Selasa, 28 September 2010

Bagai Anak Ayam Kehilangan Arah Tujuan.....


Senin, 27 September 2010. Setelah morning crazy, heboh demi keluarga dan mempersiapkan segala kebutuhan rumah tangga buat hari itu. Suami dan putra sulung telah berangkat. Aku masih harus mengantar si bungsu untuk les di dekat LP Kerobokan, sebelum berangkat sekolah lagi. Selesai bersembahyang maturan rarapan banten saiban. Ku keluarkan motor ke jalan di depan rumah, dan... tetangga depan rumahku tergopoh menghampiri.





Dia mendekati sembari menggendong anaknya yang berusia 11 bulan, dan diiringi oleh anaknya yang berusia 3,5 tahun. "Ibu, tolong belikan saya pula XL 5 ribu rupiah. Anak buah saya belum datang dari ngantar anak2 saya sekolah". Hmmm.... kuangsurkan HP ku untuk digunakan olehnya. "Gunakan punya saya saja, ibu" Kataku. Jutaan keluarga hadapi banyak kasus berkaitan dengan urusan anak dan per pengempu an. Mau tidak mau, suka atau tidak, kita terikat pada keberadaan sosok pengasuh anak, asisten pribadi. Dan, ibu ini butuh pertolonganku.

Dia terlihat sangat cemas. Sungguh kasihan melihat ibu ini. Dia memiliki 4 anak kecil, yang terbesar baru duduk di bangku SD klas 6. Ibu ini bekerja sebagai pedagang nasi di dekat Pura di pantai Petitenget. Dan suaminya terpaksa tinggal terpisah dengannya, karena merupakan seorang Mangku di Desa Songan Kintamani, dan harus mengurus perkebunan miliknya. Mereka bertemu seminggu sekali. Pengempunya, pengasuh anaknya, baru dua hari bekerja di sana, belum mengenal daerah Denpasar, namun sudah dimintai oleh Ibu Jero yang cantik ini mengantar kedua anaknya yang sekolah di salah satu SD di Kerobokan. Dan, sudah 45 menit belum juga tiba kembali ke rumah.

Kudengarkan percakapan diantara mereka. Ah... pengempunya tersesat, tidak tahu arah. Masih beruntung pengempunya membawa HP pula sebagai sarana berkomunikasi. Hmm, sungguh sebuah dunia digital dan dunia yang sungguh berlipat-lipat di era masa kini. Sangat menakjubkan perkembangan teknologi akhir-akhir ini. Dari anak2 hingga lansia, juga di pelosok daerah terpencil, bahkan terkadang tidak cukup satu HP, perlu tiga bahkan lebih. Ah...

Maka, segera kuantar putra bungsu ku ke tempat les nya, dan... mulai melacak keberadaan si I Luh, Pengempu tetangga depan rumahku itu. Akhirnya.... diketahui dia tersasar hingga 10 km dari Perumahan kami. Dia berada di Jalan Sunset Road. Hmmm, sungguh beruntung tidak ada sesuatu yang terjadi padanya. Kusarankan untuk sementara waktu tidak bepergian sebelum benar paham situasi dan kondisi jalan yang akan dituju.

Akupun bergerak melanjutkan perjalanan menuju ke kampus UNUD. Kuliah Prof. Widja menanti kami.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar