Jumat, 05 November 2010

Adikku Peternak Lele

Namanya Dewa Nyoman Diwya Artha Kesuma, Dia adik kandungku. Kami berempat bersaudara. Kakakku telah menikah dengan miliki dua anak, Padma dan Wulan. Lalu sebagai anak ke dua, kumiliki anak dua pula, Wayan Adi Pratama dan Made Yudhawijaya. Adikku ini, miliki seorang anak perempuan, Desak Putu Tantri. Lalu masih ada si bungsu adikku, Dewa Ketut Karma Susatia, yang miliki tiga anak. Dewa Putu Aditya,Desak Made Putri Saraswati, dan Dewa Nyoman Graha Danartha.

Adikku, si Dewa Nyoman, pernah mengecap bangku pendidikan di Universitas Trisakti. walau sejak awal dia telah menyatakan keberatannya untuk melanjutkan pendidikan ke bangku universitas, namun orangtua tidak ingin kami merasa dianaktirikan. Dan, pada tahun kedua masa pendidikannya, dia mengundurkan diri. Kini dia menjadi peternak lele.

Pada saat kami berkesempatan berkumpul bersama lagi di awal minggu November 2010 ini, di kota Pontianak, Kalimantan Barat, kusempatkan berkunjung ke kolam lele yang dimilikinya. Hujan gerimis yang luruh satu-satu tidak menghalangi niat kami, ibuku, kakak kandungku, dan aku, untuk mengendarai mobil menuju rumahnya yang terpisah sekitar 15 km dari rumah ibu. Bapak telah meninggal dua tahun lalu. Ibu masih mengelola usaha yang ditinggalkan bapak. Maklum... orangtua jika disuruh diam saja tidak bakal bisa betah.

Ada 5 petak kolam lele yang terbuat dari adukan batako dan semen, berukuran 2 X 4 meter, sebanyak 5 buah, yang dimilikinya. Setiap kali membeli bibit lele, adikku ini bisa membeli sejumlah 10.000 s/d 25.000, dengan harga sekitar 500 rupiah per ekornya. Pakan lele yang masih berusia di bawah satu bulan seberat 10 kg, seharga Rp. 115.000. Lalu, untuk lele yang telah berusia satu hingga dua bulan, pakan ternak yang diberikan adalah 781 - 2, dengan harga 230 per 10 kg nya, diberikan pagi dan sore hari. Untuk lele yang telah berusia di atas dua bulan, dia mengusahakan ayam tiren, ayam mati kemaren, yang didapat dengan harga Rp 1.000 per ekor. Dia mencarinya hingga ke berbagai pelosok tempat pemeliharaan ayam, termasuk ke Jungkat, berpuluh km dari kota Pontianak. Ayam2 ini lalu dibersihkan bulu-bulunya, dan kemudian direbus, lalu dipotong sebelum diberikan pada ikan lele yang telah berusia di atas 2 bulan.

Ikan lele yang telah berusia 3 bulan dan pantas panen, akan diangkut oleh para pengepul ikan lele. Biasanya, sekali panen, adikku ini bisa panen sekaligus 100 hingga 300 kg, dengan harga Rp. 19.000 per kilonya. Dia bisa panen se tiap bulan.

Adikku ini memilih jadi pengusaha dan peternak lele, dengan alasan lebih bisa bekerja sendiri dan memanage dirinya sendiri. Berkali dia mencoba bekerja sama dengan orang lain, berkali pula gagal. Dan, dalam menjalankan bisnis ini, sering pula gagal, karena tingkat kadar keasaman air yang tinggi, udara yang terkandung dalam air berkurang, kebanyakan pakan hingga lumpur tinggi di dasar kolam, dan bibit yang terlalu banyak dalam kolam.

Hmmm....
Dia sungguh ulet dalam menjalankan usahanya. Aku tidak malu memiliki adik seorang peternak lele. Apapun usaha yang kita tekuni, jika bersungguh, akan menentukan kualitas kepribadian seseorang. Bukan tujuan yang tentukan tingkat keberhasilan, namun bagaimana rangkaian proses kita dalam mencapai tujuan yang telah kita tetapkan dalam kehidupan ini. Dan dia adalah adikku......

4 komentar:

  1. Wah... saya bisa pesan lele buat resepsi ntar, dapat diskon ga ya? He he...

    BalasHapus
  2. boleh boleh...
    buat resepsi pernikahan? syaratnya, ambil ndiri ke pontianak ya? kirim jauh gitu, berat diongkos, kikiki... Tapi dah ada lele yangdikeringkan, lho...

    BalasHapus
  3. yup setuju...kesuksesan adalah 99% kegagalan....SOICHIRO HONDA...

    BalasHapus
  4. Ehm....
    Yang barusaja ikut pelatihan... Semangat selalu ya..

    BalasHapus