Senin, 15 April 2013

Lika Liku Lelakiku, Yudha sang master chef & art.....

Yudha adalah pangeran bungsuku. Terlahir 15 Mei 2003, dia kini duduk di bangku kelas 5 SDN Padang Sambian Kelod di kota Denpasar. 


Setiap hari selalu ada saja beragam kisah terlahir tentangnya tiada henti. Memang, dia bagai meteor yang tidak pernah berhenti berkarya dan merangkai seluruh ceritera dalam kehidupannya. Sering membuat kami takjub dengan ragam corak tindakan yang dilakukannya.

Malam ini dia lapar. Waktu menunjukkan pukul 9 malam. Meski sudah makan sore tadi, dia ingin nasi goreng. Maka kuhantar dia ke dapur kami. Dia membuka kulkas, mengambil empat telor ayam mentah yang kemudian dipecahkan dan diaduk isinya dalam sebuah mangkok. Sisa ayam goreng dua potong diirisnya kecil-kecil. Sayur kol diiris tipis, lalu kembali diiris bagai lawar halusnya. Disiapkannya nasi 3 piring. Aku mulai menghidupkan kompor dan meletakkan penggorengan di atas api kompor yang telah menyala.








Yudha ingin memasak nasi gorengnya. Maka, kuberikan padanya sendok penggorengan. Kutuang minyak ke dalam penggorengan, setelah pinyak panas, yudha memasukkan beragam bahan yang telah disediakan, bumbu jadi, saos dan kecap. Kuawasi dari belakang dengan sepenuh semangat memberinya dukungan menyelesaikan usahanya tersebut.......








Sepuluh menit kemudian, proses berakhir. Nasi goreng ala Yudha telah terhidang di atas 6 piring nasi. Empat bagi kami sekeluarga, bapak, kakaknya Adi Pratama, aku sendiri dan juga dia. Dua bagi bibi dan pamannya yang tinggal di belakang rumah kami.


Well......
Meski beragam aktivitas sering membuatku merasa lelah, namun selalu aku berusaha mendukung anak-anakku dalam beraktivitas meraih keinginan mereka. Aku mungkin bukan perempuan sempurna, bukan istri yang baik, dan juga bukan ibu rumah tangga hebat...... Namun aku akan selalu berusaha dan berjuang, demi anggota keluargaku....... Juga demi banyak orang lainnya.

Setiap hari selalu ada saja beragam kisah terlahir tentangnya tiada henti. Tiada pernah lelah, terkadang cengeng dan egois muncul dalam perbuatannya. Namun dia sungguh pria romantis, yang senang membuat hati orang lain senang pula. Mulai dari membantuku membersihkan rumah, ber belanja barang kebutuhan di warung dekat rumah kami, dan senang membantu siapa pun yang berada di dekatnya. Memang, dia bagai meteor yang tidak pernah berhenti berkarya dan merangkai seluruh ceritera dalam kehidupannya. Sering membuat kami takjub dengan ragam corak tindakan yang dilakukannya.




Mulai dari merancang dan membuat layangan, hingga bahkan yang jauh lebih besar dari ukuran tubuhnya sendiri......



Menempel gambar tato yang dibelinya bersama teman-teman..... 






Menggambar beragam bentuk yang bisa dibuatnya, lalu mewarnai sesuai dengan persepsi yang dia inginkan.










Terkadang..... dia lakukan bersama sang kakak tercinta....













Hmmmm, sungguh, beragam lika liku yang mewarnai kehidupan, dia lah lelakiku, anakku sayang, Made Yudhawijaya....





Tidak ada komentar:

Posting Komentar