Minggu, 26 Mei 2013

Dan.... Bila panggilan itu tiba, dalam beragam gaya dan cara kami memuja Mu, Tuhan.


Banyak akal sehat dan logika yang mungkin tidak bisa selaras, bila sudah berkaitan dengan hubungan spiritual seseorang...... Namun, kupikir, ini adalah hubungan yang sungguh pribadi, bersifat privacy dan personal, hingga hanya bisa dijelaskan secara gamblang bagi orang yang bersangkutan dan Beliau, Tuhan Yang Maha Esa.

Mungkin, ada pula komentar yang berkata..... Sungguh susah menjadi orang Bali, menjadi pemeluk Hindu. Namun, bagiku, manusia adalah mahluk yang berakal budhi, dan, dengan kearifan  serta kedewasaan dalam dirinya, mereka akan mampu mencari alternatif dari permasalahan yang ditemui.

 Bayangkan, bila tanpa pegangan agama dan spiritual dalam jiwa, dan kita semua terasa bagai manusia tanpa perasaan, hanya tubuh hampa tanpa pijakan, tak berarah tujuan, tanpa pedoman dalam kehidupan ini......






Tingkatan dalam upacara dan upakara, demikian pula halnya.... Dengan bekerja sama, dengan bahu membahu, dengan saling berdiskusi, semoga semua berjalan dengan baik-baik pula....

Mau memilih jalan yang mewah, terkesan wah, tingkatan karya utama ning utama, dengan cara sederhana, sejauh semua sempurna dan tercapai sesuai tujuannya, dilaksanakan dengan tulus dan sepenuh niat, maka, kebahagiaan dan kepuasan banyak pihak akan tercapai pula.






Anggara Kasih Tambir, Selasa, 21 Mei 2013. Pada Upacara Mecaru me Rsi Ghana yang diadakan oleh Bli Nengah Puja, di Dusun Asah Badung, Desa Sepang Kelod, Kec. Busungbiu, Kab. Buleleng.

Upacara ini dilaksanakan sebagai bhakti ananda kepada keluarga, leluhur dan juga dewata. Pernyataan bahwa upacara ngaben telah tuntas terselenggara, pebersihan bagi seluruh karang / halaman rumah dan seisi penghuninya, agar mampu memperkuat kekerabatan dan persaudaraan di antara sesama anggota keluarga, juga keluarga besar, beserta masyarakat di sekitarnya.

Setelah upacara melukat, pebersihan tuntas dilakukan, sebelum Ida Ratu Peranda muput karya, iparku, Mbok Ketut Sukati, menari secara lemah gemulai, para ipar lain menyungsung bebantenan, ada pula yang membawa beragam perlengkapan upakara lainnya.

































Mecaru me Rsi Ghana, adalah sebuah upacara, sebagai perlambang Indigenous Wisdom, Genius Local Wisdom, dari umat Bali, yang beragama Hindu. Dengan Mecaru me Rsi Ghana, masyarakat bekerja bersama-sama, menjalin tali persaudaraan, saling berkunjung dan membantu penuntasan karya. Keluarga yang tersebar di seantero daerah akan berkunjung bersama, bekerja bersama, saling bertukar ceritera dan menjalin tali kasih sesama mereka.

Dengan Mecaru me Rsi Ghana, mereka inginkan mendapat ketenangan untuk melangkah ke masa depan, setelah rangkaian kejadian yang dianggap harus dilalui dengan rangkaian upacara agama ini, seperti yang telah tergambar dalam tujuan pelaksanaan ritual Mecaru me Rsi Ghana itu sendiri.


http://idabagusbajra.blogspot.com/ menjelaskan bahwa Mecaru me Rsi Ghana, terdiri atas :  Rsi Ghana Alit dimana masa perlindungannya 6 bulan, dan Rsi Ghana Agung dimana masa perlindungannya 6 tahun. 

Digunakan bila didalam satu pekarangan mengalami: Salah satu keluarga mengalami salah pati atau ngulah pati, Salah satu bangunan disambar petir, Kemasukan orang gila, Bangunannya kejatuhan pohon besar hingga cacat, Kebanjiran atau dihanyutkan banjir besar,Menjadi tempat orang mengamuk, perang, berkelahi,Kebakaran, Kemasukan binatang besar, Kemasukan bhuta kala, Suasana keluarga memanas dan keruh.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar