Minggu, 18 Agustus 2013

Kisah di balik layang-layang........ Bukan cuma sekedar layangan biasa.





Masih kuhapal lagu masa kanak dahulu......

Ku ambil bambu sebatang
Ku potong sama panjang
Ku raut dan kutimbang dengan benang
Ku jadikan layang-layang.....

Bermain, berlari.....
Bermain layang-layang
Bermain, dan kubawa ke tanah lapang
Hatiku riang gembira......





Putra ke duaku, bersama para sahabatnya di perumahan Pondok kami, terdiri dari beragam remaja dengan beragam latar belakang budaya, kepribadian, dan juga kemampuan masing-masing. alah satunya, dengan merancang bersama, membuat bareng, dan juga menaikkan layang-layang dengan beragam bentuk dan ukuran tersebut.

Entah sudah berulang kali kudapati beragam informasi...... "Mak, adek Yudha kena pecahan kaca kakinya saat lompat naik ke pagar tembok rumah orang untuk mengambil layangannya yang putus" Ujar putra sulungku, Adi, suatu ketika. "Bu, Yudha memakai pisau untuk mejejaitan banten, untuk memotong bambu layangannya", ujar simbok, saat aku bingung mencari pisau dan gunting yang hilang, padahal akan segera kupakai.




Well....

Anak-anak..... akan tetaplah anak-anak, dengan segala keceriaan dan ide-ide kreatif mereka, dalam berbagai ruang hidup dan kehidupan yang mereka miliki. Bahkan, terkadang menakjubkan bila mengingat betapa tenaga dan semangat mereka selalu mengalir deras seolah tiada henti......




Pada hari kemerdekaan Republik Indonesia ke 68 kemarin, mereka bahkan mengikuti perlombaan layangan yang diadakan oleh para pemuda Banjar Umedui. Beramai-ramai mereka menggotong lima buah layangan yang berukuran raksasa, dan sangat berat. Meski pada akhirnya, tak satupun dari layangan mereka yang mendapat gelar juara, namun kami semua sangat bangga..... Bukan Juara dan Piagam Penghargaan, serta sejumlah uang, yang menentukan keberhasilan mereka, namun usaha dan kerja keras, semangat dan kebersamaan, yang sungguh mengagumkan..... dalam mewujudkan keinginan dan harapan mereka bersama....







Layang-layang sudah lama dikenal sebagai permainan tradisional anak-anak di seluruh Indonesia. Mainan ini mudah dibuat. Bahan dasarnya adalah kertas, potongan bambu kecil, dan lem. Untuk memainkannya, layang-layang diterbangkan ke angkasa dengan segulung benang gelasan yang bisa ditarik-ulur. Di angkasa layang-layang diadu. Siapa yang terlebih dulu memutuskan benang lawan, dialah pemenangnya.





Seutas tali cukup bagi sebuah layangan sederhana, namun mereka bekerja sama dan mengumpulkan uang bersama pula, untuk memiliki gumpalan benang khusus bagi layangan mereka.....




Layang-layang juga berfungsi menjalin kebersamaan di tengah masyarakat...... Seorang bapak yang menggendong putranya, menyaksikan perlombaan layangan, seorang ibu berbincang dengan sahabatnya, sambil menggendong anjing kesayangan.... kakek dan nenek yang mendampingi para cucu menonton perlombaan.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar