Sabtu, 22 Januari 2011

Sumpah, Aseli, Copot jantung Gue...

Kakakku tiba Kamis malam, 20 Januari 2011. Dia melaksanakan tirta yatra bersama suaminya. Mereka berdua tinggal di Jakarta. Mengawali perjalanan spiritual di hari Jum'at pagi sejak dari Pura Watu Klotok, Pura Ibu, Pura keluarga / dadia, Pura Dasar Gelgel, Pura Goa Lawa, Pura Lempuyang, Pura Gelap, Pura Pedharman Tangkas Brangsinga, Pura bethare Sakti Wawu Rawuh, Pura Penataran Agung Besakih, dan mekemit di sini. Keesokan harinya lanjut ke Pura Dalem Puri, Pura Pasar Agung, Pura Ulun Danu Batur, Kintamani.


Aku baru bisa bergabung Sabtu malam. Kami berkumpul di Banjar Sasih, BatuBulan pukul 6.30, ditengah rintik hujan. Bersiap berangkat bertiga saja, dengan mobil APV rental yang tersedia. Permasalahannya, aku dan suami kakakku tidak bisa nyetir. Yang kami andalkan hanya sang kakak, yang biasa ngebut di jalanan di Jakarta, dengan mobil matic. Sedang mobil APV ini adalah manual. Namun, bukan si kakak, jika langsung mundur menyerah kalah... Kuyakinkan pula padanya, bahwa dia pasti bisa.


Tanda2 awal mulai terlihat.... buat memutar badan mobil keluar dari posisi parkir, sudah ribet. Keluar dari gang, mesin mati, berhadapan dengan mobil jimny, susah payah memundurkan mobil, terhenti dengan hentakan lumayan keras sepanjang jalan. Mulutku mencoba berceloteh, diskusi tiada henti, namun tangan mencengkeram erat pegangan di samping jendela, mata menatap jalang sepanjang jalan, mengawasi rentang jarak antar mobil dan motor. Aahhhhh.


Akhirnya, tiba pula kami menjelang pukul 9 malam di Batuaji. Anjing menggonggong riang. Membangunkan para sanak keluarga. Namun niat suci akhirnya tercapai. Nangkil ke Merajan Alit dan Merajan Agung, mencakupkan tangan, bersujud, menghaturkan bhakti pada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, dan menunjukkan hormat pada leluhur dan bethare yang berstana disini....


Kembali kami menaiki mobil APV tersebut menuju Denpasar. Kali ini dengan lebih mulus dibanding perjalanan awal, karena si kakak sudah lebih menguasai si mobil dan medan jalan sepanjang Tabanan - Denpasar. Kami mengakhiri perjalanan dengan makan malam di pinggir jalan (Hla iya lah... masak makannya di tengah jalan!??) Kupilih bagiku sendiri, 2 porsi pempek, seporsi sate ayam, dan seporsi capcay. Aku perlu meredam ketegangan otot perut. Hmmmm, ingin relaks, atooo marukh ya?? hahaha...


Padahal, baru tadi pagi kupelajari dan diskusi bareng teman sesama Psikolog.... Betapa, kekuatan pikiran bisa membantu atasi tingkat kecemasan. psikiatrik dan psikologi, secara bersama... sungguh, tiada yang bisa hidup sendiri... Dan, di dunia ini, ku tak ingin hidup sendiri... Wlo, copot jantung, teteup ikut kakak dah, memanfaatkan waktu luang bersama2. hehehe.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar