Sabtu, 04 Mei 2013

Pujawali di Pura Puseh, Buda Kliwon Pahang, 1 Mei 2013, Desa Batuaji, Kec. Kerambitan, Kab. Tabanan.

Setelah menuntaskan urusan di Nusa Dua dimana aku bekerja, juga menuntaskan urusanku di Kantor Pusat Program Pascasarjana UNUD, menemui beberapa profesor, berkaitan dengan pendidikan ku di Program Doktoral Program Studi Kajian Budaya. Kujumpai Prof. Dr. AAG Wirawan, Dr. Sukarja,

 Menatap langit cerah di atas langit Pascasarjana Sang Udayana... Astungkara, one step ahead. Gambatte !! Tuhan merestui setiap langkah tulus anak manusia.... (Hmm, emank masih kanak-kanak dah gue, kekanakan!)
 
Begitu tuntas pukul 11 siang, aku sungguh senang. Masih cukup waktu luang untuk pulang kampung ke Tabanan. Buda Kliwon Pahang. Rabu, 1 Mei 2013. Pujawali di Pura Puseh Desa Batuaji, Kecamatan Kerambitan, Kabupaten Tabanan.

Suami sedang bekerja, dan dia bakal mengantar si bontot les siang ini. Si sulung baru sore hari tiba etelah mendaki gunung Batur. Dan, knapa tidak, pulang kampung untuk bersembahyang sejenak, meski sendirian, untuk memuja selagi bisa. Sekaligus pula, menyapa ramah para keluarga besar.

Bapak kandungku lahir di desa ini. Keluarga besarku ada disini pula. Aku ingin bersembahyang dan mencakupkan puja puji bagi Tuhan, selagi masih diberi kesempatan dalam hidupku. Maka, segera kumelaju dengan motor tua tercinta, astrea grand hitam keluaran tahun1993


Tiba di Jero Batuaji Kelod 40 menit dari Denpasar, kutemui sebagian keluarga sudah tiba dari Pura Puseh.  Ada pula Mbok Jegeg cantik yang menikah dengan seorang pria Sumba, dan mengikuti agama sang suami, Nasrani. Ehm.... Namun Tuhan, Ida Sang Hyang Widhi Wasa dalam agama Hindu, Maha Tahu bagi semua umatNya. Kami berkumpul bersama dalam kebersahajaan, saling bercanda berbagi ceritera.

Serombongan keluarga dari Bongancina sudah bersiap akan kembali dengan mobil yang mereka tumpangi. Dewa Biyang Nyoman Nesi, adik kandung bapakku, juga baru saja tiba dari Pura. Maka, segera aku bersiap berangkat, dengan membawa haturan banten dalam sokasi?besek / anyaman dari bambu.

".... karena suku, ras, agama, dan juga beda budaya hanyalah batasan yang dibuat manusia..." Kata Usatd Jefry al Buchori. Maka, tak pernah ada mantan anak dan orangtua, mantan keluarga dan saudara, sayang.... meski kita beda agama dan kasta. @ Jero Batuaji Kelod, Kerambitan Tabanan, Buda Kliwon Pahang, Rabu, 1 Mei 2013.



Pura Puseh desa Batuaji, pujawali jatuh pada Buda Kliwon Pahang. Kali ini yang bertugas sebagai manggala upacara adalah dusun Batuaji Kelod. Kusapa ramah para pemedek yang kutemui disana. Sebagian adalah keluarga besar pula. Ehm...... Bukankah, tak ada yang namanya mantan keluarga, kecuali mereka yang saling membenci dan menyimpan sakit hati secara berkepanjangan ???





Para pemangku istri dan mereka yang bertugas mempersiapkan rangkaian banten yang diperlukan bagi upacara pujawali kali ini.....




Rangkaian banten gebogan atau susunan dari buah dan makanan yang dihaturkan sebagai simbol memuja Tuhan, sebelum kemudian dinikmati bersama.....










Alunan gong, kidung suci, harum dupa dan semerbak wangi bunga..... Gelaran suci yang bangkitkan getar hati. Shanti, shanti, shanti....... @Batuaji Kerambitan, Buda Kliwon Pahang, kuayunkan langkah sejenak di penghujung senja. Sayangnya..... hanya sejenak.







Para pemangku Pura Puseh sedang melantunkan mantram suci penghantar upacara pecaruan sebelum beragam perangkat upacara dan upakara dibawa menuju ke beji sebagai simbol pelukatan / penyucian.



Para pecalang yang bertugas menjaga keamanan dan ketenangan desa dengan simbolnya, pakaian adat safari hitam dan saput poleng (sarung dengan motif hitam putih) serta udeng / destar / pengikat kepala poleng pula


Para perempuan pemedek dengan haturan banten di atas kepala mereka.



Gedong suci tempat menyimpan beragam perangkat upacara.



Tatap polos dan ramah anak-anak yang kujumpai saat bersembahyang ke Pura. Hmmm, dunia anak-anak selalu melambangkan indah dan polosnya dunia mereka. Memang seharusnya seperti itulah anak-anak......


Berbagai simbol dan lambang upacara pada pujawali di Pura Puseh Desa Batuaji, Buda Kliwon Pahang, Rabu,  1 Mei 2013.













Kasih keluarga, leluhur dan para dewata, serta Ida Sang Hyang Widhi, akan menghantar jejak langkahmu arungi samudera kehidupan, sayang....... Jangan takut menatap dunia nan terbentang luas di hadapan kita. Terjatuh berkali, bangkitlah berkali dan berkali.....













Ah...... panggilan Tuhan, aku tak tahu, tak kan pernah tahu, berapa lama lagi bisa kupenuhi. Namun, akan selalu kucoba, selagi ku mampu, selagi ku bisa, hingga usia ku tiba, akhiri perjalanan di dunia fana ini.

Pukul 15.30 sore saat kuakhiri perjalanan panjang hari ini. Kembali ke Denpasar, langsung menuju Primagama dimana si bungsu les. Menjemputnya dan kami pulang bersama. Sebelum kemudian lanjut dengan ribuan urusan lain lagi. Rutinitas lain lagi. Perjalanan lain lagi...........

Tidak ada komentar:

Posting Komentar