Senin, 26 November 2018

(1) Tirtayatra, 23 - 25 November 2018




Tidak ada yang lebih membahagiakan selain melihat senyum bahagia juga tawa canda anggota keluarga, teman-teman, sahabat, kerabat. Itu pula yang kurasakan saat kami bisa bersama ber Tirta Yatra pada hari Jum’at hingga Minggu, 23 – 25 November 2018. Tidak ada duanya, melihat mereka bisa tersenyum bahagia, penuh rasa bangga, berjalan bersama, bersembahyang di pura, menyusuri jalan menuju hutan pinus menggandeng lengan suami dan istri tercinta, beriringan naik ke Puncak B29.


Berangkat bersama dari Nusa Dua dengan mobil Hiace, kami terdiri dari rombongan para pegawai dan dosen Sekolah Tinggi Pariwisata Nusa Dua Bali, Mangku Buda, Mangku Made Sukerta, Ibu Mangku Ketut Riyani beserta suami, bapak Nyoman Darmika beserta Istri, bapak Nyoman Sukarma dan Wayan Kertiyasa, Adi, Syena dan Mbak Ade, beserta Ki Matra. 



Kami membawa serta beberapa pejati dan juga canang untuk perlengkapan bersembahyang. Bahkan, Mangku Buda, Mangku Sukerta, Mangku Riyani beserta suami, bapak Nyoman Darmika, sudah mengenakan pakaian bersembahyang semenjak dari Denpasar.


Tujuan kami adalah Pura Mandara Giri Semeru Agung, Pura Nirwana di Puncak B29, Grojogan Sewu, Pring Sewu, Pura Medang Kemulan, Petirtan Jolotundo. Intinya, jika bisa mengunjungi sebanyak Pura dan Destinasi yang memungkinkan untuk dikunjungi selama tiga hari, dari hari Jum’at pagi, 23 November 2018, hingga Minggu, 25 November 2018. 



Karena kita tidak mungkin menggapai sukses sendirian, tentu membutuhkan bantuan dan kerjasama dengan rekan-rekan lainnya. Maka, kuhubungi beberapa teman dan sahabat, baik di Bali, Denpasar, Gianyar, Padang Bay, bahkan juga di Lumajang, pemuda Suku Tengger, Kepala Desa, Pokdarwis, dan rekan lain. Aku sudah menghubungi bapak Eddy Hozainy, Arik Tohari yang alumni BPLP dan mantan muridku, serta meminta bantuan Ki Matra untuk menghantar kami mencapai tujuan dengan selamat.


Namun rencana kami mengalami beberapa perubahan. Selama di jalan, kita juga tidak bisa terlepas dari beragam situasi dan kondisi, mulai dari lama waktu dan jarak tempuh yang dibutuhkan dari satu lokasi ke lokasi lainnya, kecepatan dan ketepatan dalam jalinan kerjasama, hingga kondisi jalan yang membuat kita harus berputar dalam mencapai suatu destinasi.



Akhirnya, kami bisa mencapai Puncak B29, memandang keindahan Negeri di Atas Awan, Gunung Bromo dan Pura Poten berselimut awan terhampar indah, putih mengelilingi Gunung Bromo. Kami juga bersyukur bisa mencapai Ranu Pane dan bersembahyang di Pura Ulun Danu Ranu Pane. Dan bersembahyang bersama tepat tengah malam hari Sabtu, jelang Minggu, 25 November 2018, di Pura Luhur Blambangan, Banyuwangi.


Perjalanan kami berakhir dengan tibanya kami dengan selamat di kota Denpasar, pukul 5 pagi. Terimakasih, Ida Sang Hyang Widhi Wasa, terima kasih, teman-teman. Kebersamaan kita yang begitu indah, dalam jalinan suka dan duka, sedikit dan banyak, baik maupun buruk, kenangan ini akan selalu ada dalam ingatan kita. Lain kali kita susun rencana lain dengan lebih baik dan lebih seru, yaaa……..






Om Asato ma sadgamaya,
Tamaso ma Jyotir gamaya,
Mirtyor ma amertam gamaya.
Om Agni Brahma garbhniswa
dharunama syanta riksam drdvamha,
Brahmawanitwa ksatrawani sajata,
Wanyu dadhami bhratrwyasya wadhayaya.

Tuhan Yang Maha Suci,
bimbinglah hamba dari yang tidak benar menuju yang benar.
Bimbing lah hamba dari kegelapan pikiran
menuju cahaya pengetahuan yang terang.
Lepaskanlah hamba dari kematian menuju kehidupan yang abadi.
Tuhan Yang Maha Suci,
terimalah pujian yang hamba persembahkan melalui Weda Mantra,
dan kembangkanlah pengetahuan rohani hamba
agar hamba dapat menghancurkan musuh yang ada pada hamba (Nafsu).
Hamba menyadari bahwa Engkaulah yang berada dalam setiap insan (Jiwatman),
menolong orang terpelajar, pemimpin Negara dan para pejabat.
Hamba memuja Engkau semoga melimpahkan anugerah kekuatan kepada Hamba.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar