Rabu, 25 Mei 2011

Seleksi wawancara PMDK STPNDB


Selasa, 23 Maret 2011. Aku terdaftar dalam susunan para dosen STPNDB yang harus mewawancarai para kandidat calon mahasiswa yang mendaftar melalui jalur Penulusuran Minat dan Bakat hari ini. Namun kemarin malam pak Made Suniastha, kepala suku kami di Program Studi Kajian Budaya S3 Universitas Udayana mengirim shot messaging service via mobile phone ku. Teman2 angkatan 2010, pagi ini pukul 8 kita harus mengikuti mata kuliah Kapita Selekta dari Doktor Mudana. Semua diwajibkan hadir, itu pesan dari bapaknya" demikian isi pesan singkat tersebut.

Hmmmm.
Hidup terkadang penuh dengan problema dan tantangan. Maka, dibutuhkan perjuangan dan semangat untuk menjalani ini semua. Terjaga pukul 5 pagi, aku bersiap untuk anak-anak yang sedang berjuang pula hadapi ujian akhir semester mereka. Adi terjaga dari tidurnya, mandi dan melanjutkan belajar. Yudha selesai mandi masih bersantai di tempat tidurnya. Ku persiapkan sarapan pagi dengan segelas susu dan roti bagi mereka, juga bekal nasi untuk dibawa ke sekolahnya. Suami membantu dengan merapikan isi kamar dan menyiram halaman mungil kami. Simbok tiba dari rumah sebelah dan mulai mempersiapkan bahan untuk dimasak bagi makanan kami sekeluarga.

Pukul 7 pagi, anak-anak berangkat menuju sekolah mereka. Aku juga bergegas ke kampus Pasca Sarjana di jalan Sudirman. Kuliah kami, S3 Kajian Budaya terletak di lantai 3. Ku parkir motor tercinta, Astrea 800, di depan gedung perpustakaan, dan segera bergabung dengan rekan-rekan kuliah lainnya. Ada Pak Agung Putra Pemayun, ada Bu Maria Mathildis Banda, ada Pak Cita, Pak Purana, Pak Pulumun, bu Ida Gemawati Monda, Bu Tejawati dari Unwar, Bu Suci, dan lain-lain.

Doktor Mudana tiba pukul 8 pagi. Kutemui dia, kujelaskan bahwa tidak bisa mengikuti perkuliahannya. Dan mohon kebijaksanaan untuk mendapatkan ijin meninggalkan ruang kuliah. Tentu tidak etis menjelaskan alasan kepentingan ini, karena dia bakal tersinggung jika lebih memilih kepentingan yang lain. Astungkara..... beliau mau mengerti. Padahal sudah sempat waswas, mengingat beliau kemarin sempat marah pada kelas kami. Hohoho.... Hidup adalah sebuah pilihan. Jika beliau marah juga, dan harus mendapat sanksi, ya mau bilang apa lagi. Kita tetap harus bertanggungjawab terhadap pilihan yang kita ambil, bukan?

Jadi teringat perjalanan perjuangan untuk menempuh pendidikan hingga ke jenjang ini. Banyak penjegalan, pandangan sinis, bahkan kurangnya dukungan dari rekan kerja sendiri. Hmmm, ingat karma saja deh. Jika ada orang yang ingin maju, kenapa harus dijegal? Jika kita bisa merangkum banyak pihak dan memberi motivasi pada orang lain, memberi kesempatan bagi mereka mewujudkan prestasi yang bisa mereka capai, bukankah, ini sama artinya dengan memelihara persahabatan dan kekeluargaan? Siapa bisa mengetahui dengan pasti perjalanan kita di masa depan? Mempersulit orang lain, sama dengan memelihara musuh, dan.... kita harus bersiap pula terhadap balas dendam. Bukan hanya untuk mecik manggis dan bermuka manis terhadap atasan atau para pejabat, namun terhadap mahasiswa dan orang kecil, bahkan orang yang tidak kita kenal sekalipun..... berusaha untuk menanam karma baik.

Well....
Pukul 8.15 pagi. Selesai di kampus Sudirman, sekarang saatnya menuju kampus Nusa Dua. Wawancara terhadap calon mahasiswa dijadwalkan berlangsung pukul 9 pagi. Namun mereka harus berkumpul dahulu untuk mendapatkan penjelasan program di Genitri lantai satu, agar benar-benar sungguh paham dan tidak salah arah karena pilihan jurusan yang tidak sesuai nantinya. Setelah itu baru mereka menuju ke ruang yang telah ditetapkan untuk mengikuti wawancara. Aku terjadwal di Genitri lantai 2, ruang GB 203. Melakukan wawancara terhadap calon mahasiswa dari jalur PMDK ini bersama pak IB Widana dan Pak Tonsen.

Dan.... 30 menit berhasil kutembus dengan naik motor dari Sudirman menuju Nusa Dua naik motor dengan kecepatan 70 hingga 100 km per jam. Tiba di ruang Administrasi Perhotelan, waktu menunjukkan pukul 8.45. Masih cukup waktu buat mengecek email, juga memeriksa skripsi dari mahasiswa yang kubimbing. Kemudian bergegas menuju ruang wawancara. Kulihat daftar peserta. Woooww, 20 orang kandidat. Wah wah wah... alamat baru selesai sore hari nih. Tetap Swaha dan astungkara deh...... hehehe.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar