Rabu, 01 Mei 2013

Buda Kliwon Pahang, Jalan panjangku bersama Mu, Tuhan (1 Mei 2013)






 Dari satu kampus ke kampus lain, dari satu kota ke kota lain, dari urusan duniawi hingga spiritual. Karena manusia akan selalu bergerak secara dinamis, demi mencapai segala tujuan dan keinginan dalam kehidupan ini......


Maka, inilah kisahku, dari Denpasar ke Nusa Dua, lalu ke Denpasar lagi, kemudian lanjut ke Tabanan, sebelum kembali ke Denpasar. Dari Kampus Sekolah Tinggi Pariwisata Nusa Dua Bali, lalu ke Kampus Universitas Udayana. Dari urusan bimbingan skripsi, bagi para mahasiswa ku, lalu bimbingan disertasiku dengan beberapa profesor, sebelum kemudian urusan persembahyangan dalam rangka piodalan di Pura Puseh Batuaji, dilanjutkan dengan urusan sekolah anakku.





Rabu, 1 Mei 2013. Buda Kliwon Pahang. Tiba di kampus STPNDB, bersama beberapa rekan, kami menuju Pura Niti Bhuwana, bersembahyang mengawali aktivitas kami hari ini. Bu Dra. I Gusti Ayu Mirah Darmayanthi, M.Si, Ibu Dra. Gusti Ayu Rai Sumariati, M.Si. Ibu Dra. Ni Luh Lasmini. Di Pura, kami temui beberapa rekan lain yang telah mendahului kami, juga para mahasiswa dan mahasiswi lain.












Pak Mangku yang mengabdi di kampus kami, bersama bu mangku. Berfoto bersama di depan padma Pura kami, yang beberapa bulan lalu juga mengalami kerusakan akibat angin puyuh yang melanda Nusantara.

 ".....daripada mengutuk gelap dunia, mari kita nyalakan cahaya asa..." Demikian kutekankan dalam hatiku sendiri. Terkadang...... galau dan emosi yang melanda, membuatku menjadi super duper sangat teramat sensitif. Berdoa dan pasrah dapat membantu mengendalikan diri, menenangkan, dan kembali bersemangat dalam melanjutkan aktivitas sehari-hari.....









 

 
Pura Niti Bhuwana, di lingkungan kampus Sekolah Tinggi Pariwisata Nusa Dua Bali, Rabu, 1 Mei 2013. Sebelum mengawali kerja hari ini, kami berjalan menuju pura. Cakupkan tangan mengalunkan puja di pagi hari. Buda Kliwon Pahang. Smoga Tuhan memberkati perjuangan kita sepanjang hari ini.....
Berikutnya, setelah tuntaskan beberapa bimbingan. Ku berpamit pada rekan-rekan di ruang. Ining menemui para pembimbing Disertasiku, dan juga beberapa dosen lain. Tujuanku, Gedung Pascasarjana Universitas Udayana.  Setelah menuntaskan kerja, aku berpamit pada pimpinan, Ketua Program Studi Administrasi Perhotelan yang baru dilantik per 1 April 2013, bu Ni Luh Gede Sri Sadjuni, SE., M.Par. Beliau menggantikan ibu Irene Hanna Sihombing, SE., MM. Aku bergerak menuju Kantor Pusat Program Pascasarjana UNUD, menemui beberapa profesor, berkaitan dengan pendidikan ku di Program Doktoral Program Studi Kajian Budaya. Kujumpai Prof. Dr. AAG Wirawan, Dr. Sukarja,


 Menatap langit cerah di atas langit Pascasarjana Sang Udayana... Astungkara, one step ahead. Gambatte !! Tuhan merestui setiap langkah tulus anak manusia.... (Hmm, emank masih kanak-kanak dah gue, kekanakan!)
 
Begitu tuntas pukul 11 siang, aku sungguh senang. Masih cukup waktu luang untuk pulang kampung ke Tabanan. Buda Kliwon Pahang. Rabu, 1 Mei 2013. Pujawali di Pura Puseh Desa Batuaji, Kecamatan Kerambitan, Kabupaten Tabanan.

Suami sedang bekerja, dan dia bakal mengantar si bontot les siang ini. Si sulung baru sore hari tiba etelah mendaki gunung Batur. Dan, knapa tidak, pulang kampung untuk bersembahyang sejenak, meski sendirian, untuk memuja selagi bisa. Sekaligus pula, menyapa ramah para keluarga besar.

Bapak kandungku lahir di desa ini. Keluarga besarku ada disini pula. Aku ingin bersembahyang dan mencakupkan puja puji bagi Tuhan, selagi masih diberi kesempatan dalam hidupku. Maka, segera kumelaju dengan motor tua tercinta, astrea grand hitam keluaran tahun1993





Tiba di Jero Batuaji Kelod 40 menit dari Denpasar, kutemui sebagian keluarga sudah tiba dari Pura Puseh.  Ada pula Mbok Jegeg cantik yang menikah dengan seorang pria Sumba, dan mengikuti agama sang suami, Nasrani. Ehm.... Namun Tuhan, Ida Sang Hyang Widhi Wasa dalam agama Hindu, Maha Tahu bagi semua umatNya. Kami berkumpul bersama dalam kebersahajaan, saling bercanda berbagi ceritera.

Serombongan keluarga dari Bongancina sudah bersiap akan kembali dengan mobil yang mereka tumpangi. Dewa Biyang Nyoman Nesi, adik kandung bapakku, juga baru saja tiba dari Pura. Maka, segera aku bersiap berangkat, dengan membawa haturan banten dalam sokasi?besek / anyaman dari bambu.


".... karena suku, ras, agama, dan juga beda budaya hanyalah batasan yang dibuat manusia..." Kata Usatd Jefry al Buchori. Maka, tak pernah ada mantan anak dan orangtua, mantan keluarga dan saudara, sayang.... meski kita beda agama dan kasta. @ Jero Batuaji Kelod, Kerambitan Tabanan, Buda Kliwon Pahang, Rabu, 1 Mei 2013.






Pura Puseh desa Batuaji, pujawali jatuh pada Buda Kliwon Pahang. Kali ini yang bertugas sebagai manggala upacara adalah dusun Batuaji Kelod. Kusapa ramah para pemedek yang kutemui disana. Sebagian adalah keluarga besar pula. Ehm...... Bukankah, tak ada yang namanya mantan keluarga, kecuali mereka yang saling membenci dan menyimpan sakit hati secara berkepanjangan ???











Para pemangku istri dan mereka yang bertugas mempersiapkan rangkaian banten yang diperlukan bagi upacara pujawali kali ini.....






Rangkaian banten gebogan atau susunan dari buah dan makanan yang dihaturkan sebagai simbol memuja Tuhan, sebelum kemudian dinikmati bersama.....

















Alunan gong, kidung suci, harum dupa dan semerbak wangi bunga..... Gelaran suci yang bangkitkan getar hati. Shanti, shanti, shanti....... @Batuaji Kerambitan, Buda Kliwon Pahang, kuayunkan langkah sejenak di penghujung senja. Sayangnya..... hanya sejenak.

















Para pemangku Pura Puseh sedang melantunkan mantram suci penghantar upacara pecaruan sebelum beragam perangkat upacara dan upakara dibawa menuju ke beji sebagai simbol pelukatan / penyucian.






Para pecalang yang bertugas menjaga keamanan dan ketenangan desa dengan simbolnya, pakaian adat safari hitam dan saput poleng (sarung dengan motif hitam putih) serta udeng / destar / pengikat kepala poleng pula





Para perempuan pemedek dengan haturan banten di atas kepala mereka.






Gedong suci tempat menyimpan beragam perangkat upacara.






Tatap polos dan ramah anak-anak yang kujumpai saat bersembahyang ke Pura. Hmmm, dunia anak-anak selalu melambangkan indah dan polosnya dunia mereka. Memang seharusnya seperti itulah anak-anak......





Berbagai simbol dan lambang upacara pada pujawali di Pura Puseh Desa Batuaji, Buda Kliwon Pahang, Rabu,  1 Mei 2013.































Kasih keluarga, leluhur dan para dewata, serta Ida Sang Hyang Widhi, akan menghantar jejak langkahmu arungi samudera kehidupan, sayang....... Jangan takut menatap dunia nan terbentang luas di hadapan kita. Terjatuh berkali, bangkitlah berkali dan berkali.....





























Ah...... panggilan Tuhan, aku tak tahu, tak kan pernah tahu, berapa lama lagi bisa kupenuhi. Namun, akan selalu kucoba, selagi ku mampu, selagi ku bisa, hingga usia ku tiba, akhiri perjalanan di dunia fana ini.

Pukul 15.30 sore saat kuakhiri perjalanan panjang hari ini. Kembali ke Denpasar, langsung menuju Primagama dimana si bungsu les. Menjemputnya dan kami pulang bersama. Sebelum kemudian lanjut dengan ribuan urusan lain lagi. Rutinitas lain lagi. Perjalanan lain lagi...........



Tidak ada komentar:

Posting Komentar