Senin, 16 Mei 2011

Anak-anak



























Anak-anak ku terkasih, Wayan Adi Pratama. Lahir tahun 1996, 1 Juli, pada hari Bhayangkara, dia menjadi Sang Pangeran Sulung. Made Yudhawijaya, Sang Pangeran Bungsu, karena dia lahir tahun 2003, 15 Mei.

Minggu, 15 Mei 2011, pagi hari Yudha sudah mengeluarkan sepedanya untuk bersepeda ria bersama teman2 di perumahan kami. Mereka menuju Renon. Aku dan simbok pergi berbelanja ke pasar untuk kebutuhan rutin bagi sebuah rumah tangga seperti sebagaimana umumnya. Bapaknya anak-anak masih asyik dengan urusan kebun. Selesai dengan urusan rumah tangga, kulanjutkan dengan ngecek email. Well, selalu mengasyikkan duduk di depan komputer, membuka2 berbagai situs seperti yahoo messenger, chat dengan kakak dan adik2, bahkan emak nun jauh di pulau yang berbeda dengan ku, hingga dengan para sahabat. Aku bersyukur punya akses komputer dan internet tiada terbatas hingga bisa dipergunakan bersama, baik oleh anak2 dan suami, juga demi kepentingan ku. Aku juga bisa dan terbiasa bekerja sekaligus pada Blogspot, twitter, plurk, tagged, wayn, facebook, zorpia, koprol, netlog, yahoomail, browse data, dll.

Pukul 10 pagi, gantian Adi yang pergi ke sekolahnya. Kelompok SCC sekolahnya, SMANSA N Denpasar, merencanakan kegiatan Lomba. Mereka berkumpul untuk menyusun rencana penyampaian informasi kepada berbagai pihak yang berkepentingan, pembuatan brosur dan leaflet, pembagian tugas pemasaran. Rencananya, pukul 1 siang Adi akan pulang ke rumah membawa kue tart yang akan dia beli bagi adiknya. Setelah itu baru kami sekeluarga akan berkumpul bersama di rumah ipar di jalan Antasura. Mertua lelakiku ada disana, dan iparku akan melangsungkan upacara odalan hari ini.

Pukul 11.30 Yudha tiba, setelah mandi dan makan siang, dia tertidur dengan tenangnya bersama sang bapak. Hmmm, harus banyak bersabar menanti mereka.

Waktu menunjukkan pukul 13.30 tatkala akhirnya Yudha terjaga dari tidurnya. Sedang Adi masih di sekolah. Kuputuskan aku berangkat terlebih dahulu bersama Yudha ke jalan Antasura. Suami akan menanti hingga Adi tiba, dan berangkat bersama menyusul kami.

Ternyata... sungguh, kita sebagai manusia hanya bisa merencanakan segala sesuatu dengan seksama, namun hanya Sang Hyang Widhi yang punya kuasa.... Pukul 14.30 tiba di Antasura, ipar sudah selesai dengan odalannya. Suami tiba belakangan, selanjutnya, Adi anakku. Hmmm. C'est la Vie. Enjoy saja atas segala yang terjadi. Aktivitas berlanjut dengan bermain bersama, berkumpul dan bercerita, sebagaimana hebohnya keluarga besar yang berkumpul bersama. Mereka bermain di kolam lele milik iparku, membiarkan kakinya tersentuh air kolam, dan ikan lele berrenang di seputar kaki.

Ulang tahun Yudha tetap dilaksanakan. Adi keluar membeli roti cokelat dua bungkus. Diletakkannya kedua roti tersebut berjajar diatas sebuah talam. Lalu diambilnya sebuah roti bolu lungsuran banten odalan ipar, diremas di atas kedua roti cokelat hingga menjadi serpihan kecil. Dia dibantu oleh saudara sepupunya, Putu Diah, ponakanku. Diah mengupas sebuah apel dan pir lungsuran banten, mengirisnya dan meletakkan irisan apel tersebut di pinggir talam / baki. Adi lalu mengambil sebotol sirup strawberry merek marjan di dapur. Dia menuangkannya di atas hasil karya. 8 lilin kecil menghiasi bagian atas kue. Ah..... sungguh indah jadinya. Selesai sudah, kue ulang tahun hasil karya anak sulungku, bagi adiknya.

Anak-anak, tetaplah anak-anak. Takkan kupaksa anak-anakku tumbuh dan berkembang sesuai mauku. Namun sebagaimana emak-emak pada umumnya, tentu mengharapkan mereka jadi anak yang berbakti, berguna bagi diri sendiri dan orang lain, juga terberkati selalu....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar