Rabu, 17 November 2010

Taki takining sewaka guna widya


Taki-takining sewaka guna widya
Smara wisaya rwang puluh ring ayusa.
Tengahi tuwuh san wacana gegen ta.
Patilaring atmeng tanu paguruken.
(Kekawin Nitisastra V.1). dalam
http://okanila.brinkster.net/mediaFull.asp?ID=603

Maksudnya:

Bersiap sedialah selalu mengabdi pada ilmu pengetahuan yang berguna. Hal yang menyangkut asmara setelah berumur dua puluh tahun. Setelah berusia setengah umur menjadi penasihatlah pegangannya. Setelah itu hanya memikirkan lepasnya Atmanlah yang menjadi perhatian.

DALAM menapaki tahapan hidup ini yang pertama dan paling utama adalah mengabdi pada ilmu pengetahuan. Dalam kutipan kekawin Nitisastra ini disebutkan dengan istilah Guna Widya. Artinya, mengabdi pada ilmu pengetahuan sampai ilmu itu memberikan manfaat atau guna dalam menapaki tahapan hidup ini.

Ilmu pengetahuan itu menurut kitab Agni Purana ada dua yaitu Para Widya dan Apara Widya. Para Widya itu adalah ilmu pengetahuan tentang kerohanian atau Brahma Widya. Sedangkan Apara Widya adalah ilmu pengetahuan tentang keduniaan. Dalam hidup ini kedua ilmu itu harus diserap secara seimbang. Pertemuan kedua ilmu tersebut melahirkan 50 cabang ilmu pengetahuan.

Maka...
Taki takining sewaka guna widya menghantarkan ku pada berbagai upaya untuk mencari pengetahuan sepanjang kehidupan. Belajar dari lingkungan sekitar, belajar dalam lingkungan formil, atau nonformil.... Berusaha meningkatkan kadar spiritual dalam diri. Termasuk dengan ngaturang ngayah dan belajar mebanten.

Hari ini, berangkat ke Nyalian, Banjarangkan. Sebuah desa di Klungkung, dimana odalan menjelang. Anggarakasih Julung Wangi. Kali ini jatuh pada tanggal 23 November 2010, hari Selasa. Sanggah Dadia keluarga besar. Kubawa besertaku, sampian kembang, sampian pusuh, dan, berbagai macam jejahitan untuk banten, dalam dua kantong beras berukuran 25 kg, dan dua kantong plastik besar.

Ah. selalu menyenangkan berkumpul bersama keluarga, melakukan berbagai aktivitas bersama untuk memuliakan nama Tuhan. Mungkin, tidak banyak yang bisa kulakukan. Hanya membantu buat sampian, bantu masak2, bantu nanding banten, goreng2 kue. Namun, takkan kujual kebahagiaan ini. Ingin selalu bersama mereka selalu.... Para iparku, simbok, dan para ponakan. Wajah polos mereka, keluguan dalam berbagai polah, dengan berbagai aktivitas saat odalan, akan selalu kurindukan....

Hmm, Tuhan....
Berbagai cara dilakukan umat manusia, dalam upaya semakin mendekatkan diri padaMu... Jangan pernah meninggalkan kami ya Tuhan... Bantu kami untuk selalu memahami Mu, mendekati Mu....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar