhirnya, kami selesaikan perjuangan kali ini. Mereka berteriak bahagia saat berjumpa kembali dengan rombongan lain yang sudah menikmati kue dan minuman. Menjejerkan sepeda, dan duduk di atas rumput di pinggir jalanan.


Swaha, Tuhan. Astungkara atas keberhasilan kali ini. Sungguh suatu bukti, bahwa mereka mampu jalani hari-hari dengan semangat di dada. Walau jatuh bangun berkali, namun asa akan selalu tetap ada di dada mereka semua.

Anak, adalah sebuah karunia terindah dari Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Entah dia anak kandung, anak tiri, anak tetangga, anak sahabat, bahkan anak yang tak kita kenal sekalipun..... Wajah damai dan teriakan histeris kebahagiaan yang terpancar tulus, tanpa berpura-pura, sungguh takkan pernah bisa kita beli dari mereka. Beri mereka kasih tulus pula, maka, dunia akan mereka buat menjadi indah.....

Merekalah pemilik masa depan negeri ini. Pada mereka kutitipkan hari-hari yang semoga membuat mereka jadi pencipta damai di bumi dan di hati tiap insani.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar