Selasa, 28 Mei 2013

Sumpah !!!! Sakit itu gak enak polll



Senin, 27 Mei 2013, pukul tujuh pagi. Keluar dari kamar mandi, dan tergelincir di depan pintu. Kucoba meraih pegangan pinggir lemari, namun tak terjangkau, kepala menghantam pinggiran palang kayu, aku jatuh terduduk. Dari kepala bagian kanan muncrat darah segar, kemudian mengucur kian lama kian banyak.



Panik??? Hmm. Langkah pertama selalu adalah, sabar, tenang. Masalah takkan tuntas dengan kepanikan, bukan? Kuminta Ayuk mengambil handuk kecil dan air dalam baskom. Kubasahkan handuk, dan menekan bagian luka. Adi kemudian memegang kulit kepala, mencoba menekannya. Si Bapak mengambil daun tanaman binahong, meremas dan menghaluskan, lalu ditempel pada bagian luka. Kutunggu dua menit, darah tidak mengalir lagi. Sedikit remasan daun binahong, olesan minyak bokashi, dan perban berbentuk tanda silang menghiasi kepala sebelah kanan. Rambut masih sedikit lengket dan bau karena bercak darah.

Ke dokter berobat??? Hmmm, tidak ada waktu.

Pukul 8 pagi ada pertemuan dengan Pak Taufan dan Bu Susi dari Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia, juga para dosen Sekolah Tinggi Pariwisata Nusa Dua Bali yang berjuang mengajukan pengusulan pangkat ke jenjang Lektor Kepala. Setelah sepuluh tahun tidak naik pangkat, dan berbulan menuntaskan berkas pengusulan pangkat, aku tak ingin kelewatan kesempatan ini. Lagipula, berkas beberapa sahabat ada padaku, harus kubawa serta dalam pertemuan kali ini.

Di tengah tatapan khawatir sang suami, anak dan simbok, aku ber pamit berangkat kerja. Kututup kepala dengan slayer, dan meluncur dengan si hitam, motor tercinta. Printer kuletakkan di bagian depan dalam tas go green yang ku miliki.

Tiba di Nusa Dua, setelah pertemuan yang kami ikuti bersama, informasi yang kami dapatkan adalah..... Tidak lagi bisa mengusulkan ke jenjang jabatan Lektor Kepala bila tidak memiliki gelar Doktor. Dheeuuhh. Well, aku sedang menempuh pendidikan di program Doktor di Universitas Udayana. Namun, bagaimana dengan para rekan lain yang sudah belasan tahun pada jenjang Lektor ?? yang sudah siap dengan segala berkas, yang merupakan para pakar dalam berbagai bidang vokasi, juga tak diragukan lagi kemampuan menulis pada beragam jurnal dan menghasilkan beragam penelitian.....


Setelah selesai pertemuan, beberapa rekan memaksa untuk menghantar ke dokter untuk memeriksakan luka di kepalaku. Bu Dayu Indrawati, Bu Sukerti, Bu Indah Kusumarini, Bu Lasmini, Bu IGA Mirah. Dheuuuhhh...... That's what Friends are for, sayang.... Tanpa memandang latar belakang kasta, suku dan agama, mereka memperhatikan ku, kami saling perhatian...... Namun, tahukah kalian. Uang dalam dompetku tinggal Rp 50.000. Bila ke dokter, atau puskesmas, paling tidak, rambut dibotakin sebagian, terutama pada luka, lalu disuntik anti kebal, baru kemudian di jarit. Paling tidak, perlu 500 ribu an buat pegangan dalam genggaman. Hiks.... Aku tahu, mereka bakal mau meminjamkan duit, aku tahu, mereka akan siap menghantar. Namun tidak...... aku akan baik-baik saja. Terduduk berdiam diri, menikmati segala suka dan duka.


Sejurus kemudian, aku berpamit dan berpulang.... keramas di rumah, membersihkan rambut yg lengket, mengobati kembali dg minyak, dan tertidur dengan kepala nyut-nyut an....

Sok hebat ?? Bukan, sayangku.....
Hidup terkadang sangat kejam, terkadang tidak seindah mimpi kita, tak semudah harapan dan kemauan. Namun, terjatuh dan tersungkur, maka aku akan bangkit kembali berkali dan berkali..... untuk menjadi betina tangguh, setidaknya, bagi diriku sendiri.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar