Sabtu, 09 Juli 2011

Gundahku Malam Ini


"Bangun nak, bangun naaakk. Jangan tinggalkan ibu sendiri...." Ah, masih terngiang jeritan wanita tua itu, mencoba membangunkan tubuh kurus dan dingin anaknya yang telah meninggal dunia.

Tetangga kami meninggal dunia pagi ini pukul 10 karena penyakit komplikasi. Sudah hampir setahun dideritanya sakit dalam ini. Berkali keluar dan masuk rumah sakit, akhirnya dia menyerah kalah. Saat aku tiba di rumah mereka, kudapati ketiga anaknya duduk terdiam terpaku berurai air mata di samping tubuh ibunya yang terbujur kaku. Bapaknya juga sedang sakit, dan dalam perawatan di Sembung, Sempidi. Perawat dari salah satu rumah sakit terkemuka sedang menangani perawatan jenazah, mempersiapkan penyuntikan formalin.

Dua jam kemudian, Mbah dan Pekak, orang tua kandung tetangga kami ini, tiba dari desa Kekeran Singaraja. Betapa melelahkan bagi mereka di usia senja ini, harus mengendarai mobil sendiri, setelah mengetahui anaknya tercinta telah meninggal dunia, dan harus menempuh perjalanan ratusan km menuju Denpasar.

Hmmm, dalam kehidupan di dunia ini... Apa yang sesungguhnya kita cari? Jabatan? Status? Kesehatan? Usia panjang? Pendidikan? Bukankah... Suka duka, Lara pati, Sedikit banyak, hanya Tuhan yang mengaturnya. Kita hanya bertugas melalui setiap proses dengan sebaik mungkin.....

Keluarga ini, merupakan tipikal keluarga harmonis idaman para tetangga, panutan dari keluarga besar mereka. Namun, siapa yang bisa menolak takdir Tuhan? Musibah memporakporandakan keutuhan keluarga. Terpisah tinggal berjauhan.

Ah, tapi, inilah hidup dan segala pernak pernik kehidupan. Tuhan tentu memiliki rencana lain bagi keluarga ini. Semoga mereka tabah menghadapi dan menyelesaikan cobaan hidup.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar