Minggu, 23 Desember 2012

karena kita semua adalah pejuang di jalan kita masing-masing....

Dari persahabatan di dunia maya, diskusi yang berkelanjutan, dan, kami saling berjumpa untuk mengadakan perjalanan bersama..... Bahkan, tak kuingat pasti, kapan kami mulai menjalin persahabatan di antara kami.



Ku kenal pak Wayan Suasthana. seorang sarjana tamatan Brawijaya Malang. Pecatur ulung dan ahli strategi jitu. Kuat dibidang matematika membuatnya pakar dalam beragam bidang kalkulasi dengan sangat cepat. Keluarga yang sungguh bangga dengan istri dan ke empat buah hati yang aktif dalam beragam aktivitas.... Bertempat tinggal di Bekasi dan berkampung halaman di Malkangin, Tabanan. Kusebut beliau Sang Panglima Perang, karena dalam beragam diskusi spiritual seringkali menghadirkan aura demikian...



Pak Nyoman Gede Artha, seorang pejuang go green dan aktivis lingkungan, pengusaha dalam beragam diversifikasi usaha, juga spiritual mumpuni. Berasal dari Desa Palasari, Negara, namun bertempat di Kerobokan dan sering melanglang buana. Anaknya adalah salah satu mahasiswaku di STPNDB, sedang menyusun skripsi di program D III, Manajemen Tata Boga. Kusebut Beliau sebagai Sang Balian Shakti, seorang calon Mangku yang masih mesineb, belum mewujudkan jati diri secara tuntas karena beragam tantangan dan kebutuhan duniawi yang mencengkeram....



I Gusti Ngurah Nyoman Yudiadnya, seorang sarjana teknik tamatan universitas Udayana. Beristri wanita cantik, Ibu Yunita, dan memiliki dua anak, putra dan putri. Menetap di Cibubur. Berkali kukunjungi kampung halaman beliau di Mendoyo, Negara, untuk berjumpa keluarga besarnya di sana dalam rangka melaksanakan tugas spiritualku. Aku pernah memiliki kesempatan sekali berkunjung ke rumah mereka di Cibubur,  setiba dari berlibur di Kalimantan Barat, rumah kedua orangtuaku. Beliau begitu kagum dan mencintai sosok Dewi Kwan Im. Kusebut ia sebagai Sang Panglima Kerajaan yang menjaga keutuhan dan kehormatan dalam sebuah pemerintahan / ketatanegaraan.



Putu Indrayudhi. Panggilannya Udin. Dia mampu menebak sejarah perjalanan masa silam, keberadaan seseorang dan kesujatian spiritual, hingga ke tahun dan weton. Teman diskusi spiritual yang menyenangkan. Bidang pekerjaan dari Toyota, Tata, hingga terakhir kudengar, Nissan. Aneh memang, dari Perindustrian Otomotif hingga ke Spiritual. Namun bukankah, dunia indah dengan beragam sisi kehidupan yang kita miliki? Tinggal di Bekasi dengan kedua anak tercintanya, dan istri yg sungguh manis juga ramah, Udin kuberi sebutan sang Peramal dan Pelengkap dari banyak peristiwa yang terkadang luput dari pantauan. Berkali pula kukunjungi rumah keluarganya di Negara. Adiknya adalah muridku di STPNDB yang kini sudah berkali berlayar dalam naungan salah satu perusahaan pelayaran kapal pesiar berkeliling dunia.



Dan, dimana kah tempatku? Hmmm, mereka sering menyebutku nini, nenek, karena segala gambaraan spiritual merujuk pada semangat atau spirit yang sungguh sudah tua, menjadi peneduh dan pengayom bagi semua yang ada. 



Entahlah, apapun istilah dan sebutan yang ditempelkan padaku, kusebut kami semua adalah serangkaian orang terpilih, yang mendapat kepercayaan untuk menegakkan kebenaran di muka bumi. Meski terkadang, sungguh kecil maknanya, sangat kecil yang bisa kami lakukan demi dunia yg maha luas dan beragam ini..... ONE FOR ALL, ALL FOR ONE. Bersatu demi semua, segala harapan dan cita-cita harmoni di muka bumi, segala yang kami lakukan hanyalah demi persatuan dan kesatuan beragam umat itu sendiri..... 

Bersama kami pernah meretas jejak langkah perjalanan spiritual, dari Pura di Gunung Salak, Pura Andakasa di Klungkung, Pura Silayukti di PadangBay, Pura Pesakih, Pura Batukaru, dan beragam tempat lain dengan beragam aroma spiritual.

Well, aku selalu memiliki dorongan kuat untuk memahami jejak spiritual, meski bukan seorang yang terlalu religius. Dalam beragam diskusi yang selalu bertautan, berkali kami berhasil menjalin kontak meski tanpa bantuan informatika dan teknologi, hanya berdasar instink dan perasaan semata. Namun, meski demikian, kami tetaplah hanya manusia biasa dengan segala sisi manusiawi kami. Beragam emosi yang terlibat, mulai dari rasa jengkel, tidak suka, dan amarah yang menyertai beragam diskusi, juga beragam kesibukan yang membuat kami sering kehilangan kontak sama sekali dalam jangka waktu lama.

Persahabatan, persaudaraan..... entah dimana pun, kapan pun dan dengan cara bagaimana pun..... segala rasa yang hadir di antara kita, segala aktivitas bersama, segala kenangan yang pernah ada, dan harapan di masa depan.... semoga kita semua akan selalu tumbuh dan berkembang semakin bijak dan dewasa, dari hari ke hari.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar