Rabu, 07 November 2018

World Conference on Creative Economy, 6-8 November 2018




Forum Creative Economy pertamakali diperkenalkan oleh Menteri Luar Negeri RI, Retno LP Marsudi, dan Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), Triawan Munaf, dalam Preparatory Meeting World Conference on Creative Economy II pada bulan Mei 2018. Forum Creative Economy merupakan inisiatif pengelompokan informal yang terdiri dari unsure berbagai elemen para penta helix ekonomi kreatif dunia. Yakni pemerintah, badan-badan PBB dan organisasi internasional, sektor swasta, akademisi, serta pemangku kepentingan terkait industri ekonomi kreatif. 


Sudah tentu, mencapai hasil tidaklah mudah atau instan. Dibutuhkan keterlibatan aktif dari berbagai pihak, berbagai Negara, berbagai sektor, diskusi berkelanjutan yang mampu bersinergi dengan sepenuh semangat dalam meningkatkan kerja sama ekonomi kreatif di tingkat global. Diskusi dan partisipasi peserta menghasilkan rancangan outcome dokumen WCCE 2018 yang diharapkan dapat diadopsi pada pertemuan tingkat menteri pada hari berikutnya.



Hari Selasa, 6 November 2018, merupakan hari pertama World Conference on Creative Economy (WCCE2018). Serangkaian kegiatan telah disediakan oleh penyelenggara dengan tajuk “Friends of Creative Economy” dimana para tokoh penting dan perintis dari ekonomi kreatif dunia berkumpul berdiskusi terkait topic penting di dalam salah satu sector ekonomi ini, seperti bapak Ricky J. Pesik dan ibu Endah W. Sulistianti dari Badan Ekonomi Kreatif, bapak Febrian A. Ruddyard dari MoFA, Nicholas Buchoud dari UN Habitat dan Renaissance Urbane.



Hari ini, Rabu, 7 November 2018, Bapak Triawan Munaf selaku Kepala Badan Ekonomi Kreatif, beserta Wakil Kepala Bekraf, Ricky J. Pesik, juga Ibu Endah W. Sulistianti, selaku Deputi Hubungan Antar Institusi dan Wilayah, dan ibu Retno Marsudi selaku Menteri Luar Negeri, yang menyampaikan kata sambutan serta pengantar dalam WCCE2018. Berikutnya mereka bersama sama mengelilingi area pameran yang memajang berbagai produk ekonomi kreatif dari berbagai peserta pameran di CreatiVillage. Setelah makan siang, kehadiran Ridwan Kamil ikut menyemarakkan suasana di Plenary hall dalam menyampaikan aktivitas serta rencana kerja terkait ekonomi kreatif, khususnya di Propinsi Jawa Barat. Dan hal yang membanggakan adalah karena Propinsi Jawa Barat merupakan satu-satunya Propinsi yang telah mengeluarkan Perda terkait Ekonomi Kreatif.



Para partisipan dan pengunjung World Conference on Creative Economy bisa menyaksikan berbagai stand pameran yang dikuti oleh berbagai peserta dari berbagai propinsi di seluruh Indonesia dan juga dari berbagai Negara yang terlibat pada konferensi tingkat dunia ini. Mulai dari stand para pelaku ekonomi kreatif Indonesia pada booth Archipelageek, yang menghadirkan produk-produk Mycotech, Seruniaudio, Qlue, Anymo, Avani, Hara Block Chain, Vestifarm, Kata.ai, AKSI, Squiline di CreatiVillage. Disini juga terdapat Identities Bekraf, BKPM, Cut Barbershop, Hungary, HDII, The Startup Channel, HKETO, TikTok, Indonesian Tourism Ministry, Bukalapak, London Book Fair, UNDP, Indonesian Film Gallery, Tenun Belu, Batik Dekranas, Tenun Sikka, KOCCA, Javara, Lysit Tech Denpasar, Tokopedia and IPMI.



Creative Session dengan beragam sesi menarik mengenai dunia digital, entrepreneur di bidang digital, hingga Makasar Choir atau paduan suara kota Makasar. Terdapat pula booth partner mencakup Grab, Potato Head Family, Opini.id, Shopee, Kompas, Mobile Legend.



Hal ini memperlihatkan bahwa kegiatan ekonomi kreatif diharapkan mampu menjadi sector utama penggerak pembangunan di berbagai belahan Negara, menjadikan masyarakatnya dinamis, mampu menjalin kerja sama dan bekerja keras dalam membangun negeri. Dari pembicaraan bersama berbagai delegasi Negara, kegelisahan sama pula mereka alami, bahwa masyarakat suatu Negara tidak hanya bisa berdiam diri, asyik dengan diri masing-masing, bersifat mengkritik tanpa memberikan solusi, namun bergerak bersama, membangun jejaring lintas batas pulau, daerah, bahkan dunia, dengan memanfaatkan teknologi dan ide kreatif, dan saling peduli, agar tidak ada yang tertinggal di belakang.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar