Senin, 29 November 2010

Senin Sore dengan berolah raga.... mendorong motor


Sore baru pulang dari kantor. Pukul setengah enam sore, Senin 29 November 2010. Mendung menggantung di langit. Hujan pasti tengah melanda se antero Denpasar. Hmmm, smoga jalanku tidak terhambat hujan.

Melaju di atas motor, kubayangkan, setiba di rumah, anak-anak yang telah selesai ulangan umum akan menyambut dengan segala histeria mereka. Ah ha, mereka selalu mewarnai hari-hariku dengan berbagai tingkah polah yang seakan tiada habisnya energi tercurah.

Kulewati persimpangan Nusa Dua, berbelok ke kiri, dan masuk ke jalan By Pass Ngurah Rai, persimpangan menuju kampus Unud di Bukit, persimpangan menuju daerah Kedonganan, persimpangan menuju Bandara Ngurah Rai, dan... Tiba di Simpang Siur..... motor mendadak mogok. Bensinnya habis tanpa kusadari.

Ah ha.....
Cobaan lain lagi. Kudorong motor menepi dari segala rintangan berbagai kendaraan dengan berbagai tipe yang sedang melaju kencang... Ku turun dari motor, mendorongnya, lalu mulai mengarah ke kiri. tujuan, Pom Bensin di jalan Raya Kuta. Hmm, mengenakan uniform kemeja putih, bercelana panjang cream, berjaket, dengan helm dan kacamata hitam, sarung tangan, lengkaplah sudah.....

Tiba di Pom bensin jalan raya kuta, dekat hotel Harris, bensin habis di Pom tersebut. Ah haha.... Terpaksa menyusuri jalan kembali. Tidak satu pun pedagang bensin eceran kutemui. Bali sedang krisis energi bensin. Bergerak menuju ke Pom bensin di banjar Abian Base. menyeberangi jalan Patih Jelantik. Hhhhhh. Kasus sama. Harus kembali bergerak menyusuri sepanjang jalan Raya Kuta. Depan Central Parkir Kuta, kutelpon suami tercinta. "Bawakan bensin ya Pa. Sudah hancur lebur, luluh lantak, remuk redam nih, gara-gara mendorong motor ber kilo2 meter".

Akhirnya tiba di depan supermarket Alpha, setelah sekian km berjalan dan mendorong motorku, kutemui pedagang bensin eceran. Selesai bensin diisi oleh penjajanya ke motorku, suami tiba dengan se botol penuh bensin. Hmmm. Segera kami bergerak bersama, pulang ke rumah. Anak2 menanti.

Ah anak-anakku tercinta. Begitu motor di jejer rapi di teras rumah, mereka sudah menyambut dengan penuh kehebohan. "Ma, hanya mau makan masakan mama. Kali ini, gorengkan nugget ya ma?" Ah haha. Astungkara Tuhan, masih harus memasakkan makanan bagi keluarga. Walau ada lauk, namun mereka inginkan perhatianku. Simbok berangkat ulangan di paket kejar C nya. Dan aku masih harus mencuci baju. Aaaahhhhh...

2 komentar:

  1. ehmm kenapa motornya gak di tinggal di parkiran....trus jln deh cari bensin mungkin jauh gak capek banget...memang sih jalan nya jadi 2x balik tapi gapapa kan angep aja jalan 1000 langkah tiap hari buat mencegah tulang keropos/osteoporosis......ho..ho..ho..

    BalasHapus
  2. Capek, pa. Iya klo motor ga ilang di angkut orang?

    BalasHapus