Rabu, 03 November 2010

Dunia Ini Begitu Kecil.....

Mengawali perjalanan dari Bali, ternyata tidak sendiri. Di bandara Ngurah Rai, kutemui banyak orang yang kukenal, juga akan bepergian. Ada sang pakar seks, Doktor Wimpie Pangkahila, ada Prof. Ramantha, dekan FE Unud. Dengan beragam tujuan dan cara, kita semua berusaha terlibat dalam berbagai proses kehidupan, susah dan senang, baik dan buruk, kaya dan miskin, tua dan muda. Hmmm, kan kubuktikan, bahwa tiap orang punya hak untuk berkembang sesuai dengan standar norma yang berlaku, walau mungkin daku dengan tertatih tatih.


Di Bandara Soekarno Hatta, sambil lesehan di lantai ruang terminal keberangkatan A3 ini, menanti keberangkatan pesawat yang delay ber jam, kukenal Ibu Cicilia dari Jogja, dia bakal melanjutkan penerbangan ke Jambi. Dia merupakan praktisi dalam dunia pendidikan, terlibat langsung dalam penanganan perkembangan pendidikan di kalangan para pengungsi di Muntilan, akibat bergeloranya Merapi. Ah, kenanganku tentang Jogja, semasa lima tahun tinggal dan menggeluti kota tersebut, berharap semoga penghuninya baik-baik saja. Segala harapan bagi mereka yang sedang menderita dengan segala perasaan was was yang melanda, baik di lokasi pengungsian, dan di tiap rumah masing-masing. Ingin sekali terlibat langsung dalam proses penanganan ini. Jiwa dan semangat sosial memanggil. Namun, bukankah tiap orang punya skala prioritas pula?


Hmmm...

Baru Selasa kemarin, 2 November 2010, kami, warga STPNDB, mengadakan kegiatan Galang Dana STPNDB Peduli bencana, dan Senat Mahasiswa sedang merencanakan penggunaan dana tersebut dengan sebaik mungkin. Mungkin, tidak lah banyak jumlah yang berhasil kami kumpulkan, Namun, ini sungguh berarti, karena sumbangan yang diberikan dengan tulus ikhlas tersebut menunjukkan kepedulian dan nilai kemanusiaan yang sesungguhnya ada dalam diri tiap umat manusia di dunia.... Hanya perlu sedikit letupan untuk memotivasi mereka. Dan, sudah kubuktikan, berkali, bahwa mereka mampu, mereka mau.


Dan kini...

Dunia ini terasa begitu kecilnya. Harus mengakui kuasa Tuhan, Sangkan Paraning Dumadi, Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Pesawatku delay ber jam. Perjalanan menemui si emak tertunda. Termasuk ke Jambi. Dan, Makasar. Cuaca buruk jadi tertuduh kali ini. Ah ha.... Kami pun, dari beragam profesi, berbagai latar belakang kepentingan dan tujuan, antri makanan disini, saling berdiskusi, lalu melanjutkan dengan gaya masing2. Ada yang bekerja, ada yang tertidur, ada yang tiada henti berceloteh. Ehm, dunia ini begitu kecil....

2 komentar:

  1. duh sungguh mengasikkan jika bisa ikut dlm perjalan itu....hik...hik...hik...5x

    BalasHapus
  2. Harusnya ikut, dong....
    Menyenangkan bisa safari ke pedalaman Kalimantan

    BalasHapus