Sabtu, 16 Oktober 2010

Sabtu 16 Oktober 2010, Jelang Odalan di Antasura


Sabtu pagi, bergerak bersama anakku ke jalan Antasura. Besok Ipar akan merayakan odalan bagi sanggahnya. Hmmm. Redite Pon Kulantir. Aku akan mejejaitan, membantu masak-masak, menghias sanggah, dan lain sebagainya.

Selalu menyenangkan, berkumpul bersama, walau terkadang.. susah banget menyesuaikan jadwal dengan berbagai aktivitas yg berbeda-beda. Kakaknya masih disekolah, dan ingin bermain futsal bersama para sahabat, sebelum bergabung dengan kami. Simbok, masih harus menyelesaikan urusan dapur, lanjut dengan menyeterika. Padahal tenaganya lumayan diandalkan untuk membantu selesaikan pekerjaan jelang odalan di Antasura.

Suamiku paling tidak tega jika disuruh memotong ayam. Iparku yang lelaki juga... Alasannya, ayam itu adalah ayam yang telah mereka pelihara sejak berbulan lalu. Padahal, kami membutuhkan 4 ekor ayam kali ini. Maka... mertua lelakiku bergegas mengambil 4 ekor ayam yang berteriak heboh, menjerit, tidak terima, saat harus ditangkap, agar bisa segera kumulai prosesi pembunuhan demi kelengkapan banten upacara kami. Air panas di panci sudah mendidih.

Segera kuinjak kaki ayam dengan kaki kananku, menorehkan pisau di leher ayam, menyebutkan mantram yang kutahu.... "Hyang Widhi, dengan ini kubunuh ayam ini, semoga di kehidupan nanti dia dapatkan posisi lebih baik lagi..." Lalu, 4 ekor ayam meninggal dunia. Kucelupkan dalam air panas, lalu membersihkannya bersama bapak mertua, membelah tubuhnya, membentangkan dengan sempurna, dan... siap dipanggang oleh suamiku...

Ehm. Betina tangguh lagi, untuk hari ini. Hahaha....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar