Kamis, 09 Desember 2010

Ong Kara



Ong Kara..
Simbol/Huruf Tuhan Dalam Kepercayaan Jawa Kuno..

-Nada
-Windu
-Arda Candra
-Ongkara
-Tarung(Tedung)

Panca mahabutha : angin,api,air,langit/ether,tanah

Dana Pati:
Ong/Om Kara. Ada juga yg versi sanskerta, spt angka 3. Juga sbg simbolisasi Ang Ung Mang.. AUM >> OM. Ong Ka Ra.... Ang Ka Sa...

Darno Wiranata Kusuma Wijaya:
Ong kara oong hyangsukma gusti sejatineng urip, Rahayu rahayu muga gusti tansah peparing waras urip brekah slamet jaya lankamulyan.

Nengah Angga Widiantara:
Ongkara pun ada pd diri qt...!! Bukan hanya simbul dari pada keagungan hindu...!! Di dalam lontar di sebut taksu...!! Dn sifatNYA pun berubah2.. Sesuai dgn kemauan jiwa pemiliknya..!

Darno Wiranata Kusuma Wijaya:
‎(1) Gunung. Simbolisasi gunung berasal tradisi asli, bukan dari hindu atau budha. Gunung menyimbolkan laku, juga menyimbolkan perjalanan roh dalam kepercayaan jawa kuno, yg seperti diketahui, digunakan bentuknya dalam berbagi macam tradìsi kepercayaan dijawa.
seperti punden berundak (tradisi kuno), tumpeng (tradisi yg masih berlaku hingga kini), gunung dalam wayang (kayon) dan dalam lain-lain. jadi bentuk bangunan suci berupa punden berundak, merupakan bentuk bangunan asli.

Penggunaan unsur agama asli dalam candi HINDU dan BUDHA dapat dilihat misalnya pada pura besakih di bali dan borobudur dijawa.

Pura Besakih: terletak diatas gunung dan berteras pembagian ruang pada pura-pura dibali jaba- jaba tengah jero yg bernilai nista-madya-utama, juga merupakan pengaruh agama asli. Utama selalu lebih tinggi letaknya, merupakan simbolisasi laku, yaitu selalu menuju keutamaan.

Borobudur: Dibangun diatas bukit dan berteras (diambil dari bentuk punden berundak). Lubang-lubang pada stupa berbentuk belah ketupat(wajik) juga diambil dari tradisi nenek moyang. Simbolisasi dari peleburan dosa.

(2) sesajen/sesaji, yg merupakan ujud penghormatan kepada leluhur merupakan tradisi kejawen. Simbol gunung, sebagai tempat tinggal roh untuk sementara hidup, dan sesajen sebagai makanan persembahan bagi roh leluhur diwujudkan dalam tumpeng...(tumpeng▲gunung dan lauk pauknya ▲sesajen dan hingga kini dalam tradisi ritual kejawen, orang menggunakan tumpeng.

‎(3) Dupa, yg merupakan simbol dari penyampaian doa, berasal dari leluhur. Dupa diperkirakan sudah digunakan sebelum HINDU dan BUDHA masuk ke Jawa, sebab bahan baku dupa (serbuk kayu cendana dan getah pohon damar) berasal dari nusantara. Bahan-bahan tersebut kemudian dikenal oleh bangsa-bangsa lain setelah dibawa ke Asia dan Timur tengah oleh para pedagang.

‎(04) wayang, yg menjadi bagian dari ritual kejawen telah dikenal jauh sebelum Islam masuk ke nusantara/Indonesia. Buktinya, pertunjukan wayang sudah tertulis dalam prasasti Dyah Balitung th 899 M.

(05) Lakon wayang selalu diambil ceritanya dari kitab MAHABARATA yg merupakan kitab suci agama hindu, maupun RAMAYANA, yg merupakan epos india

(Memang tua mana, kitab mahabarata dan ramayana dengan wali9?)


(06) Semar yg merupakan simbol tuhan dalam tradisi jawa/indonesia asli. Karena dalam kitab HINDU maupun BUDHA tidak ditemukan tokoh semar. Kaum islam sekarang ini banyak mengaku-ngaku bahwa sunan Kali jaga-lah yg menciptakan tokoh semar. ''...kata mereka semar dari kata arab ''ismar'' ''wah sama kasusnya dengan jamus kalimasada yg diplesetkan menjadi kalimat sahadat.

















Tidak ada komentar:

Posting Komentar