Senin, 09 Mei 2011

Trsna Papa Buddhi


Nghing si trsna tikang manuwuhaken kalobhan,

tatan hana bhedanikang kalobhan lawan wuhaya,

ri kapwan krura anglemaken ring sangsara,

tumuwuh pwa ng kalobhan,

metu ta ng buddhi papa, ikang buddhipapa,

ya tekamangun adharma,

ikang adharma, ya ta phaladuhka,

niwandaning amukti lara prihati ika ta.

(Sarasamuccaya 458)

Cinta Tanpa Kecerdasan, hanya cinta nafsu dan emosi belaka...

Cinta itulah yang menumbuhkan keserakahan, tiada bedanya keserakahan itu dengan buaya, karena keduanya sama kejamnya menenggelamkan orang dalam kesengsaraan; munculnya keserakahan tentu melahirkan pikiran jahat, dari pikiran jahat memunculkan adharma, adharma menghasilkan duka kesedihan, inilah yang menyebabkan papa sengsara.

Siapapun di dunia ini, baik pria atau wanita memiliki resiko tinggi untuk 'tenggelam' dalam cinta yang sesat.

Trsna Papa Buddhi dalam pengertian ini tidak hanya menunjuk perasaan sepasang kekasih saja namun ia juga menunjuk perasaan yang melebihi kasih sayang yang dialami setiap manusia dengan manusia yang lain, tak terkecuali perasaan orang tua terhadap anaknya ataupun sebaliknya.

Trsna dalam bahasa Jawa Kuna dan tresna dalam bahasa Bali ataupun cinta (sesat) dalam bahasa Indonesia adalah sebuah perasaan yang berbahaya, yang menggiring manusia untuk jatuh dalam kebodohan atau pun pembodohan.

cinta tanpa hati nurani adalah bibit utama dan yang terkuat membelenggu manusia dalam kebodohan. Cinta seperti ini juga merangsang manusia untuk tenggelam dalam keserakahan dan memunculkan rasa memiliki atapun keakuan tanpa kompromi, ia pulalah yang menyebabkan manusia menyianyiakan hidupnya, cinta pulalah yang menyebabkan orang menyengsarakan yang lainnya.

http://rare-angon.blogspot.com/

Betapa..... Kuingin cintaku padamu adalah cinta abadi nan murni.... Universal Love.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar