Minggu, 30 Desember 2012

Laskar Pelangiku belajar memasak tempe berbalur tepung, 30/12/2012

Minggu, 30 Desember 2012. Masih sehari lagi jelang pergantian tahun. Tidak ada yang kuistimewakan dalan hidup.... sama seperti, tidak ada yg kuanggap biasa. Semua dalam proses kehidupan, biarlah hadir apa adanya, semua sama istimewa dan sama biasa saja..... Tidak perlu terlalu disikapi dengan histeria, tidak perlu terlalu ekstrim dalam bersikap. Intinya, tidak baik bila berlebihan, yang biasa-biasa saja.

Di Pondokku, anak-anak sudah mengumpulkan dana secara suka rela, mereka tidak ingin kehilangan momen dalam setiap hari yang mereka hadapi. Sang kolektor dana dan bendahara...... ati-ati berhitung, ya Geg. selisih se sen pun jangan sampe dah.... Sekali lancung ke ujian, seumur hidup orang tak kan percaya lagi.




Well, mereka saja demikian bersemangat, maka, tak baik kukecewakan mereka. Setelah serangkaian kegiatan kerja bhakti anak2, lomba sepak bola mini, dan bulu tangkis, hari ini menurut rencana akan kami lanjutkan dengan lomba memasak nasi goreng bagi anak perempuan, dan lomba membuat es buah bagi anak lelaki. Namun setelah berkeliling Perum, tidak ada anak2 yang keluar dan siap buat mengikuti lomba. Harus mati gaya??? No way. Berbagi bahagia harus tetap ada. Maka, ku minta mereka berbelanja beberapa kebutuhan, membeli tempe, daun bawang dan seledri, tepung bumbu, buah pepaya dan semangka, juga mangga. Selanjutnya..... biarkan mereka berkreasi.

Tempe dipotong, telur dipecahkan, daun bawang diiris, dicampur dengan tepung bumbu. Mereka sibuk mengaduk dan mencelup tempe dalam adonan bumbu. Ku pindah kompor ke luar, ke halaman. Kutuang minyak ke dalam penggorengan di atas kompor menyala, dan mereka menggoreng bersama. Simbok mengeluarkan gelas berisi minuman air putih. Saus botol dan kecap dalam botol mendampingi mereka pula. Sederhana, namun kebahagiaan terpancar di mata mereka.... Sungguh, sebuah harta tak ternilai, menyaksikan kebersamaan di antara mereka. 



Sedikit sim salabim, kepanjangan tangan Tuhan, dan.... kerja keras bersama. Dari tangan kecipratan minyak panas, hingga belepotan tepung..... Belajar sambil bermain di antara sesama mereka. Hmmm. Laskar Pelangiku ini duduk di bangku kelas I SD hingga SMA. Mereka lah pemilik masa depan negeri ini. Kuingin mereka tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang tidak manja, smakin bijak dan dewasa dari hari ke hari, menjaga harmoni dan toleransi di antara sesama mereka.





 Namun....... tetap bu Santi senang iseng menggoda. Maka, ketika kulihat Bagus kecil lewat sambil membawa motor2 an mini miliknya, segera kuambil hingga dia menjerit........  "Tanteeee !! balikin mainan motor saya!! Whoooaaaa". Hehehe.... jika bukan iseng mah, bukan bu Santi namanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar