Rabu, 05 Desember 2012

Tukang tambal ban bermotor itu bernama pak Dani




Jumat sore, 30 November 2012, aku pulang dan tiba di rumah pukul 3 sore. Waktu menunjukkan pukul 4 sore hari, tatkala bersama kedua anakku keluar bersama. Kami berboncengan di atas motor hitam astrea grand milikku keluaran tahun 1993. Aku dengan berat tubuh "hanya" 75 kg, putra sulungku yang kini kelas III SMAN I Denpasar, dengan berat tubuh pula yang "hanya" 75 kg, dan putra bungsuku yang kini kelas V SDN 3 Padang Sambian Kelod, dengan berat tubuh "hanya" 40 kg.

Kami pergi ke Rimo electronic trading center di Dipo, istilah bagi jalan Diponegoro. Satu jam berkeliling dan memantapkan pilihan kami, kami dapatkan printer HP yang lumayan tangguh ini menurut penjualnya. Hehehe, dimana-mana memang kecap selalu nomer satu, numero uno, gak ada duanya. Tuntas perjalanan hari ini, kami bersiap untuk pulang.

Bertiga berboncengan di atas motor tuaku, dengan aku yg mengendarai setang motor, laju kendali motor smakin berkurang, dan.... ternyata ban motor pecah. Hmmm, sungguh, berat beban yang harus ditanggungnya, 200 kg berat beban kami bertiga, belum lagi ditambah dengan ransel beratku, mesin printer....... Hehehe, maafkan kami, sang motor tercinta.

Perlahan kami berbalik arah, mencari tukang tambal ban pada pukul 8 malam memang sungguh tidaklah mudah. Astungkara...... seorang penambal ban dengan mengendarai motor sedang bersantai di depan Rimo Electronic Trading Center. Andi namanya. Bapak muda dari seorang putri, berasal dari Banyuwangi, dia mengambil posisi jabatan yang sering tak dianggap oleh orang banyak ini, penambal ban. Namun dia bisa memperoleh hingga Rp 150.000 per malam, dengan bekerja dari pukul 5 sore hingga larut malam.

"Istri saya orang Sumba, anak saya satu orang, dan pagi hari saya bekerja sebagai tukang anter jemput anak sekolah". Demikian uraiannya sambil kami duduk bersama di pinggir jalan tersebut.

Ah, sungguh ku kagum pada orang-orang seperti mereka. Sepenuh perjuangan jalani hari demi hari, demi sesuap nasi, abaikan minder dan ego di hati. Salutku bagi pak Dani, dan juga jutaan orang di berbagai belahan negeri ini....... Hidup terkadang tidak mudah bagi kita, tidak seindah harapan dan impian yang kita bayangkan. Terjatuh berkali, bangkitlah berkali dan berkali lagi. Jangan gampang berputus asa.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar